Kamis, 14 Juni 2012

psikologi cinta

Definisi Cinta

Disiplin punya makna suatu evolusi spiritualitas manusia. Kita akan mempelajari apa yang terletak di balik kata disiplin — apa yang menjadi motif, energi suatu disiplin. Saya meyakini kekuatan cinta. Saya sadar, mempelajari cinta berarti kita akan memulai dengan misteri. Kita akan belajar sesuatu yang tidak terajarkan, dan mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Cinta adalah sesuatu yang terlalu luas dan terlalu mendalam untuk benar-benar dipahami atau diukur atau dibatasi dengan kata-kata. 

Saya tidak akan menulisnya demikian jika saya tidak meyakini pada suatu upaya untuk memberikan suatu nilai atau makna, tetapi tidak peduli pada seberapa bernilainya, kita mulai dengan suatu pengetahuan tertentu yang pasti bahwa upaya tersebut akan menjadi sesuatu yang tidak sepadan pada beberapa kasus tertentu.

Sebuah akibat dari kemisteriusan cinta adalah, tidak seorang pun memiliki definisi cinta yang benar-benar memuaskan. Karena itu, untuk menjelaskannya, cinta dipisahkan dalam beberapa kategori: eros, philia, agape; cinta yang sempurna dan cinta yang tidak sempurna, dan sebagainya. Karena itu pula, saya berasumsi bahwa untuk memberi definisi tunggal tentang cinta akan bersifat mengada-ada. Saya kemudian mendefinisikan cinta sebagai: “suatu keinginan untuk memperluas diri pribadi seseorang dengan tujuan memelihara pertumbuhan spiritualitas diri sendiri atau orang lain”.

Di awal, saya akan berkomentar secara garis besar pada definisi cinta sebelum memprosesnya pada pemikiran yang lebih elaboratif. Pertama, akan diperhatikan definisi teleologinya; bahwa perilaku didefinisikan dalam bentuk tujuan atau maksud untuk melayani — dalam kasus ini, pertumbuhan spiritualitas. Para ilmuwan cenderung menahan kecurigaan pada definisi teleologi


Misalnya seorang laki-laki muda yang penakut mengadu : “Ibu saya sangat mencintai saya, dia tidak mengizinkan saya naik bus sekolah, hingga saya masuk SMA. Bahkan saya harus memintanya meninggalkan saya sendirian. Saya kira dia sangat khawatir jangan-jangan saya akan terluka, maka dia mengantarkan saya ke dan dari sekolah setiap hari, yang sebenarnya merupakan sesuatu yang berat buatnya. Dia benar-benar mencintai saya.”

Terapi menghadapi ketakutannya, dengan mengajarkan padanya bahwa mungkin ibunya termotivasi oleh sesuatu yang lain dari cinta. Dan apa yang tampaknya merupakan cinta kasih, sebenarnya sering bukan merupakan wujud cinta kasih itu sendiri.   
                             
Serangkaian contoh kejadian, yang tampaknya merupakan cinta, tetapi tampaknya bukan merupakan fakta cinta. Satu dari ciri-ciri utama di antara kedua fakta tersebut adalah pada tujuan yang bersifat sadar atau tidak sadar dalam pikiran orang yang mengasihi atau tidak mampu mengasihi itu.

Kedua, cinta merupakan proses sirkuler yang aneh. Merupakan proses memperluas pribadi seseorang sebagai suatu proses evolusioner. Ketika seseorang sukses memperluas batas-batas pribadinya, seseorang akan berkembang ke kondisi yang lebih luas. Tindakan mencintai merupakan tindakan evolusi diri, bahkan ketika tujuan tindakan itu adalah pertumbuhan seseorang itu sendiri. Hal tersebut melalui pencapaian proses evolusi yang kita kembangkan.
Ketiga, kesatuan definisi cinta meliputi cinta pada diri sendiri dengan cinta pada orang lain. 


Karena saya manusia dan Anda juga manusia, untuk mencintai manusia berarti mencintai diri saya sendiri, sebagaimana juga Anda. Untuk berdedikasi pada perkembangan spiritual manusia berarti juga harus berdedikasi pada suku bangsa, di mana kita menjadi bagiannya, dan itu juga berarti berdedikasi pada  perkembangan kita sendiri sebaik perkembangan “mereka”.

Sebaliknya, kita tidak akan mampu mencintai orang lain, kecuali jika kita mampu mencintai diri kita sendiri. Demikian juga, kita tidak mampu mengajarkan disiplin pada anak-anak kita, kecuali kita telah berdisiplin diri. Kita tidak mungkin mengabaikan perkembangan spiritualitas kita untuk berbaik atau bermurah hati pada seseorang. Kita tidak dapat mengabaikan disiplin pada diri kita, dan pada waktu yang sama berdisiplin memberi kepedulian pada orang lain. Kita tidak dapat menjadi sumber kekuatan kecuali jika kita dapat memelihara kekuatan kita sendiri. Seperti yang kita eksplorasi pada sifat cinta, saya yakin bahwa tidak hanya melihat langkah self-love (mencintai diri) dan mencintai orang lain secara berkesinambungan, pada akhirnya mereka akan tidak mampu memisahkan atau membedakannya.

Keempat, tindakan memperluas batasan seseorang termasuk suatu usaha. Seseorang memperluas batasan-batasan dirinya hanya dengan usaha melampaui batasan-batasan tersebut. Ketika kita mencintai seseorang, cinta kita bisa terungkap atau menjadi nyata, bila kita berusaha mengungkapkannya — melalui fakta bahwa untuk itu seseorang (atau kita sendiri), memerlukan langkah ekstra atau berjalan bermil-mil. Cinta tidak dapat terwujud tanpa usaha.

Akhirnya, dengan menggunakan kata “keinginan” saya berusaha mentransendensikan suatu pemilahan antara hasrat dan tindakan. Keinginan atau hasrat tidak perlu diterjemahkan ke tindakan. Keinginan merupakan hasrat yang cukup intens yang diterjemahkan ke dalam tindakan. Perbedaan keduanya setara dengan perbedaan antara perkataan “Saya ingin berenang nanti malam” dan “Saya akan berenang nanti malam.” Setiap orang dalam budaya kita, ingin memperluas hasrat mengasihi atau mencintai, namun banyak tidak mewujudkan cinta itu sendiri. Karena itu saya kemudian menyimpulkan bahwa hasrat mencintai bukan cinta itu sendiri. Cinta adalah cinta itu sendiri. Cinta adalah tindakan dari keinginan — istilahnya, dengan kesungguhan dan tindakan.

Keinginan juga melibatkan pilihan. Kita tidak harus mencintai. Kita dapat memilih untuk mencintai. Tidak peduli seberapa banyak yang kita pikir bahwa kita telah mencintai, nyatanya kita tidak atau belum mencintai. Ini karena kita memiliki pilihan untuk tidak mencintai, dan karena itu pula kita tidak mencintai meskipun kita mempunyai tujuan-tujuan baik. Sebaliknya, ketika kita benar-benar mencintai karena pertumbuhan spiritualitas kita, itu karena pilihan untuk mencintai telah dibuat.

Beberapa dari miskonsepsi yang populer tersebut dapat dibuat lebih tidak populer melalui pengajaran yang lebih tepat pada pendefinisian cinta. Karena itu saya memilih mengeksplorasi cinta  dengan mempelajari fakta yang bukan cinta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar