Sabtu, 08 Februari 2014

Air Laut Surut

BMKG: Air Laut Surut Tiba-tiba di Banten Bukan Tanda-tanda Tsunami


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa fenomena surutnya air laut di pantai Karangantu, Serang, Banten bukan tanda-tanda akan datangnya gelombang tsunami.
"Kalau gejala tsunami penyurutan air laut itu dalam waktu relatif singkat  sekitar 10 sampai 20 menit kemudian kembali dalam gelombang tinggi atau tsunami,"kata Kepala Pusat Metereologi Publik BMKG, Mulyono Rahardi Prabowo kepada Tribunnews.com, Jumat(7/2/2014).
Mulyono juga membantah adanya penyurutan air laut di Karangantu, Serang, Banten karena naiknya aktivitas gunung anak Krakatau. Menurutnya, fenomena tersebut hanyalah siklus alam biasa saja.
"Kalaupun berdampak tidak hanya di satu tempat kalau terkait aktivitas anak gunung Krakatau. Penyurutan akan terjadi di daerah sekitar situ, di daerah sekitar anak Gunung Krakatau juga," ujar Mulyono.
Apa yang terjadi di pantai Karangantu menurut Mulyono karena pada bulan Februrari memang sedang terjadi puncak pasang surut air laut.
"Saya sendiri belum terinfo betul soal itu, tapi sempat dengar ada air laut surut di Karangantu. Tapi dari kita dari sisi pasang surut tanggal 7,8,9 Februari sebetulnya kalau untuk di laut di utara Jakarta, itu merupakan pasang air maksimum dan itu setiap saat terjadi," kata Mulyono.
Fenomena alam aneh terjadi di pantai Karangantu, Serang, Banten. Air laut di lokasi tersebut tiba-tiba surut sejauh kurang lebih 1 kilometer.
Di media sosial fenomena mengenai surutnya air laut di pantai Karangantu, Serang, Banten pun menjadi perbincangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar