Sabtu, 02 Februari 2013

Dokter Liburan? ciyus?


Mayat Bayi 4 Hari di Perut Pasien karena Dokter Liburan

BONE, KOMPAS.com -- Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan harus terus meradang kesakitan di bangsal perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru, Rabu, (02/01/2013). Hal itu disebabkan bayi yang dikandungnya telah meninggal sejak empat hari yang lalu, namun belum juga dioperasi lantaran sejumlah dokter bedah masih libur tahun baru.

Peristiwa itu menimpa Jumrida (27), warga Desa Congko, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone. Jumrida mengaku dirinya tak mampu berbuat banyak kecuali hanya bisa pasrah menunggu kedatangan para tim dokter yang masih berlibur di kota Makassar. Sementara perutnya yang telah mengandung selama 9 bulan terus kesakitan.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, Jumrida telah dirawat di RSUD ini sejak hari Minggu (31/12/2012), dan langsung menjalani rawat inap secara intensif setelah hasil pemeriksaan dokter umum memvonis bahwa bayi yang berada dalam kandungan telah meninggal dan harus dioperasi.

"Kata perawat di sini, saya katanya harus menunggu dokter ahli kandungan karena masih berada di Makassar," kata Jumrida.

Sementara pihak RSUD yang dikonfirmasi terkait dengan peristiwa ini mengakui bahwa pasien memang telat dioperasi lantaran sejumlah dokter bedah masih menikmati libur panjang akhir tahunnya.

"Iya, dokternya memang tidak ada, karena masih libur tahun baru, tapi selama ini pasien tetap kita rawat secara intensif sambil menunggu dokter bedah," kata Ramli SH, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) RSUD Tenriawaru.

Sumpah Dokter Indonesia
Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

- Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
- Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
- Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber­moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
- Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
- Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja­an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
- Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
- Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
- Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;
- Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
- Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke­dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
- Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper­taruhkan kehormatan diri saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar