Senin, 02 Juli 2012

Judi dilarang

LARANGAN BERJUDI


A=WmaR d¢Vy" ²izimT²zSv ivÑae rmSv bhu mNyman" - 

t] gav" iktv t] jaya tNme iv cìe sivtaymyR" --

Akûair mà dìvyaá kåûimitkåûasva vitte ramasva bahu manyamànaá.
Tatra gàvaá kitava tatra jàyà tanme vi caûþe savitàyamaryaá.
(Ågveda:10.34.13)
Wahai manusia! Kartu judi (akûair), jangan (mà), bermain (dìvyaá), jadilah petani (kåûimitkåûasva), di sana banyak (bahu), beruntung (manyamànaá), di sana (tatra), sapi binatang peliharaanmu (gàvaá), penjudi (kitava), di sana (tatra), istri (jàyà), demikian (tan), kepada saya (me), katakan (ve caûþe), oleh Dewa Savità (savitàyamaryaá)

’Wahai penjudi jangan bermain judi, lebih baik menjadi petani, di sanalah kekayaan berlimpah ruah, di sanalah sapi peliharaanmu, di sanalah kebahagiaan istrimu, demikian dikatakan oleh Dewa Savità’.

Dalam mantra tersebut pertama-tama dijelaskan bahwa bermain judi tidak baik bagi siapa pun, karena seorang penjudi bisa menjual habis segala miliknya dan hanya akan membuatnya hutang. Dalam masyarakat, keluarga si penjudi tidak akan mempunyai kehormatan, dan kurang disukai. 

Judi membuat manusia malas bekerja, pada waktu main judi manusia lupa segalanya, hilang kesadaran, dan akan mempergunakan segala cara untuk mendapatkan uang untuk berjudi. Bahkan, kejahatan pun mereka lakukan, seperti mencuri, merampok, dan sebagainya. Padahal jika tertangkap mereka bisa masuk penjara.

Para penjudi disarankan agar kembali mengolah tanah dan menjadi petani yang rajin karena hasil pertanian bisa mencukupi kebutuhan hidup sepanjang hal itu merupakan hasil kerja keras. Dijelaskan dalam Veda bahwa pekerjaan petani adalah sangat utama. Hasil pertanian bisa memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. 

Melalui kata gàva dijelaskan bahwa seorang petani boleh juga memelihara sapi untuk mendapatkan susu sapi. Sapi dianggap binatang paling suci dalam agama Hindu, bahkan diumpamakan sebagai ibu. Kata Jàyà artinya istri. Istri seorang penjudi selalu merasa sedih melihat keadaan rumah tangganya dan merasa malu kepada para tetangganya. 

Dalam mantra itu disebutkan jika seorang penjudi bisa kembali menjadi seorang petani yang rajin, maka istrinya akan merasa sangat senang dan ikut bekerja keras membantu suaminya. Rumah tang-ganya akan kembali menjadi "hidup" setelah sekian lama "mati" tenggelam dalam dunia perjudian.

Pada akhir mantra itu dijelaskan bahwa hal tersebut dikatakan oleh Dewa Savità. Dewa Savità (Sùrya) adalah dewa pemberi rezeki karena Beliau memberikan pesan bagi setiap orang agar bangun pagi-pagi dan melaksanakan kewajiban. Kegelapan bagi si penjudi akan hilang pada waktu matahari terbit dan cahaya muncul. Jika perintah tersebut dituruti oleh si penjudi dia akan mendapatkan kebahagiaan. Bermain judi tidak hanya dilarang oleh Veda tetapi juga perbuatan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar