Senin, 20 Mei 2013

Suku Dayak Orung Da'an

Dayak Nanga Raun, Kalimantan BaratKehidupan Suku Dayak Orung Da'an

Nanga Raun, sebuah desa kecil di jantung Kalimantan.

Desa ini terletak di hulu aliran Sungai Manday, sungai yang mengalir sampai Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Dibutuhkan waktu sekitar 18 jam untuk mencapai desa ini dengan jalan darat dari Pontianak. Sekitar 1100 jiwa penduduknya mayoritas adalah Dayak Orung Da’an, Dayak yang berasal dari hulu Sungai Da’an. 


Subsuku Dayak ini memang tidak seterkenal Dayak Iban atau Punan, sebab memang belum banyak penelitian tentang mereka. Desa Nanga Raun sendiri mungkin hanya dikenal oleh orang-orang yang mendalami sejarah dan antropologi, karena desa ini disebut oleh Anton Willem Nieuwenhuis, seorang peneliti antropologi dari Belanda yang menetap cukup lama di desa ini dalam ekspedisinya menyusuri sungai Mahakam tahun 1894.

Nanga Raun berada di aliran Sungai Manday dan dikelilingi oleh perbukitan. Di desa ini terdapat dua dusun yaitu Dusun Tilung dan Dusun Nanga Arong. Dusun Nanga Arong adalah pemukiman terakhir suku Dayak Orung Da’an di Sungai Manday. Selepas Nanga Arong adalah perbatasan Kalimantan Tengah.

Tim Ekspedisi Hello Borneo Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada menelusuri dusun ini pada bulan Maret 2013. Mereka tidak menemukan cerita atau situs yang berkaitan dengan Anton Willem Nieuwenhuis, tapi justru menemukan banyak hal lain yang menarik di desa ini.

Foto dan teks: Agus Satriawan


Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(1) Nanga Raun dapat dicapai dengan jalan darat dari Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, selama 3 jam. Tidak ada kendaraan umum kecuali ojek. Kondisi jalan masih berupa tanah yang dikeraskan, dan jika hujan akan meninggalkan kubangan berlumpur disana-sini. Cara lain adalah dengan menggunakan perahu motor melewati Sungai Manday dari Nanga Kalis, ibukota Kecamatan Kalis. Waktu tempuh sekitar 4-5 jam

Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat

(2) Desa Nanga Raun berada di aliran Sungai Manday dan dikelilingi oleh perbukitan. Di desa ini terdapat dua dusun yaitu Dusun Tilung dan Dusun Nanga Arong. Dusun Nanga Arong adalah pemukiman terakhir suku Dayak Orung Da’an di Sungai Manday.

 

Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(3) Suasana dusun Tilung di desa Nanga Raun. Rumah penduduk berbentuk rumah dengan tiang-tiang setinggi setengah sampai satu meter. Dulu desa ini terkenal dengan rumah betang terpanjang di Kalimantan, tetapi dari cerita penduduk rumah betang itu terbakar sekitar tahun 1960-an oleh ulah orang gila. Sejak saat itu penduduk tidak lagi membangun rumah betang untuk tempat bermukim.



Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(4) Pekerjaan utama penduduk Nanga Raun adalah berladang padi. Hasil ladang pun hanya sebagian kecil yang dijual. Umumnya hasil ladang dikonsumsi sendiri. Sistem berladang mereka adalah ladang berpindah. Masa panen padi jatuh pada bulan Januari-April. Dalam satu tahun penduduk hanya memanen padi satu kali.


Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat

(5) Seorang ibu memandikan hewan peliharaannya. Untuk asupan lauk-pauk penduduk hanya mengandalkan tangkapan ikan dan buruan binatang hutan. Hewan piaraan berupa sapi, babi, dan ayam biasanya hanya digunakan untuk upacara adat.


Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(6) Dalam upacara adat biasanya dibuat kue tradisional yang disebut lamak. Bahannya berupa beras ketan, gula, dan air. Setiap akan diadakan sebuah acara kaum perempuan di desa bersama-sama melakukan kegiatan penumbukan beras ketan sebagai bahan kue. Beras ketan ini dikumpulkan dari hasil panen mereka.


Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(7) Upacara adat paling ramai dalam tradisi Dayak Orung Da’an justru upacara Buang Pantang, yaitu upacara yang diadakan ketika ada penduduk yang meninggal. Semakin tinggi tingkat sosial dan umur seseorang, maka semakin ramai acara diadakan. Durasi acara mulai dari 3 hari sampai 1 bulan. Setiap hari akan diadakan pesta makan-makan dan kesenian berupa permainan tradisional. Di puncak acara akan diadakan tradisi menari dengan memakai pakaian adat.


Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 

(8) Suku Orung Da’an percaya ketika mati roh yang mereka namakan Semangat akan berkumpul di Bukit Tilung, sebuah bukit setinggi 1112 meter di barat daya desa Nanga Raun. Bukit ini berbentuk seperti kuburan dengan nisan diatasnya. Di bukit ini Semangat akan dipilah kadar perbuatan baik dan buruknya selama berada di dunia dan akan mendapat ganjarannya masing-masing. Bukan hanya suku Dayak Orung Da’an yang mempercayai bukit ini sebagai tempat berkumpul...



Dayak Nanga Raun, Kalimantan Barat 
(9) Di Dusun Tilung Desa Nanga Raun hanya terdapat satu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya penduduk harus ke Putussibau. Di Sekolah Dasar ini Tim Mapagama melakukan kegiatan pendidikan rekreatif berupa menyanyi, menggambar, menulis cerita, dan mengadakan pementasan drama berdasar cerita yang ditulis. Murid-murid menyambut kegiatan dengan antusias. Mereka membuat sendiri dialog dan kostum.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar