Perpanjangan Tangan Sejarah Wayang
Wayang merupakan suatu karya bangsa yang telah dikenal sejak
1500 SM. Dan dalam perkembangannya bersentuhan dengan unsur lain dan terus
berkembang, sehingga menciptakan wujud dan isinya seperti saat ini. Jadi wayang
saat ini tidaklah sama dengan wayang pada masa lampau, dan wayang masa depan tidaklah
sama dengan wayang masa kini, akan tetapi dalam setiap perubahannya tidak
mempengaruhi sikap-sikap tokoh yang ada dalam wayang. Perubahan itu hanya
terletak pada media, isi (content) dan nilai-nilai yang ingin dibangun.
Semua interaksi yang digunakan oleh wayang
memiliki posisi yang lebih baik sehingga ruang lingkup dunia wayang tetap
memiliki pertahanannya sendiri yang lebih kuat. Wayang tetap menjadi kuat dalam
pikiran masyarakat hingga saat ini karena wayang memiliki karakter yang baku,
karakter yang tidak berubah sarnpai kapan pun. Tak ada orang yang merombak
karakter tokoh-tokoh dalam wayang, sehingga tokoh-tokoh itu mampu memberikan
hembusan pemahaman kepada semua publik wayang bahwa wayang memang sebuah dunia
yang memiliki dayatarik.
Listiyono Prakoso (2003:176) mengatakan,
bahwa wayang memiliki perpanjangan tangannya sendiri untuk menyentuh semua
ruang kehidupan umat manusia, di mana wayang membutuhkan energi baru dari
berbagai sumber. Dari itulah kemudian wayang mampu berbicara kepada semua orang,
wayang mampu menjadikan semua realitas kehidupan umat manusia menjadi lebih
baik dan lebih menarik. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki etos yang
tegar dalam kehidupannya sehingga bisa menjadikan wayang sebagai salah satu
panduannya.
Nilai-nilai kehidupan yang diciptakan dalam
dunia wayang menginginkan sebuah pencitraan yang bisa membuat publiknya
terkesima. Pukauan gerakan tangan sang dalang akan berpengaruh pada cara kerja
wayang. Kelihaian dalang dalam memainkan cerita dan memainkan wayang itu akan
mengekspresikan seninya sendiri yang paling menakjubkan. Dan setiap dalang
memiliki khasnya sendiri untuk memainkan wayang.
Sebagian dalang harus bisa memusatkan pada
permainan tangan dan kelemasan tangan dalam memainkan, sebagian yang lain
memperhatikan cerita yang memberontak, membela rakyat kecil, sehingga penonton
yang terdiri dari rakyat kecil semakin senang.
Untuk itulah, wayang memang pas untuk
menjadi mediasi yang mempertemukan masyarakat kecil dengan pemerintah, di mana
pementasan wayang dicoba untuk dijadikan sebagai sebuah ruang gerak yang mampu
membuat semua penonton wayang semakin tertarik. Tentu saja Anda pasti mencoba
melakukan hal yang sama dengan cara menemukan sesuatu yang berbeda dari yang
lain. Dalam memainkan wayang, tentu saja sang dalang harus menjadi dalang
sekaligus menjadi penonton, sehingga dalang mampu menembus sesuatu yang
dirasakan penonton.
Wayang mampu bertahan sepanjang zaman bukan
berangkat dari tangan kosong, melainkan wayang sendiri memiliki kebijaksanaan
pengembangan yang telah digariskan, kebijaksanaan ini biasanya disebut dengan Trikara Pancagatra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar