Senin, 02 Juli 2012

Ibu Pertiwi

IBU PÅTHIVÌ


.Ume matinR /eih ma .d–ya sup[itiîtm( - 

s'ivdana idva kve iè[ya' ma /ih .UTyam( --

Bhùme màtarni dhehi mà bhadrayà supratiûþhitam,
Saývidànà divà kave úriyàý mà dhehi bhùtyàm.
(Atharvaveda: 12.1.63.)
Ibu Påthivì (bhùme màtar) dengan kepastian (ni) menstabilkan (supratiûþhitam) kami () dalam kekayaan (bhadrayà). Ibu Påthivì yang mempunyai hubungan dengan surga (saývidànà divà kave) berikanlah (dhehi) kekayaan (úriyàm) kepada kami () dan kemakmuran (bhùtyàm).

"Oh Ibu Pertiwi, dengan penuh kepastian sempurnakanlah kekayaan kami. Oh Ibu Pertiwi, yang berhubungan dengan surga, berikanlah kekayaan dan kemakmuran kepada kami."

Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang disebut Bhùmi Sùkta. Dalam Bhùmi terdapat 63 mantra yang diterima oleh Åûi Atharva, yang isinya mengenai påthivì. Mantra-mantra tersebut biasanya diucapkan dalam penyucian bumi. Dalam Veda, bumi dianggap sebagai ibu karena Ibu Påthivì­lah yang memberikan makanan dan lain-lain supaya manusia bisa hidup dan pada waktu meninggal Ibu Påthivì menerima kembali. 

Dalam Sùkta tersebut juga dijelaskan bahwa Ibu Påthivì tanpa memandang ras dan agama memberikan perlindungan kepada setiap manusia: janam bibhratì bahudhà vivàcasaý nànàdharmàóaý påthivì yathaukasam, ... (Atharvaveda: 12.1.45). artinya "Semoga kepercayaan masing-masing agama tinggal dalam keharmonisan di bumi ini". Di sini bisa dilihat, bagaimana pandangan Veda terhadap agama-agama lain. Dalam sùkta tersebut juga dimohon supaya kita dilindungi oleh Ibu Påthivì dalam perjalanan di darat. Ye te panthàno bahavo.... (Atharvaveda: 12.1.47).

Dalam Veda juga dikatakan bahwa Ibu Påthivì-lah yang membe-rikan kedamaian dan kebahagian seperti amåta bagi semua orang. Dalam kesusastraan Sansekerta disebutkan sebelum dilaksanakan suatu kegiatan, selalu dilakukan Bhùmi Pujan, yang berarti ’hormat kepada Ibu Påthivì’. Dalam Veda juga disebutkan Ibu Påthivì-lah yang menyempurnakan keinginan-keinginan manusia. Untuk itu, di dalam Veda terdapat mantra yang menjelaskan agar Ibu Påthivì memberikan tempat kepada kita, membebaskan kita dari segala penyakit dan memberi umur panjang, dan manusia selalu hormat kepada Ibu Påthivì

Upasthàste anamìvà ayakûmà asmabhyaý .... (Atharvaveda: 12.1.62). Dalam mantra tersebut dimohon supaya kita mendapatkan kekayaan di bumi ini dan kekayaan di sini berarti kekayaan yang datang dari hasil kerja keras. Diharapkan, kita mendapatkan anugerah dari Ibu Påthivì. Ibu Påthivì menghasilkan segala sesuatu yang cukup untuk memenuhi keperluan setiap manusia, tetapi bukan untuk memenuhi keinginan manusia yang rakus. Kekayaan yang kita dapatkan tidak hanya untuk sementara. Justru kekayaan yang kita inginkan adalah kekayaan yang stabil. 

Sebenarnya dalam bahasa Sansekerta kata "Lakûmì" adalah kata untuk kekayaan. Terdapat sebuah cerita dalam puràóa, bahwa pada waktu deva dan raksasa melakukan Samudramanthana, terdapat empat belas Mahàratna. Mahàratna, berarti 'lebih berharga dari emas'. Salah satu di antaranya adalah lakûmì

Pada waktu muncul dari samudra, Lakûmì membawa 14 macam sifat dalam dirinya. Sifat-sifat tersebut di antaranya kedamaian, kesejukan, kesedihan, ketakutan. Lakûmì mempunyai sifat-sifat yang berbeda, Lakûmì di satu sisi memberikan kesejukan karena sifat tersebut diambil dari sifat bulan dan di sisi yang lain juga memberikan ketidaktenangan, yaitu sifat dari sùrya

Jika Lakûmì tidak ada maka manusia mendapatkan ketidaktenangan. Melihat hal demikian dalam Veda dimohon supaya sifat Lakûmì yang begitu berbeda tidak mempengaruhi sifat-sifat yang membuat kita tidak enak. Untuk itu dimohon kepada Ibu Påthivì agar kita distabilkan dalam kekayaan, sehingga kita tidak terpengaruh dengan sifat-sifat ketidaktenangan Lakûmì tersebut. Jika hal itu terjadi, kita akan dapat hidup tenang dan damai di bumi ini dalam kandungan Ibu Påthivì.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar