Selasa, 03 Juli 2012

Jatakarma Samskara

JÀTAKARMA SAÝSKÀRA


}yayuz' jmdg{e" kXypSy }yayuzm( - 

yÖevezu }yayuz' tn{o_AStu }yayuzm( --



Tryàyuûaý jamadagneá kaúyapasya tryàyuûam,
Yaddeveûu tryàyuûaý tanno 'astu tryàyuûam.
(Yajurveda: 3.62)
Semoga kami (nah) mendapatkan (astu) umur yang panjang tiga kali lebih (tràyuûam) dibandingkan dengan seorang yang melaksanakan yajña (ràyuûam jamdagneá), seorang petani (kaúyapasya tràyuûam), dan seseorang yang mempunyai sifat-sifat kedewataan (yaddeveûu tràyuûam) seperti mereka mendapatkan umur yang panjang, demikian juga kami sekeluarga semoga mendapat-kan umur yang lebih panjang dari mereka.

Semoga kami memperoleh umur panjang tiga kali lebih panjang dari orang yang melakukan yajña, dari petani, dan dari seseorang yang memiliki sifat-sifat kedewataan. Seperti mereka yang mendapatkan umur panjang, demikian pula kami juga mendapatkan umur yang lebih panjang tiga kali lipat dari mereka’.

Garbhadhana, Sìmantonayana, dan Puòsavana Saýskàra dilakukan pada waktu bayi berada dalam kandungan ibu dan ketiga upacara ini disebut prenatal. Sedangkan saýskàra keempat, yaitu Jàtakarma dilakukan setelah bayi lahir ke dunia ini. Sebelum bayi lahir, ibu dan faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap bayi. Tetapi setelah bayi lahir, lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap bayi. Jàtakarma, berarti setelah bayi lahir perlu dilakukan beberapa hal supaya anak yang lahir ke dunia ini mendapat lingkungan yang baik hingga menjadi manusia yang baik pula. 

Setelah lahir, muka dan hidung bayi perlu dibersihkan supaya dia bisa menerima air susu ibunya dengan baik. Dalam Suúruta dikatakan bahwa dalam upacara tersebut ibu dan ayah bayi tersebut sebenarnya menulis AUÝ di atas lidah bayinya dengan madu, yang berarti semoga bayi mengingat dan mengucapkan kata-kata AUÝ. Setelah itu, ibu dan ayah bayi dalam upacara tersebut perlu mengucapkan kata-kata AUÝ, "vedo asi" di telinga bayi yang berarti namamu adalah Veda

Dengan demikian ibu dan ayah memberikan nama Veda. Yang dimaksud di sini adalah supaya anak memiliki pengetahuan melalui Veda, selalu mendengarkan dan mengikuti ajaran Veda. Tujuan menulis "Oýkàra" pada lidah bayi dan mengucapkan "vedo asi" di telinga bayi adalah supaya anak tidak terlalu terpengaruh oleh sifat-sifat duniawi dan menuju kebenaran atau lebih mengutamakan kehidupan spiritual.

Pada waktu menulis "Oýkàra" di atas lidah bayi perlu diucapkan mantra dari Àúvalàyana Gåhasùtra, sebagai berikut:  
Oý prate dadàmi madhuno ghåtasya vedam savitrà prasutam maghonàm àyusmàn gupto devatabhih úatam jiva sarado loke asmin (Àúvalàyana Gåha-sùtra:1.15.1)
Artinya adalah: Kami meneteskan manu madu dan mentega yang semuanya disiapkan oleh raja kekayaan, yaitu Tuhan. Dengan mengetahui hal itu, semoga kamu hidup di dunia ini selama seratus tahun’. 

Yang dimaksud di sini ialah tetesan madu, mentega dan tulisan "Oýkàra" sekaligus memperkenalkan makanan dan minuman supaya anak yang baru lahir tersebut bisa hidup sehat dan dengan makanan yang sàttvika dia dapat hidup seratus tahun tanpa mendapat penyakit. Dalam mantra Brahmana dikatakan bahwa madu dan mentega adalah makanan yang merupakan kehidupan dan amåta

Mantra yang perlu diucapkan untuk keselamatan ibu adalah: 
Oý idàsi maitràvaruói vìre viramajijanathàá sàtvam vìravati bhava yàsman viravatoakarat (Paraskar Gåhasùtra.1.16.19). 
Artinya adalah: Semoga kamu memiliki budi seperti Deva Mitra dan Varuóa, semoga kamu selalu melahirkan anak yang sehat untuk melanjutkan keturunan yang baik. 

Dalam Jàtakarma Saýskàra, ibu sebelum memberikan susu kepada bayinya perlu mengucapkan mantra berikut: 
Oý imaý stanamùrjas vantaý dhayàpàý prapìna magne sarirasya madhye, utsañ juûasva madhu mantamarvant­samudriyaý sadanamà viúasva (Yajurveda. 17.87).  
Artinya adalah "Oh anakku, minumlah susu ibu ini yang penuh dengan energi dan kekuatan"
Dalam Àyurveda dikatakan anak yang mendapatkan air susu ibu akan tumbuh dengan baik dan sehat, karena air susu ibu adalah makanan yang paling baik untuk kesehatan bayi. 

Setelah selesai upacara perlu diucapkan mantra dari Atharvaveda oleh keluarga sebagai berikut  
Oý vivasvànno abhayam kåóotu yaá sutràmà jìradànuá sudànuá, iheme vìrà bahavo bhavantu gomadaúvavan mayyastu puûþam. (Atharvaveda:18.3.61). 
Artinya: Semoga Tuhan memberikan perlindungan, memberikan kehidupan, memberikan segala-galanya, menjauhkan kita dari kegelapan, Tuhan seperti itu memberikan abhayam (tanpa ketakutan) dan di rumah ini selalu lahir putra yang baik dan binatang-binatang terpelihara, dan selalu mendapatkan perlindungan.
Dengan demikian dalam jàtakarma saýskàra dimohon kepada Tuhan semoga anak yang lahir mendapat umur panjang. Dalam mantra di atas, seperti seorang pelaksana yajña selalu mendapat umur panjang, demikian pula seorang petani yang bekerja keras untuk menghasilkan kebutuhan manusia (oleh karena itu petani disebut ayahnya makanan). Petani sangat mendapat kehormatan dalam Veda

Setelah pelaksana yajña dan petani, yang ketiga adalah seorang yang memiliki sifat-sifat kedewataan. Menurut Veda, ketiga orang tersebut selalu akan mendapatkan kedamaian dan mendapatkan umur panjang. Demikian juga, dengan pelaksanaan jàtakarma saýskàra dimohon kepada Tuhan semoga anak yang lahir mengikuti ketiga orang tersebut dan hidupnya semoga lebih panjang dari mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar