Sindok, 929-947
Sejak
berkuasanya raja Sindok, maka Jawa Timur menggantikan Jawa Tengah
diatas panggung sejarah. Raja Sindok meninggalkan banyak prasasti,
tetapi kebanyakan berisi soal pembebasan tanah dari pajak untuk
keperluan bangunan-bangunan suci.
Dalam
masa pemerintahan Sindok, disusun sebuah kitab suci agama Buddha yaitu
Sanghyang Kamahàyànikan yang menguraikan soal-soal ajaran dan upacara
agama Buddha Mantrayàna, tetapi agama raja Sindok sendiri adalah agama
Hindu sebagaimana dapat diketahui dari prasasti-prasastinya.
Sindok
memerintah bersama-sama permaisurinya, Úrì Parameúwari Úrì Wardhani pu
Kbi. Sindok sendiri bergelar Úrìmahàràja Ìúàna Wikramadharmottunggadewa.
Raja
Sindok memerintah sampai tahun 947, kemudian digantikan oleh anak
perempuannya Úrì Ìúànatunggawijaya, yang bersuamikan raja Lokapala. Dari
perkawinan ini lahirlah anak laki-laki Makutawangúawardhana.
Makutawangúawardhana mempunyai anak perempuan yaitu Mahendradattà atau
Guóapriya-dharmapatni yang kemudian kawin dengan raja Udayana dari
wangsa Warmadewa yang memerintah Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar