Nirguna Brahmà
Dalam kitab suci Bhagavadgìtà VII : 24 dikatakan;
AVyµ' VyiµmapÞ' mNyNte mambu×y" -
pr' .avmjanNto mmaVyymnuÑamm( --24--
avyaktaý vyaktim
àpannaý manyate màm abuddhayaá
paraý bhàvam ajànanto
mamàvyayam anuttamam.
‘Orang yang picik pemahamannya (tentang Tuhan) akan beranggapan bahwa Aku yang tidak terikat dengan wujud tertentu, mereka hanya melihat Aku yang termanifestasikan, mereka tidak mengetahui sifat-Ku yang lebih tinggi, yaitu Yang Kekal Abadi, dan Yang Maha Tinggi’.
Sloka di atas dengan sangat jelas
menguraikan bahwa Tuhan itu tidak dapat disamakan dengan apa-apa, sebab la
tidak memiliki wujud tertentu (nirguóa). Oleh sebab itu ketika la
menjadi sesuatu, tidak boleh dilihat hanya pada saat itu saja. Tetapi la harus
dilihat dalam kedudukan-Nya sebagai Yang Tertinggi atau Yang Maha Tinggi. Orang
harus mengerti, mengapa Tuhan yang tidak terikat dengan wujud tertentu. Wujud Nirguóa adalah wujud yang benar-benar
ada di luar pikiran manusia, berada di luar semua indriya manusia dan apa yang
diciptakan oleh beliau.
Dalam Bhagavad Gìtà VII.26 dikatakan
vedah' smt¢tain vtRmanain cajuRn -
.ivZyai, c .Utain ma' tu ved n kén --26--
vedàhaý samatìtànì vartamànàni càrjuna,
bhaviûyàói ca bhùtàni màý
tu veda na kaúcana.
Aku mengetahui masa segala sesuatu
yang terjadi di masa lampau, segala sesuatu yang terjadi sekarang, dan segala
sesuatu yang terjadi di masa yang akan datang. Aku juga mengenal semua makhluk
hidup, namun tiada seorangpun yang mampu mengenal diriku.
Dari
sloka ini dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang mampu
mengenal siapa sesungguhnya Tuhan. Semua Agama tidak mampu memberikan
penjelasan yang sempurna tentang siapa itu Tuhan. Untuk itu di dalam agama
Hindu Tuhan dikatakan “Neti-Neti” bukan ini, bukan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar