Kamis, 05 Juli 2012

Dewa Waruna

DEVA VARUÓA

—m' me vä, è[u/¢ hvmÛa c m*¬y - TvamvSyura ckw --
Imaý me varuóa úrudhì havamadyà ca måíaya, tvàm avasyurà cake.
(Ågveda: 1-25-19)
Oh Dewa Varuóa (varuóa), dengarkanlah (úrudhì) doa (havam) saya (me) hari ini (adya) dan (ca) jauhkanlah saya dari segala duka (måíaya). Saya memanggil-Mu (tvàm à cake) agar mendapat perlindungan (avasyuá).
’Oh Deva Varuóa pada hari ini dengarkanlah doa saya dan jauhkanlah saya dari segala duka, untuk itu saya memanggil-Mu agar saya memperoleh perlindungan dari-Mu’. 
Dalam Veda, åta adalah hukum alam yang mengendalikan dan menghukum umat manusia. Oleh sebab itu, Veda memuat banyak mantra mengenai åta yang berhubungan langsung dengan Dewa Varuóa. Dewa Varuóa adalah dewa yang menghukum orang-orang jahat. Mantra-mantra yang dimuat dalam Veda memohon kepada Dewa Varuóa agar melepaskan kita dari ikatan-ikatan-Nya, sehingga kita bebas dan bahagia.
Dalam Puràóa disebutkan bahwa Dewa Yama mempunyai seorang duta yang turun ke dunia tanpa terlihat bernama Citragupta. Ia bertugas mengawasi setiap orang dan mencatat segala perbuatannya dari lahir sampai mati. 

Ketika seseorang meninggal dunia, àtmanya akan menghadap Dewa Yama. Setelah mendapat penjelasan dari Citragupta tentang kebaikan dan kejahatan yang telah dilakukan oleh orang tersebut semasa hidupnya, Dewa Yama akan memberikan balasan atau hukuman yang adil pada àtma orang tersebut.
Menurut Veda, dewa-dewa mempunyai tugasnya masing-masing. Dewa Indra bertugas menciptakan hujan, dan Dewa Varuóa bertugas mengawasi dan memberikan keadilan bagi setiap orang di dunia sehingga tidak terjadi kekacauan di masyarakat.
Mantra di atas memohon kepada Dewa Varuóa agar mendengar-kan doa kita dan tidak murka kepada kita. Hukum Dewa Varuóa sangat ketat sehingga tidak bisa dihindari. Berbeda halnya dengan hukum di dunia ini, seorang hakim kadang-kadang membebaskan orang yang bersalah. Melalui yajña, Dewa Varuóa akan mengabulkan permohonan kita supaya kita bebas dari hukuman-Nya. Bila tidak ada lagi pengaruh karma baik maupun buruk, serta terbebas dari segala ikatan duniawi, kita pun mencapai mokûa.
Setiap mantra dalam Veda menasehati kita agar selalu ingat tujuan hidup kita. Sayangnya, kita selalu melupakan pesan-pesan yang terkandung dalam Mahàbhàrata di mana Yakûa menanyakan kepada Yudiûþhira keajaiban terbesar yang terjadi di dunia. Yudiûþhira menga-takan keajaiban itu adalah saat manusia setiap hari melihat kematian di dunia, namun hal itu dikira tidak akan terjadi pada dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar