Pañca Yama Brata
Pañca Yama Brata adalah lima macam pengendalian diri tingkat pertama
untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian jasmani. Suúila harus dilakukan paling
awal, karena setelah terbebas dari perbuatan-perbuatan yang kotor akan mampu
membuat pikiran dan hati menjadi suci.
Dengan kesucian pikiran dan hati terbebas dari beban perbuatan kotor
yang dilakukan oleh badan jasmani akan mampu menenangkan pikiran dan pemusatan
pikiran pun akan dapat dilakukan untuk melaksanakan kesucian bathin.
Bagian-bagian Suúìla yang diuraikan dalam Úilakrama adalah Ahiýsà,
Brahmacàri, Satya, Awyàwahàra/awyàwahàrika, dan Astainya/asteya. Berikut ini
akan dijelaskan dari masing-masing bagian tersebut.
1. Ahiýsà
Kata Ahiýsà sudah tidak asing lagi didengar dalam masyarakat. Ahiýsà
berarti tidak membunuh ataupun menyakiti. Menurut Ahiýsà mengajarkan untuk tidak
melakukan perbuatan, perkataan, dan pikiran yang dapat menyakiti orang ataupun
makhluk lainnya. Melakukan perbuatan seperti menyakiti sangat dilarang oleh Agama
Hindu. Apabila perbuatan, perkataan, ataupun pikiran yang menyakitkan itu
dilakukan tentunya akan terus membekas dalam alam pikiran yang akan membuat si
pelaku selalu dalam keadaan bingung dan gelisah. Dengan keadaan seperti itu
maka suatu ketenangan pikiran tidak akan bisa tercapai.
Pembunuhan dapat dilakukan bila tidak didasari oleh dorongan nafsu
dan indriya, tetapi didasarkan pada úàstra.
Dalam úàstra terdapat pengecualian bahwa pembunuhan itu dapat
dilakukan (masih kontroversi), yaitu :
- Dewa Pùja : yaitu pembunuhan dibenarkan untuk tujuan yajña atau dipersembahkan kepada Tuhan;
- Untuk kepentingan Dharma;
- Atithi Pùja : yaitu untuk diberikan kepada tamu;
- Menjalankan swadharma kehidupan rumah tangga;
- Untuk kesehatan;
- Melindungi diri dari segala ancaman pembunuhan;
- Tidak dilatar belakangi oleh Úað Ripu.
Tujuh bentuk pengecualian tersebut diuraikan dalam Úila Kramaning
Aguron-guron (Wåhaspati Tattwa). Namun sebelum melakukan suatu pembunuhan
terlebih dahulu melakukan upacara. Seperti di Bali dikenal yang namanya
mapapada yaitu memberikan doa terhadap binatang yang akan dijadikan
persembahan. Upacara mapapada dilakukan pada binatang yang berkaki empat
seperti babi, sapi dan lain-lain.
2. Brahmacàri
Brahmacàri merupakan masa menuntut ilmu. Tahapan hidup dengan
tahapan belajar dibedakan atas dua masa yaitu :
- Brahmacàri saat usia lajang atau belum menikah;
- Brahmacàri pada masa berumah tangga.
Pada Brahmacàri yang memiliki pengertian pertama tersebut adalah
masa menuntut ataupun masa belajar dari guru dan úàstra agama. Pada masa ini
harus benar-benar belajar tanpa menghiraukan kehidupan duniawi, dalam artian
bahwa pada masa ini kita harus mampu mengendalikan diri dari segala godaan
nafsu dunia agar konsentrasi dalam belajar dapat tercapai.
Pada masa belajar seorang
siswa wajib mentaati tata tertib yang diatur di sekolah tempatnya menuntut
ilmu. Secara umum tata tertib yang harus ditaati oleh seorang siswa adalah:
- Siswa wajib taat dan bhakti kepada guru serta rajin belajar
- Siswa wajib berpakaian bersih, rapi dan sopan
- Siswa harus membiasakan diri jujur
- Siswa harus tidur secukupnya
Dalam masa Brahmacàri yang
dikejar adalah Dharma yang merupakan salah satu bagian dari Catur Puruûa Artha
dan menjadi tujuan dari agama Hindu serta diharapkan dapat dicapai pada masa
ini. Materi pendidikan yang diberikan pada masa ini lebih banyak mengenai
disiplin moral dan keterampilan yang langsung dapat diterapkan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Satya
Satya berarti setia, kejujuran, dan kebenaran. Satya ini harus
dipelajari dan dilaksanakan khususnya bagi seorang calon dikûa agar setelah
nantinya menjadi pandita dapat menjadi tauladan atau panutan bagi umatnya. Ajaran tentang kesetiaan, kejujuran dan menjaga suatu kebenaran akan
dapat dilakukan setelah terbiasa. Jadi sebelum menjadi seorang pandita maka
terlebih dahulu harus membiasakan diri untuk menjalankan ajaran satya.Ajaran Satya ini dapat dibagi menjadi lima yang disebut dengan PañcaSatya
4. Awyàwahàra
Awyàwahàra berarti tidak terikat pada kehidupan duniawi (Tan
Awiwada). Dalam kehidupan ini harus mampu mengendalikan Indriya dari obyek
duniawi. Karena bila Indriya yang mengendalikan manusia maka ia akan terjerumus
dalam kesengsaraan.
Kesengsaraan itu timbul dari dalam diri manusia yang tidak pernah
merasa puas terhadap hal-hal yang bersifat duniawi. Ketertarikan terhadap benda
duniawi akan membuat manusia selalu tenggelam dalam Awidyà.
Setelah menjadi seorang pandita, maka yang bersangkutan tidak
dibenarkan melakukan kegiatan jual beli dengan tendensi keuntungan yang
berlipat-lipat, simpan pinjam (åóa åói) dan memperlihatkan kepandaian serta
memupuk dosa kecuali menjaga harta warisan, menjaga keutuhan keluarga, dan
kesejahteraan istri, anak dan cucu.
5. Asteya
Asteya berarti tidak mencuri atau menggunakan secara paksa milik
orang lain seperti angutil, anumpu, dan abegal. Dalam
Úilakrama disebutkan sebagai berikut :
“Apabila seorang wiku
berjalan jauh dan dalam perjalanan haus dan lapar lalu mengambil tumbuhan milik
orang tanpa bilang hanya sebatas penghilang haus dan lapar maka ia terlepas
dari dosa”. Ini berarti bahwa siapapun orangnya khususnya pandita diperbolehkan
mengambil milik orang lain ketika ia merasa haus dan lapar dalam perjalanan
jauh. Tetapi barang yang diambil hanya sebatas untuk menghilangkan rasa lapar
dan dahaga. Tentu tidak dibenarkan barang yang diambil melebihi keperluan
apalagi sampai dijual.
Segala perbuatan hendaknya tidak didasari oleh ûað ripu. Jadi segala
keinginan untuk mengambil ataupun memperkosa milik orang lain yang didasari
oleh ûað ripu harus dikendalikan.
Ringkasan:
1. Pañca artinya lima dan sedangkan Yama artinya
pengendalian diri, dan berarti kemauan atau keinginan. Jadi Pañca Yama Brata
artinya lima macam cara mengendalikan keinginan agar tidak melakukan perbuatan
yang melanggar suúila.
2. Bagian-bagian Pañca Yama Brata yaitu:
- Ahiýsà artinya tidak menyakiti
- Brahmacàri artinya masa belajar
- Satya artinya jujur/setia
- Awyàwahàra artinya tidak bertengkar, tidak berjual beli
- Asteya artinya tidak mencuri
3. Contoh Pañca Yama Brata:
a. Tidak menyakiti makhluk lain
b. Rajin belajar
c. Setia dan jujur
d. Tidak suka bertengkar
e. Tidak suka mencuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar