PURUÛA
£tm*tTvSyexano ydn{enait rohit --
Utàmåtatvasyeúàno yad annenàti rohati.
(Ågveda: X.90.2)
Apapun
yang ada di dunia ini (idam sarvaý) dan apa pun yang telah terjadi (yad
bhùtam) dan apa pun yang akan terjadi semua itu adalah puruûa
(Tuhan). Dia adalah (utà), Rajanya (isànaá) mokûa (amåtatvasya).
Dia juga berkembang melalui makanan serta rajanya yang tumbuh dari makanan (yadannenà
tirohati).
"Apapun
yang ada di dunia ini, apapun yang telah terjadi dan apapun yang akan terjadi,
semua itu adalah Puruûa. Dia adalah rajanya mokûa. Dia juga
rajanya yang tumbuh dari makanan."
Puruûa adalah nama
Tuhan. Dalam mantra tersebut dijelaskan tentang apa itu Puruûa. Puruûa
adalah simbol dari manusia yang mempunyai ribuan tangan, ribuan kepala, dan
lain-lain. Para dewa pada awal dunia melalui persembahan Puruûa sebagai 'sesajen'
yang melaksanakan yajña untuk menciptakan dunia.
Puruûa begitu besar.
Tiga perempat bagiannya ada di alam mokûa, sedangkan seperempat lainnya
berada dalam dunia. Dalam mantra tersebut juga dijelaskan bahwa apa pun yang
ada di dunia ini, dan apa pun yang akan terjadi, semuanya diketahui oleh Puruûa.
Di sini terlihat perbedaan antara manusia dan Tuhan. Manusia membuat rencana
untuk masa depan, tetapi tidak mengetahui apa yang akan terjadi sebagai
hasilnya. Hanya Tuhanlah yang mengetahui segala-galanya.
Untuk itu, serahkanlah segala pekerjaan dan rencana kita
kepada Tuhan, apabila ingin bebas dari saýsàra. Selama manusia tidak
bisa melepaskan segala ikatan, misalnya dengan selalu berkata 'saya mampu'
dan lain-lain, akan sering terjadi kegagalan/ketidakberhasilan. Sebaliknya,
jika dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan, Tuhan akan menolong orang tersebut
dalam segala hal, yaitu dengan Atmasamrpan.
Mantera tersebut juga merupakan sumber Pùjà Trisaòdhyà.
Dalam mantera tersebut juga dikatakan bahwa Puruûa adalah rajanya mokûa
dan semua mahluk hidup tumbuh dan berkembang melalui makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar