Rabu, 13 Juni 2012

Panca Setia

Pañca Satya, yaitu:
  1. Satya Lakûaóa : yaitu setia pada perbuatan.
    Hidup sebagai manusia yang dipengaruhi oleh Tri Guóa maka seringkali manusia tidak mengakui apa yang telah ia lakukan. Dalam Satya Lakûaóa yang dipentingkan adalah bagaimana manusia mampu bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Maka berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Manusia juga harus jujur dan selalu melakukan perbuatan yang berdasarkan pada ajaran Dharma. Segala bentuk perbuatan yang Adharma harus bisa dikendalikan dengan menumbuhkan sifat Sattwam di dalam diri.
  2. Satya Mitra : yaitu setia terhadap sahabat.
    Artinya dalam mencari sahabat, atau menjalin hubungan persahabatan hendaknya didasari atas kejujuran. Dewasa ini kebanyakan manusia dalam mencari teman hanya untuk kepentingan sendiri. Hal ini dikarenakan manusia hanya ingin mencari keuntungan dalam pertemanan sehingga ketika pada waktunya teman atau sahabat itu tidak memberikan suatu keuntungan maka ia akan meninggalkan temannya. Sikap inilah yang harus dikendalikan dan dihindari, karena tidak ada harta yang lebih berarti dari sahabat.
  3. Satya Wàcana : yaitu setia terhadap kata-kata.
    Artinya manusia harus berbicara jujur, apa adanya dan sesuai dengan kebenaran. Kita harus mampu menghindari dan mengendalikan diri dari perkataan yang tidak benar, palsu ataupun memfitnah. Karena fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
  4. Satya Semaya : yaitu setia terhadap janji.
    Seringkali dalam kehidupan ini manusia memberikan janji-janji namun tidak menepatinya dan ini sering dilakukan oleh calon wakil rakyat ataupun calon pemimpin. Ini harus dihindari, karena sekali berbohong akan menimbulkan kebohongan yang lain. Tidak mampu menepati janji akan selalu membawa kegelisahan dalam hati dan pikiran sehingga ketenangan yang diharapkan pun tidak dapat dicapai. Berikut ini merupakan contoh cerita Satya Semaya.
  5. Satya Hådaya : yaitu setia pada kata hati.
    Seringkali kita dalam melakukan dan berkata bertentangan dengan kata hati. Pikiran yang tidak benar atau berpikiran buruk harus dihindari. Karena pikiran yang tidak baik akan mendorong manusia untuk berkata dan berbuat yang bertentangan dengan dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar