CATUR VARÓA
¤å tdSy yÜWXy" pÙ)a' xud–o Ajayt --
Ùrù tadasya yad vaiúyaá padbhyàý úùdro ajàyata.
( Ågveda: 10.90.12)
Brahmana
(bràhmaóo) adalah (àsid) lahir dari wajah-Nya (asya mukham),
kûatriya (ràjanyaá) lahir dari kedua tangan (bàhu), vaiúya (vaiúyaá)
lahir dari perut dan paha, dan dari kedua kaki (padbhyàý) úùdra (úùdro)
dilahirkan (ajàyata).
’Bràhmaóa
lahir dari wajahnya Tuhan, dan kûatriya lahir dari kedua bahu-Nya, vaiúya
dilahirkan melalui perut-Nya dan dari kaki-Nya lahirlah úùdra’.
Mantra tersebut berasal dari Puruûa Sùkta dalam Ågveda
yang sangat terkenal, yang membahas tentang kosmik yajña yang
dilakukan oleh Puruûa (Tuhan). Setelah dunia diciptakan melalui kosmik
yajña, catur varóa dibuat untuk membagi tugas setiap orang supaya
masya-rakat lebih berbudaya dan teratur.
Dalam Puruûa Sùkta dijelaskan bahwa Puruûa (Tuhan)
mempunyai ribuan kepala, mata, dan kaki. Melalui sepuluh jari kaki Puruûa cipta-an-Nya
menyebar di seluruh bumi. Dunia hanyalah seperempat dari ciptaan Puruûa,
tiga perempat bagian lainnya ada di surga.
Kosmik yajña melahirkan Veda, manusia, binatang
maupun catur varóa, yaitu: bràhmaóa, kûatriya, vaiúya dan úùdra.
Kepala, di mana terletak pikiran, merupakan simbol bràhmaóa. Siapapun yang bekerja dengan lebih banyak menggunakan pikiran (seperti guru, peneliti, para pakar) dapat disebut bràhmaóa.
Kûatriya disimbolkan dengan bahu/tangan. Karena pada bahu terdapat kekuatan, siapa saja yang bekerja dengan menggunakan kekuatan (contohnya tentara) akan disebut kûatriya.
Varóa ketiga adalah vaiúya yang disimbolkan dengan perut dan paha.
Disimbolkan dengan kaki yang selalu melayani anggota badan manusia yang lain, úùdra dianggap tidak bisa berpikir, tidak dapat melindungi orang lain, dan tidak bisa mencari kekayaan, serta hanya akan melayani orang lain.
Hal itu bukan berarti úùdra rendah kedudukannya karena
keempat varóa saling mengisi satu sama lain. Secara filosofis manusia
sebenar-nya merupakan simbol keempat varóa, yaitu kepala (brahman),
bahu (kûatriya), perut (vaiúya), dan kaki (úùdra). Jadi,
jangan menganggap bràhmaóa lebih tinggi atau úùdra lebih rendah dari
yang lain.
Melalui mantra di atas, Veda menjelaskan bahwa semua varóa
adalah sama dan varóa setiap orang ditentukan berdasarkan
pekerja-annya. Tidak ada satu pun mantra dalam Veda yang menyebutkan
bahwa varóa manusia ditentukan berdasarkan kelahirannya. Åûi Manu
mengatakan "janmanà
jàyate úùdra sanskàrat dvija ucyate",
yang berarti semua orang adalah úùdra saat dilahirkan, namun akan
disebut bràhmaóa, kûatriya, vaiúya atau úùdra berdasarkan
profesinya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar