IBU PÅTHIVÌ
.Ume matinR /eih ma .d–ya sup[itiîtm( -
s'ivdana idva
kve iè[ya' ma /ih .UTyam( --
Bhùme
màtarni dhehi mà bhadrayà supratiûþhitam,
Saývidànà divà kave úriyàý mà dhehi bhùtyàm.
(Atharvaveda: 12.1.63.)
Ibu
Påthivì (bhùme màtar) dengan kepastian (ni) menstabilkan (supratiûþhitam)
kami (mà) dalam kekayaan (bhadrayà). Ibu Påthivì yang mempunyai
hubungan dengan surga (saývidànà divà kave) berikanlah (dhehi)
kekayaan (úriyàm) kepada kami (mà) dan kemakmuran (bhùtyàm).
"Oh
Ibu Pertiwi, dengan penuh kepastian sempurnakanlah kekayaan kami. Oh Ibu
Pertiwi, yang berhubungan dengan surga, berikanlah kekayaan dan kemakmuran
kepada kami."
Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang disebut Bhùmi
Sùkta. Dalam Bhùmi terdapat 63 mantra yang diterima oleh Åûi
Atharva, yang isinya mengenai påthivì. Mantra-mantra tersebut
biasanya diucapkan dalam penyucian bumi. Dalam Veda, bumi dianggap
sebagai ibu karena Ibu Påthivìlah yang memberikan makanan dan lain-lain
supaya manusia bisa hidup dan pada waktu meninggal Ibu Påthivì menerima
kembali.
Dalam Sùkta tersebut juga dijelaskan bahwa Ibu Påthivì tanpa
memandang ras dan agama memberikan perlindungan kepada setiap manusia: janam bibhratì
bahudhà vivàcasaý nànàdharmàóaý påthivì yathaukasam, ... (Atharvaveda: 12.1.45). artinya "Semoga
kepercayaan masing-masing agama tinggal dalam keharmonisan di bumi ini".
Di sini bisa dilihat, bagaimana pandangan Veda terhadap agama-agama
lain. Dalam sùkta tersebut juga dimohon supaya kita dilindungi oleh Ibu Påthivì
dalam perjalanan di darat. Ye te panthàno bahavo.... (Atharvaveda: 12.1.47).
Dalam Veda juga dikatakan bahwa Ibu Påthivì-lah
yang membe-rikan kedamaian dan kebahagian seperti amåta bagi semua
orang. Dalam kesusastraan Sansekerta disebutkan sebelum dilaksanakan suatu
kegiatan, selalu dilakukan Bhùmi Pujan, yang berarti ’hormat kepada Ibu
Påthivì’. Dalam Veda juga disebutkan Ibu Påthivì-lah yang
menyempurnakan keinginan-keinginan manusia. Untuk itu, di dalam Veda terdapat
mantra yang menjelaskan agar Ibu Påthivì memberikan tempat kepada kita,
membebaskan kita dari segala penyakit dan memberi umur panjang, dan manusia
selalu hormat kepada Ibu Påthivì
Upasthàste anamìvà
ayakûmà asmabhyaý .... (Atharvaveda:
12.1.62). Dalam mantra tersebut dimohon supaya kita mendapatkan kekayaan di
bumi ini dan kekayaan di sini berarti kekayaan yang datang dari hasil kerja
keras. Diharapkan, kita mendapatkan anugerah dari Ibu Påthivì. Ibu Påthivì
menghasilkan segala sesuatu yang cukup untuk memenuhi keperluan setiap manusia,
tetapi bukan untuk memenuhi keinginan manusia yang rakus. Kekayaan yang kita
dapatkan tidak hanya untuk sementara. Justru kekayaan yang kita inginkan adalah
kekayaan yang stabil.
Sebenarnya dalam bahasa Sansekerta kata "Lakûmì"
adalah kata untuk kekayaan. Terdapat sebuah cerita dalam puràóa, bahwa
pada waktu deva dan raksasa melakukan Samudramanthana, terdapat
empat belas Mahàratna. Mahàratna, berarti 'lebih berharga dari
emas'. Salah satu di antaranya adalah lakûmì.
Pada waktu muncul dari
samudra, Lakûmì membawa 14 macam sifat dalam dirinya. Sifat-sifat
tersebut di antaranya kedamaian, kesejukan, kesedihan, ketakutan. Lakûmì mempunyai
sifat-sifat yang berbeda, Lakûmì di satu sisi memberikan kesejukan
karena sifat tersebut diambil dari sifat bulan dan di sisi yang lain juga
memberikan ketidaktenangan, yaitu sifat dari sùrya.
Jika Lakûmì
tidak ada maka manusia mendapatkan ketidaktenangan. Melihat hal demikian dalam Veda
dimohon supaya sifat Lakûmì yang begitu berbeda tidak mempengaruhi
sifat-sifat yang membuat kita tidak enak. Untuk itu dimohon kepada Ibu Påthivì
agar kita distabilkan dalam kekayaan, sehingga kita tidak terpengaruh dengan
sifat-sifat ketidaktenangan Lakûmì tersebut. Jika hal itu terjadi, kita
akan dapat hidup tenang dan damai di bumi ini dalam kandungan Ibu Påthivì.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar