Kita
berbicara tentang tiga alam. Yang pertama adalah alam dewa (sorga; devaloka),
manuûyaloka (dunia kita ini) dan neraka. Alam sorga adalah alam yang
penuh dengan kenikmatan. Alam manusia ini merupakan alam campuran antara
kesenangan dan penderitaan. Neraka adalah alam yang penuh dengan rasa sakit dan derita.
Bagi
mereka yang menumpuk karma-karma baik di dalam hidupnya maka setelah
kematian ia akan terlahir di alam sorga. Setelah sorga memberi pemenuhan yang
sesuai dengan karma-nya maka ia akan terlahir lagi ke dunia ini.
Dan
bagi orang yang menumpuk doûa di dalam hidupnya maka setelah kematian ia akan
terlahir di alam neraka dengan mengalami derita, yang sesuai dengan deritanya.
Setelah itu ia akan terlahir lagi di dunia ini. Dia terlahir lagi ke dunia
dengan membawa timbunan karma-nya sesuai untuk dia jalani di bumi ini. Di bumi, sorga, dan
neraka selalu saja dikuasai oleh ketidak kekalan.
Perputaran kelahiran dan
kematian selalu ada. Kesenangan yang bergantung pada obyek-obyek eksternal tidaklah
menjamin kebahagiaan yang kekal. Hanya àtmajñàna yang memberikan
kebahagiaan yang kekal, bebas dari kelahiran dan kematian, di seberang ketiga
alam tersebut.
Àtmajñàna (Penerangan
àtman) memberi kebahagiaan tertinggi. Tingkatan tertinggi ini akan memberi
penerangan langsung bagi pikiran. Ini adalah tingkatan dimana seseorang
menyadari dengan sempurna bahwa, “tubuh ini bukan aku, kecerdasan ini bukan
aku, kesadaran bukanlah aku.”
Kebahagiaan yang dimiliki oleh raja penguasa
sorga (dewa Indra) hanyalah setetes dari lautan kebahagiaan àtmajñàna.
Pencapaian
àtmajñàna inilah yang disebut mokûa atau mencapai nirvàóa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar