Kerajaan Kadiri, 1042 – 1222
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan, tidak ada berita mengenai kerajaan yang dibagi dua itu. Kemudian ternyata hanya Kadiri yang melanjutkan sejarahnya. Raja pertama yang diberitakan ialah Úrì Jayawarúa digjaya Úàstra Prabhu dengan prasastinya yang berangka tahun 1104, yang menganggap dirinya titisan Wiûóu seperti Airlangga.
Raja yang kemudian adalah Kàmeúwara (1115–1130) yang bergelar Úrì Mahàràja Rake Sirikan Úrì Kàmeúwara Sakalabhuwànatuûþikaraóa Sarwàni-wàryyawiryya Paràkrama Digjayottunggadewa. Dalam masa pemerintahannya, mpu Dharmaja telah menggubah kakawin Smaradahana. Kàmeúwara dan permaisurinya Úrì Kiraóa ini terkenal dalam cerita Panji Sêmirang dalam kesusasteraan Jawa.
Pengganti Kàmeúwara adalah Jayabhaya (1130–1160) yang bergelar Úrì Mahàràja Úrì Dharmeúwara Madhusùdanàwatàranindita Suhåtsingha Paràkrama Digjayottunggadewa. Nama Jayabhaya ini terutama dikekalkan dalam kakawin Bhàratayuddha, yang digubah oleh mpu Sêdah dalam tahun 1157 dan kemudian diselesaikan oleh mpu Panuluh. Selain kakawin Bhàrata-yuddha, mpu Panuluh juga mengarang kakawin Hari-wangúa dan Ghaþotkàcaúraya.
Jayabhaya digantikan oleh Sarweúwara, 1160 – 1170 kemudian digantikan pula oleh Aryyeúwara, 1170 – 1180. Pengganti Aryyeúwara adalah Gandra yang bergelar, Úrì Mahàràja Úrì Kroñcàryyadìpa Haóðabhuwànapalaka Parakramanindita Digjayottunggadewa nama Úrì Gandra.
Dari 1190 – 1200 yang memerintah adalah raja Ûrêngga yang bergelar Úrì Mahàràja Úrì Sarwweúwara Triwikramàwatàrànindita Ûåògalañcana Digjayottunggadewa.
Raja terakhir adalah raja Kåtajaya (1200 – 1222) yang kalah dalam pertempuran di Gantêr melawan Ken Arok raja Singhasàri. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Kadiri.
Jaman Kadiri adalah masa yang sangat subur untuk perkembangan kesusasteraan. Kecuali kakawin-kakawin tersebut diatas, masih ada lagi kakawin Kåûóàyana karangan mpu Triguóa dan kakawin Sumanasàntaka karangan mpu Monaguóa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar