Selasa, 29 Mei 2012

Sahabat Krisna - Sudama


SUDÀMA
Semasa kecilnya, Kåûóa memiliki seorang teman bràhmaóa yang bernama Sudàma. Keduanya belajar pada guru yang sama dan menjadi teman yang akrab. Sekarang Kåûóa berada di Dwàraka dan Sudàma adalah seorang bràhmaóa yang miskin. Ia dan istrinya tidak memiliki sandang pangan dan papan yang layak. Bahkan untuk mencari makan pun mereka kesusahan. 
 
Suatu hari Sudàma berbincang-bincang dengan istrinya yang kemudian berkata “Kåûóa adalah temanmu. Ia sangat kaya. Mengapa kau tidak pergi kepadanya dan minta bantuan? Aku yakin ia tidak akan menolak permintaanmu.”

“Mengapa tidak ?” pikir Sudàma. “Setidaknya aku akan mendapat kesempatan untuk bertemu dengannya setelah sekian lama tidak berjumpa. Tapi apa yang harus aku gunakan sebagai hadiah ?”

Pasangan Bràhmaóa ini begitu miskin hingga tidak memiliki uang untuk membeli hadiah yang bisa mereka usahakan hanyalah dua genggam beras yang telah digoreng tanpa minyak. Hadiah ini dibungkusnya dengan sepotong kain lalu pergi ke Dwàraka.

Sudàma kemudian bertemu dengan Kåûóa yang menyambutnya dengan hangat seperti ia lakukan sewaktu masih bersahabat. Mereka lalu mengulang nostalgia masa lalu mereka.

Kåûóa kemudian berkata, “Sudàma, hadiah apa yang akan kau berikan padaku ?”
Sudàma menjadi sangat malu pada dua genggam nasi kering yang disimpan di balik kainnya. Namun Kåûóa merogoh lipatan kainnya dan memakan nasi kering itu dengan lahapnya.

Malam itu, Sudàma tinggal di istana Kåûóa dan ia merasa seperti berada di surga, karena mendapat makan dan busana yang mewah. Namun ia merasa ragu dan berat hati untuk meminta sesuatu pada Kåûóa. Keesokan harinya ia, kemudian kembali ke rumahnya.

Akan tetapi, Kåûóa adalah Wiûóu yang Mahatahu yang mengetahui apapun yang diinginkan oleh Sudàma, meskipun ia tidak mengatakannya. Ketika Sudàma sampai rumahnya, ia melihat sebuah kuil yang indah yang di sekelilingnya adalah telaga yang indah. Disana juga ada banyak pelayan laki dan perempuan. Sudàma menggosok-gosokkan mata seolah tidak percaya pada apa yang dilihatnya. “Benarkah semua ini ?” pikirnya. Kemudian keluarlah istrinya yang memakai pakaian yang mewah.

Istrinya kemudian menceritakan bagaimana Kåûóa menciptakan semua itu. Dan mereka pun hidup dengan bahagia dan memuja Kåûóa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar