Senin, 02 Juli 2012

Awatara

AVATÀRA


p[japitérit g/eR_ANtrjaymano bhu/a ivjayte - 

tSyyoin' pirpXyiNt /¢raStiSmnh tSqu.uRvnain ivëa --

Prajàpatiúcarati garbhe 'antarajàyamàno bahudhà vijàyate,
Tasyayoniý paripaúyanti dhìràstasminha tasthur bhuvanàni viúvà.
(Yajurveda: 31.19)
Tuhan tidak pernah lahir (ajàyamànam) ayahnya seluruh manusia (prajàpati) yang tinggal di dalam àtmanya manusia (garbhe antaúcarati) dan dengan aneka jenis (bahudhà) menciptakan dunia (vijàyate). Para yogi yang melaksanakan yoga (dhiràá) mengetahui (tasyayonim) dan melihatnya (paripaúyanti) segala loka-loka (viúvà bhuvanàni) tinggal di dalam Tuhan (tasthur).

Tuhan tidak pernah terlahirkan. Ia merupakan Ayah alam semesta. Ia tinggal di dalam àtma-nya manusia. Ia dengan berbagai macam cara menciptakan dunia ini. Para yogi mengetahui dan melihatnya di semua loka. Namun semua loka tersebut berada di dalam-Nya’.

Dalam mantra tersebut dibahas tentang konsep avatàra. Ada pendapat yang datang terutama dari Puràóa, bahwa Tuhan memiliki avatàra, yaitu Tuhan lahir ke dunia dengan wujud berbeda-beda untuk menyelamatkan umat manusia. 

Banyak orang salah pengertian dengan konsep avatàra yang selalu dikaitkan dengan Tuhan. Avatàra berarti yang melindungi dan membawa dari kegelapan menuju kesempurnaan. Konsep avatàra juga berkaitan dengan dua jenis cara pandang terhadap Tuhan, yaitu saguóa dan nirguóa. Para pengikut paham saguóa memperso-nifikasikan Tuhan dengan suatu wujud atau mempunyai sifat-sifat tertentu. Sedangkan bagi para pengikut paham nirguóa, Tuhan tidak mempu-nyai wujud dan jauh dari segala jenis kebahagiaan dan kesedihan duniawi. 

Dalam Veda, konsep avatàra tidak ada. Seperti dalam mantra tersebut terdapat kata-kata "ajàyamano", atau Tuhan tidak pernah lahir. Jadi, untuk sesuatu yang tidak pernah lahir, jelas kematiannya pun tidak pernah ada. Hal itu juga dibahas dalam Yajurveda: 40.8, dengan mantra sa paryagàcchukramakayam. Di sini terdapat kata 'Akayam' yang berarti 'tanpa badan'. Contoh lain dalam Yajurveda: 22-3 adalah mantra na tasya pratima asti, yang berarti Tuhan tidak memiliki wujud. Selain itu, ratusan mantra Veda membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah lahir dan tidak pernah mati. Dia itu kekal. 

Avatàra sebenarnya berkaitan dengan manusia yang lahir dan mati. Demikian pula, manusia sesuai dengan karma-nya lahir sebagai avatàra dengan bentuk lain. Konsep avatàra, walaupun dalam Puràóa dibenarkan tetapi dalam Veda tidak. Sekarang tergantung kita, apakah menerima ajaran Veda atau Puràóa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar