Rabu, 02 Mei 2012

Nirguna Brahma


Nirguna Brahmà


Dalam kitab suci Bhagavadgìtà  VII : 24  dikatakan;

AVyµ' VyiµmapÞ' mNyNte mambu×y" -

pr' .avmjanNto mmaVyymnuÑamm( --24--


avyaktaý vyaktim àpannaý  manyate màm  abuddhayaá
paraý bhàvam ajànanto  mamàvyayam anuttamam.
‘Orang yang picik pemahamannya (tentang Tuhan) akan beranggapan bahwa Aku yang tidak terikat dengan wujud tertentu, mereka hanya melihat Aku yang termanifestasikan, mereka tidak mengetahui sifat-Ku yang lebih tinggi, yaitu Yang Kekal Abadi, dan Yang Maha Tinggi’.

Sloka di atas dengan sangat jelas menguraikan bahwa Tuhan itu tidak dapat disamakan dengan apa-apa, sebab la tidak memiliki wujud tertentu (nirguóa). Oleh sebab itu ketika la menjadi sesuatu, tidak boleh dilihat hanya pada saat itu saja. Tetapi la harus dilihat dalam kedudukan-Nya sebagai Yang Tertinggi atau Yang Maha Tinggi. Orang harus mengerti, mengapa Tuhan yang tidak terikat dengan wujud tertentu.  Wujud Nirguóa adalah wujud yang benar-benar ada di luar pikiran manusia, berada di luar semua indriya manusia dan apa yang diciptakan oleh beliau.
Dalam Bhagavad Gìtà  VII.26 dikatakan

vedah' smt¢tain vtRmanain cajuRn -

.ivZyai, c .Utain ma' tu ved n kén --26--

vedàhaý samatìtànì   vartamànàni càrjuna,
bhaviûyàói ca bhùtàni   màý tu veda na kaúcana.

Aku mengetahui masa segala sesuatu yang terjadi di masa lampau, segala sesuatu yang terjadi sekarang, dan segala sesuatu yang terjadi di masa yang akan datang. Aku juga mengenal semua makhluk hidup, namun tiada seorangpun yang mampu mengenal diriku.

          Dari sloka ini dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang mampu mengenal siapa sesungguhnya Tuhan. Semua Agama tidak mampu memberikan penjelasan yang sempurna tentang siapa itu Tuhan. Untuk itu di dalam agama Hindu Tuhan dikatakan “Neti-Neti” bukan ini, bukan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar