Senin, 28 Mei 2012

Sarpayadnya - Kurban Ular


Para Ular dikurbankan - Bhagawata Puràóa

Gara-gara perlakuan tak senonoh inilah, Dia dikutuk akan digigit ular Takûaka
 Seperti yang kita ketahui, bahwa Parìkûit dikutuk akan digigit seekor ular yang bernama Takûaka.

Setelah mendengar tentang Bhàgawata Puràóa, Parìkûit kemudian bersujud dan memberi hormat pada Úukadewa. Ia berkata bahwa dirinya tidak lagi khawatir digigit ular. Karena ia telah mengetahui tentang sifat-sifat àtman, dan Brahman. Ketika åûi Úukadewa pergi, Parìkûit mulai duduk dan bermeditasi. Sementara itu, naga Taksaka menyamar menjadi seorang bràhmaóa untuk bisa mendekati sang raja. Ia kemudian menggigit sang raja hingga tewas.

Mengetahui hal itu, Putra Parìkûit yang bernama Janamejaya menjadi amat marah. Ia memutuskan untuk melakukan upacara kurban ular sarpayadnya (sarpayajña) di mana seluruh ular yang ada di seluruh dunia akan dibunuh (dikurbankan). Mereka akan didatangkan oleh para pawang kerajaan lalu dimasukkan ke api upacara yang sangat besar. Takûaka kemudian lari menghadap dewa Indra meminta perlindungan.

Atas campur tangan dan permintaan Båhaspati, Janamejaya akhirnya menghentikan upacara yang dilakukannya atas nama para ular.

Atas campur tangan dan permintaan Båhaspati, Janamejaya akhirnya menghentikan upacara yang dilakukannya atas nama para ular.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar