Senin, 21 Mei 2012

Wayang Lemah



Kesenian Wayang Lemah sering ditemukan pada berbagai upacara keagamaan umat Hindu di Bali. Berbeda dengan wayang pada umumnya, wayang lemah memiliki ciri khas berupa waktu pementasan yang biasanya dilakukan di kala siang sehingga di sebut lemah yang dalam bahasa Bali berarti siang. Walau demikian waktu pementasannya menyesuaikan dengan puncak upacara keagamaan yang dilaksanakan sehingga pementasan bisa dilakukan pagi, siang, maupun sore.

Tidak diperlukan panggung khusus untuk pementasan wayang lemah, cukup mempergunakan satu batang pohon pisang yang masing-masing ujungnya ditancapkan batang kayu dadap. Kedua kayu tersebut dihubungkan dengan benang putih yang disebut benang tukelan. Tidak ada layar / kelir dan lampu blencong seperti pada pementasan wayang pada umumnya.



Wayang dipentaskan oleh seorang dalang dengan diriingi gamelan gender satu pasang. Cerita yang dilakonkan biasanya mengambil dari epos Mahàbhàrata atau cerita lain sesuai dengan jenis upacara yang dilaksanakan. Sebagai kesenian pelengkap upacara keagamaan berbagai sesaji dan ritual harus dilakukan sang dalang beserta penabuh gamelan sebelum melakukan pementasan.

Kelompok pementasan wayang lemah biasanya terdiri dari 3 hingga 5 orang. Mereka melakukan pementasan berdasarkan permintaan masyarakat untuk kegiatan yang berkaitan dengan upacara keagamaan. Kesenian ini termasuk kesenian wali bersama-sama dengan beberapa jenis seni lainnya seperti topeng Sidakarya, Rejang, dan lain-lain.



Awal mula wayang yaitu sebagai media untuk menyampaikan pesan atau amanat leluhur melalui cerita-cerita. Namun apakah pesan atau amanat tersebut sampai pada generasi saat ini? Bagi sebagian orang yang memang tertarik, wayang merupakan warisan seni dan budaya adiluhung namun tidak jarang banyak yang justru tidak mengerti dan memperhatikannya. Kali ini saya mencoba merekam sedikit kulit terluar dari pementasaan wayang lemah untuk membuka pintu bagi saya atau anda untuk mengenalnya lebih dekat.



http://andisucirta.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar