Selasa, 14 Agustus 2012

RAMAYANA - Mengenal Hinduisme



 Apa sajakah yang termasuk sebagai epos besar Hindu dan siapa sajakah penyusunnya?
Dua epos besar atau Itihàsa adalah Ràmàyaóa dan Mahàbhàrata. Åûi Vàlmìki menyusun Ràmàyaóa dan åûi Vedavyàsa, putra dari åûi Paràúara, menyusun Mahàbhàrata. Kisah åûi Vàlmìki terdapat dalam Uttara kàóða, yang meru-pakan sebuah tambahan dari epos besar Ràmàyaóa.


Bagaimanakah kisah Åûi Vàlmìki?
Pada awal kehidupannya, Vàlmìki adalah seorang perampok kelas kakap yang tanpa nama. Ia biasa merampok para petualang dan pengembara untuk menghidupi anak istrinya. Pada suatu hari åûi Nàrada kebetulan lewat dan sang perampok ini merampok beliau. Nàrada menanyakan Vàlmìki mengapa ia mau merampoknya. “Untuk menghidupi keluargaku” jawab sang perampok. “Baiklah” kata sang åûi, “mengapa kau tidak mengikatku disini, lalu pergi dan menanyakan semua orang dalam keluargamu, siapa yang akan menanggung dosa dari uang yang kau bawa pulang”. Perampok ini setuju. Ia kemudian mengikat sang åûi dan berlari kerumahnya yang sederhana. Disana ia mulai menanyai semua anggota keluarganya dengan pertanyaan, “maukan kau menanggung dosa-dosaku?”. Semua anggota keluarganya, termasuk istrinya menjawab, “Tidak”. Inilah kali pertama dalam hidupnya sang perampok menyadari kebenaran. Lalu dengan air mata berlinang ia berlari kepada Nàrada dan meminta maaf. Sang åûi mulai mengajari sang perampok tentang bagaimana caranya memuja Tuhan. Dan setelah peristiwa itu, karena saking khusuknya sang perampok melakukan tapa brata, maka tubuhnya menjadi sarang semut dan serangga. Akhirnya setelah bertahun-tahun berlalu, terdengarlah suara dari langit yang menyuruh sang perampok untuk menghentikan tapa brata yang dilakukannya. Suara gaib itu menamakannya Vàlmìki yang artinya “lahir dari sarang semut”; demikianlah kisah Vàlmìki.

Bagaimanakah kisah yang melatarbelakangi epos besar Ràmàyaóa?
Pada suatu hari åûi Vàlmìki berjalan-jalan disepanjang hutan dan melihat sepasang merpati sedang memadu kasih. Ketika sang åûi sedang larut dalam pemandangan itu, sebuah anak panah meluncur dihadapannya dan tepat menusuk sang merpati jantan. Merpati yang betina mulai merasakan duka cita yang dalam dan ia turun berputar-putar diatas mayat pasangan jantannya. Saat itu Vàlmìki melihat pemburu yang memanah dan beliau menegurnya dengan keras, namun segera beliau menyadari bahwa sebagai seorang åûi beliau tidak layak berbicara seperti itu. Lalu dari langit terdengarlah suara gaib, “Wahai Vàlmìki, kata-katamu sungguh puitis; janganlah bersedih. Ini adalah saat yang tepat bagimu untuk menulis syair-syair Ràmàyaóa yang abadi, kisah kehidupan Úrì Ràma”. Atas perintah suara gaib itu, Vàlmìki mulai menulis keseluruhan kitab Ràmàyaóa yang diceritakan oleh burung merpati betina itu kepadanya. Pada permulaan setiap bab, Vàlmìki selalu menyadarkan pembaca tentang kenyataan bahwa seekor burung merpatilah yang telah menut-urkan kisah Ràma kepadanya.

Apa sajakah yang menjadi isi dari kisah ini?
Secara singkat Ràmàyaóa mengisahkan kehidupan Ràma dan dewi Sìtà. Ini adalah sebuah karya yang terdiri dari 24.000 sloka. Kisah singkatnya adalah sebagai berikut:
Pada suatu masa, tersebutlah seorang raja yang bernama Daúaratha yang memiliki tiga orang istri, Kausalya, Kaikeyi dan Sumitra. Namun sayang sekali, Daúaratha tidak memiliki keturunan dari semua permaisurinya maka ia melakukan sebuah upacara khusus yang disebut sebagai Putrakameûþi Yajña. Dari api upacara itu akan keluar cairan yang harus diminum oleh para permaisuri untuk mendapatkan putra. Sebagai hasilnya, Kausalya memiliki seorang putra bernama Ràma, Kaikeyi memiliki Bharata, sedangkan Sumitra memiliki putra kembar yaitu Lakûmaóa dan Úatrughna. Sejak kecil Ràma dan Lakûmaóa sudah sangat dekat dan ini juga terjadi pada Bharata dan Úatrughna.
Ketika menginjak usia pubertas, Ràma menikah dengan dewi Sìtà yang merupakan putri raja Janaka. Setelah itu raja Daúaratha mulai berpikir untuk turun tahta dan mewariskannya kepada Ràma. Seluruh negeri bergembira mengetahui berita itu, terkecuali Kaikeyi dan pembantunya Mantharà. Akhirnya dewi Kaikeyi dengan akal liciknya berhasil membuat Ràma meninggalkan kerajaan dan pergi kehutan bersama istrinya Sìtà dan adiknya yaitu Lakûmaóa. Di dalam hutan, Sìtà yang malang diculik oleh Ràvaóa, raja raksasa di Úrìlaòka. Ràma kemudian mencari istrinya dengan dibantu oleh raja kera Sugrìva dan perdana menterinya yaitu Hanùmàn. Dalam sebuah perang besar, Ràma berhasil menghancurkan Ràvaóa dan pasukannya. Akhirnya Ràma bersama dewi Sìtà dapat kembali ke kerajaan Ayodhya.
Ràmàyaóa adalah sebuah kisah besar dalam Hindu. Hari raya Dìpàvali adalah sebuah upacara peringatan, kemenangan Ràma melawan Ràvaóa.  Dìpàvali atau Devali diperingati di seluruh India.
Ràma adalah seorang avatàra Viûóu dan Ràmàyaóa adalah sebuah kisah yang memaparkan tujuan hidup manusia dalam ajaran Hindu. Ràma adalah figur laki-laki yang sempurna dan Sìtà adalah simbol wanita yang sempurna sedangkan Lakûmaóa adalah simbol saudara yang sempurna. Ada banyak versi dari cerita Ràmàyaóa ini. Versi Hindi ditulis oleh åûi Tulsidàsa. Versi Malayan oleh Thuncheth Ezuthachan. Naskah Ràmàyaóa yang asli ditulis dalam bahasa Sanskreta yang sangat indah susunannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar