JÀTAKARMA SAÝSKÀRA
}yayuz' jmdg{e" kXypSy }yayuzm( -
yÖevezu }yayuz'
tn{o_AStu }yayuzm( --
Tryàyuûaý
jamadagneá kaúyapasya tryàyuûam,
Yaddeveûu tryàyuûaý tanno 'astu tryàyuûam.
(Yajurveda: 3.62)
Semoga
kami (nah) mendapatkan (astu) umur yang panjang tiga kali lebih (tràyuûam)
dibandingkan dengan seorang yang melaksanakan yajña (ràyuûam
jamdagneá), seorang petani (kaúyapasya tràyuûam), dan seseorang yang
mempunyai sifat-sifat kedewataan (yaddeveûu tràyuûam) seperti mereka
mendapatkan umur yang panjang, demikian juga kami sekeluarga semoga
mendapat-kan umur yang lebih panjang dari mereka.
Semoga
kami memperoleh umur panjang tiga kali lebih panjang dari orang yang melakukan yajña,
dari petani, dan dari seseorang yang memiliki sifat-sifat kedewataan. Seperti
mereka yang mendapatkan umur panjang, demikian pula kami juga mendapatkan umur
yang lebih panjang tiga kali lipat dari mereka’.
Garbhadhana, Sìmantonayana,
dan Puòsavana Saýskàra dilakukan pada waktu bayi berada dalam kandungan
ibu dan ketiga upacara ini disebut prenatal. Sedangkan saýskàra keempat,
yaitu Jàtakarma dilakukan setelah bayi lahir ke dunia ini. Sebelum bayi
lahir, ibu dan faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap bayi. Tetapi
setelah bayi lahir, lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap bayi. Jàtakarma,
berarti setelah bayi lahir perlu dilakukan beberapa hal supaya anak yang lahir
ke dunia ini mendapat lingkungan yang baik hingga menjadi manusia yang baik
pula.
Setelah lahir, muka dan hidung bayi perlu dibersihkan supaya
dia bisa menerima air susu ibunya dengan baik. Dalam Suúruta dikatakan
bahwa dalam upacara tersebut ibu dan ayah bayi tersebut sebenarnya menulis AUÝ
di atas lidah bayinya dengan madu, yang berarti semoga bayi mengingat dan
mengucapkan kata-kata AUÝ. Setelah itu, ibu dan ayah bayi dalam upacara
tersebut perlu mengucapkan kata-kata AUÝ, "vedo asi" di
telinga bayi yang berarti namamu adalah Veda.
Dengan demikian ibu dan
ayah memberikan nama Veda. Yang dimaksud di sini adalah supaya anak
memiliki pengetahuan melalui Veda, selalu mendengarkan dan mengikuti
ajaran Veda. Tujuan menulis "Oýkàra" pada lidah bayi
dan mengucapkan "vedo asi" di telinga bayi
adalah supaya anak tidak terlalu terpengaruh oleh sifat-sifat duniawi dan
menuju kebenaran atau lebih mengutamakan kehidupan spiritual.
Pada waktu menulis "Oýkàra" di atas
lidah bayi perlu diucapkan mantra dari Àúvalàyana Gåhasùtra, sebagai
berikut:
Oý prate dadàmi madhuno ghåtasya vedam savitrà prasutam maghonàm àyusmàn gupto devatabhih úatam jiva sarado loke asmin (Àúvalàyana Gåha-sùtra:1.15.1).
Artinya adalah: Kami meneteskan manu madu dan mentega yang semuanya disiapkan oleh raja kekayaan, yaitu Tuhan. Dengan mengetahui hal itu, semoga kamu hidup di dunia ini selama seratus tahun’.
Yang dimaksud di sini ialah tetesan madu, mentega
dan tulisan "Oýkàra" sekaligus memperkenalkan makanan dan
minuman supaya anak yang baru lahir tersebut bisa hidup sehat dan dengan makanan
yang sàttvika dia dapat hidup seratus tahun tanpa mendapat penyakit.
Dalam mantra Brahmana dikatakan bahwa madu dan mentega adalah makanan yang
merupakan kehidupan dan amåta.
Mantra yang perlu diucapkan untuk keselamatan ibu adalah:
Oý idàsi maitràvaruói vìre viramajijanathàá sàtvam vìravati bhava yàsman viravatoakarat (Paraskar Gåhasùtra.1.16.19).
Artinya adalah: Semoga kamu memiliki budi seperti Deva Mitra dan Varuóa, semoga kamu selalu melahirkan anak yang sehat untuk melanjutkan keturunan yang baik.
Dalam Jàtakarma Saýskàra, ibu sebelum memberikan susu kepada bayinya
perlu mengucapkan mantra berikut:
Oý imaý stanamùrjas vantaý dhayàpàý prapìna magne sarirasya madhye, utsañ juûasva madhu mantamarvantsamudriyaý sadanamà viúasva (Yajurveda. 17.87).Dalam Àyurveda dikatakan anak yang mendapatkan air susu ibu akan tumbuh dengan baik dan sehat, karena air susu ibu adalah makanan yang paling baik untuk kesehatan bayi.
Artinya adalah "Oh anakku, minumlah susu ibu ini yang penuh dengan energi dan kekuatan".
Setelah selesai upacara perlu diucapkan mantra dari Atharvaveda
oleh keluarga sebagai berikut
Oý vivasvànno abhayam kåóotu yaá sutràmà jìradànuá sudànuá, iheme vìrà bahavo bhavantu gomadaúvavan mayyastu puûþam. (Atharvaveda:18.3.61).Artinya: Semoga Tuhan memberikan perlindungan, memberikan kehidupan, memberikan segala-galanya, menjauhkan kita dari kegelapan, Tuhan seperti itu memberikan abhayam (tanpa ketakutan) dan di rumah ini selalu lahir putra yang baik dan binatang-binatang terpelihara, dan selalu mendapatkan perlindungan.
Dengan demikian dalam jàtakarma saýskàra dimohon
kepada Tuhan semoga anak yang lahir mendapat umur panjang. Dalam mantra di
atas, seperti seorang pelaksana yajña selalu mendapat umur panjang,
demikian pula seorang petani yang bekerja keras untuk menghasilkan kebutuhan
manusia (oleh karena itu petani disebut ayahnya makanan). Petani sangat
mendapat kehormatan dalam Veda.
Setelah pelaksana yajña dan
petani, yang ketiga adalah seorang yang memiliki sifat-sifat kedewataan.
Menurut Veda, ketiga orang tersebut selalu akan mendapatkan kedamaian
dan mendapatkan umur panjang. Demikian juga, dengan pelaksanaan jàtakarma
saýskàra dimohon kepada Tuhan semoga anak yang lahir mengikuti ketiga orang
tersebut dan hidupnya semoga lebih panjang dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar