Siapakah pendiri agama Hindu ?
Secara khusus tidak ada. Hindu adalah
hasil riset dari banyak orang suci terpelajar yang dikenal sebagai para åûi,
mereka adalah master-master spiritual seperti para master Kristen.
Kapan agama Hindu lahir?
Tanggal yang tepat sebagai kelahiran
Hindu tidak dijelaskan disini. Ada banyak teori yang berhubungan dengan
kelahiran Hindu. Jika kau meneliti sejarah Mitologi Hindu, maka Hindu sudah
berusia trilyunan tahun. Beberapa sumber menyatakan bahwa Hindu mulai ada sejak
jaman es berakhir. Sumber lain menyatakan bahwa Hindu mulai ada pada 6000-7000
tahun sebelum Kristus. Beberapa Theologian seperti Max Muller dari
Jerman menyatakan bahwa Hindu dimulai pada milenium ketiga sebelum Masehi.
Menurut teori ini, suku Eropa yang nomaden datang ke India dan menetap di
pingir sungai Indus, Gaògà dan Brahmaputra. Suku ini dinamakan
para Àrya (yang mulia). Setelah bermukim mereka memulai ‘proses
berpikir’ yang selanjutnya dikenal sebagai Hinduisme.
Siapa sebenarnya yang memulai proses
berpikir ini di India? Apakah bangsa Àrya yang tinggal di India, atau
ini memang benar-benar telah dimulai oleh suku India yang berkulit hitam yang
dikenal sebagai para Dravida yang merupakan penduduk asli? Ini adalah
pertanyaan sejuta dolar. Menurut para theologian Hindu, pengetahuan ini
sebe-narnya telah ada selamanya di India sejak dahulu. Menurut mereka penduduk
baru di India utara menggabungkan penge-tahuan mereka dengan peradaban bangsa
kulit gelap yang ada di India selatan, bangsa Dravidia dan dari itu
terbentuklah Hinduisme.
Penemuan yang mengagumkan tentang
peradaban lembah sungai Indus yang terdapat di Mahenjodaro dan Harappa
menunjukkan peradaban itu dimulai 6000-7000 tahun sebelum masa Kristus.
Prasasti Mahenjodaro dan Harappa menyatakan bahwa peradaban
lembah sungai Indus tidak hanya milik bangsa non Àryan namun juga bangsa
Àrya atas dasar: (a)adanya kota-kota indah, (b) tidak adanya besi dalam
kota ini, (c) tidak adanya kuda. Dari benda-benda peninggalan yang terdapat di Harappa,
sekarang kita tahu bahwa di lembah sungai Indus, orang-orang memuja Úiva sebagai
Rudra, memuja para dewi sebagai Ibu, membangun tempat permandian upacara
suci, melaksanakan yoga dan memilik perapian disetiap rumah. Kota-kota telah
memiliki jalanan yang rapi dan terowongan air bawah tanah.
Menurut beberapa orang theologian,
penduduk pada peradaban Mayan, adalah pelaut perkasa dan pernah
menak-lukkan India yang menyebabkan bergabungnya peradaban Mayan dan Àryan.
Åûi Vàlmìki dalam kisah Ràmàyaóa-nya nan indah itu, meramalkan
hal ini sebagai invasi dari para Dànava ke India. Dan beberapa sumber
juga meyakini ini sebagai para Dànava. Dalam kisah lain, ini digambarkan
sebagai pertarungan antara Arjuna melawan para Dànava di Hiraóyapura.
Beberapa orang meyakini bahwa bangsa Mayan menulis Sourya-Siddhànta,
yang merupakan kitab ajaran Astronomi kuno di India.
Bangsa Dravida mungkin adalah
yang memulai “proses berpikir” yang merupakan asal mulanya terbentuknya
Hindu, akan tetapi selanjutnya mendapat pengaruh dari bangsa Àrya, Mayan,
Mesir kuno dan peradaban Yunani. Beberapa poin menunjukkan bahwa:
1. “Hanya
ada satu Tuhan, namun beliau diekspresikan dalam banyak nama dan wujud yang
berbeda” mungkin
merupakan hasil dari peradaban Mesir kuno.
2. Teori
tentang kehidupan setelah mati mungkin adalah ide dari peradaban Mesir kuno
yang dilanjutkan oleh Yunani dan pada akhirnya menjadi bagian dari peradaban
bangsa Àrya.
3. Rudra
yang dipuja oleh bangsa Àrya sebenarnya adalah dewa dari bangsa Dravida.
Rudra selanjutnya kemudian dipuja sebagai Úiva dalam kitab Hindu.
4. Dewa-dewa
seperti Vàruóa dan Vàyu memiliki hubungan mitologis dengan
dewa-dewa yang terdapat dalam mithologi Yunani.
Sekarang ini, semua agama didunia,
adalah gabungan dari ide dan pemikiran yang berlawanan. Bahkan Kristen adalah
gabungan dari Judaisme, Platonisme (filsafat Plato), Gnostik dan
Paganisme Romawi. Sebenarnya menurut Ensiklopedia Inggris, seorang
theologis Kristen, Augustine dari Hippo (354-430 AD) “Gabungan,
pencampuran berbagai kepercayaan dalam Perjanjian baru dengan tradisi Platonik
dari Filsafat Yunani.” Kebanyakan Paganisme mempengaruhi Kristen setelah
Kaisar Constantine dari Roma menjadi penganut Kristen pada 312
setelah Masehi.
Siapakah bangsa Dravida itu?
Seperti yang telah aku katakan, semua
orang di India selatan dapat disebut sebagai bangsa Dravida. Akan tetapi
jika yang dijadikan patokan adalah kuil-kuil Úiva dan perkembangan
ajaran Úiva maka aku akan mengatakan bahwa Madras dan sekitarnya adalah
peradaban bangsa Dravida.
Kitab suci yang terbaik dari bangsa Dravida
adalah Thirukural, yang ditulis dalam bahasa Tamil oleh
åûi Thiruvalluar pada abad pertama sebelum Masehi. Thirukural dianggap
sebagai kitab suci para pemuja Úiva (Úaivite).
Apakah bangsa Àrya dan Dravida hidup rukun?
Aku ingin jawabannya adalah Ya, karena
bahkan sampai sekarang India selatan dan Utara masih terjadi kesalah-pahaman
dalam hal agama. Banyak penganut Hindu menganggap dewa Úiva sebagai dewa
dari bangsa Dravida dan dewa Viûóu sebagai dewa bangsa Àrya.
Oleh karena itulah beberapa penganut Hindu di Madras merasa bahwa kebanyakan
kitab suci Hindu mengejek dan merendahkan dewa Úiva, karena hampir pada
semua mithologinya Hindu senantiasa mengg-ambarkan dewa Úiva pada
kedudukan kalah perang terutama dalam kisah Ràvaóa dan Narakàsura.
Sedangkan dewa Viûóu selalu digambarkan sebagai pemenang dan dicintai.
Mungkin semua kisah itu hanya sebuah kebetulan dan orang-orang sekarang membaca
sebuah kisah yang dikemudian dihubungkan dengan kitab suci dan mendapatkan
sesuatu yang baru dari kisah mitologi itu. Kelihatannya para Úaivite sekarang
ini tidak terlalu memperhatikan Bhagavad Gìtà, mungkin karena kitab ini
terlalu didominasi oleh keagungan Viûóu.
Ayah, bagaimanakah Hindu dimulai?
Menurut kitab suci Hindu sendiri, Hindu
dimulai dengan adanya kitab Úruti. Úruti secara úàstra berarti “sesuatu
yang didengar”. Ilmuwan dan praktisi spiritual pada masa itu yang disebut
sebagai Åûi, yang menyempurnakan diri dengan melakukan meditasi,
dikatakan telah mendengarkan, dalam batinnya, tentang kebenaran, dan kebenaran
ini kemudian diajarkan pada murid-muridnya dengan media transmisi pikiran atau
telepati. Selama waktu yang cukup lama tidak pernah ada pengajaran secara
tertulis. Veda dan Upaniûad hanya ada dalam bentuk Úruti.
Kata Upaniûad sendiri berarti Upa = dekat, Ni = bawah, Sad
= duduk. Jadi kata Upaniûad berarti ajaran yang disampaikan oleh
seorang guru spiritual kepada muridnya, ketika sang murid duduk didekat
gurunya.
Menurut thelogis Kristen, kitab Injil
adalah sebuah kitab suci yang diinspirasikan oleh roh kudus. Dalam II Peter
1:2, terbaca, “karena pewahyuan ajaran suci bukan merupakan
kehendak manusia, namun orang suci, Tuhan berbicara tentang ajaran itu karena
mereka digerakkan oleh roh kudus”. II Timothy 3:16 menyatakan bahwa “semua
kitab suci diberikan atas dasar inspirasi Tuhan”.
Demikian juga semua kitab suci dianggap
sebagai kebenaran Tuhan yang diwahyukan. Menurut salah satu aliran filsafat (Nyaiyayika)
disusun sendiri oleh Tuhan yang maha kuasa. Menurut filsafat Mìmàýsà,
semua ajaran Úruti itu ada dibumi dalam wujud suara. Oleh karena itulah
suara dan irama yang terdapat dalam Veda sangat penting.
Apakah nama asli Hindu?
Sanàtana Dharma, yang berarti “kebajikan yang kekal dari sesuatu yang
tanpa awal dan akhir” adalah nama asli Hindu. Yang memberikan nama
Hindusime adalah bangsa Persia yang menyerbu India pada abad ke enam
sebelum Masehi. Kata Hindu berasal dari akar kata ‘Indu’. Beberapa orang
menyatakan bahwa nama ini berasal dari bahasa Persia yang artinya “manusia
sungai”.
Dengan nama Sanàtana Dharma,
Hindu menyatakan kepada dunia bahwa kebenaran akan abadi selamanya dan para åûi
adalah orang yang berhasil mencapai kebenaran itu. Saint Augustine
menyatakan, “Agama yang sejati akan selalu ada dan menjadi orang Kristen
setelah penampakan Jesus Kristus”. Jadi kebenaran yang sama akan dicapai
oleh orang yang tanpa kenal lelah mengejarnya, meskipun ia tidak mengetahui
ajaran Hindu. Seperti para ilmuwan diseluruh dunia secara kebetulan
kadang-kadang menemukan kebenaran seperti yang dicapai oleh Buddha, Sufi,
Socrates, Kristus, Nanak dan yang
lainnya meskipun ia tidak tahu satu katapun tentang Hindu. Secara pribadi aku
merasa bahwa Sanàtana Dharma adalah nama yang tepat untuk Hindu.
Dalam bahasa apakah Kitab Suci Hindu ditulis?
Ya, dalam bahasa Sanskreta. Sanskreta
adalah bahasa yang sudah cukup tua. Seperti Ibrani dan Latin,
Sanskreta terdiri dari limapuluh dua alphabet dan percaya atau tidak, kata
pertama dalam bahasa Inggris. “Father” dan “Mother” berasal dari
bahasa Sanskreta “pità” dan “màtà” seperti yang dinyatakan dalam
buku “The Story of English” Hampir ke-enambelas bahasa lokal India
berasal dari bahasa Sanskreta.
Apakah semua Kitab Suci Hindu ditulis oleh
penyusun tertentu?
Kita hanya dapat menebak dan
berspekulasi tentang penyusun kitab suci Hindu. Hampir semua kitab suci Hindu
disusun oleh penyusun yang tidak mencantumkan nama aslinya. Dalam semua kitab
suci, kita akan dapat melihat bagaimana seorang penulis berusaha untuk
menyembunyikan nama aslinya.
Disamping itu,
termasuk Bhagavad Gìtà, semua kitab suci Hindu ditulis dengan subjek
ketiga yang menceritakannya. Dalam Bhagavad Gìtà, Kåûóa (subjek
pertama) yang sedang menasehati kûatriya Arjuna (subjek kedua)
dan nasehat itu didengar dan dilihat secara telepati oleh Sañjaya (subjek
ketiga) dan menceritakannya kepada raja Dhåtaràûþra (subjek keempat).
Epos besar lainnya yaitu Ràmàyaóa,
ditulis sebagai cerita kisah Ràma yang diceritakan oleh seekor
burung kecil yang telah kehilangan kekasihnya oleh panah seorang pemburu yang
jahat. Kitab Yoga Vasiûþha yang dipetik dari Ràmàyaóa adalah
sebuah diskusi antara åûi Vasiûþha dengan Úrì Ràma.
Kisah yang paling dramatis dapat ditemukan dalam Úrìmad Bhàgavatam,
dimana åûi Suta menceritakan kisah sepuluh avatàra Viûóu pada
raja Parìkûit yang telah ditakdirkan meninggal tujuh hari mulai
hari itu, pada hari yang ketujuh raja Parìkûit wafat oleh nàga Takûaka.
Secara tidak langsung, Úrìmad
Bhàgavatam menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah seperti raja Parìkûit
dengan waktu terbatas untuk dapat hidup didunia ini. Jadi kesadaran Tuhan
adalah sebuah keharusan bagi kita.
Tak seorangpun dengan jelas dapat
mengatakan alasan mengapa para suci Hindu cenderung tidak mencantumkan namanya.
Barangkali ini adalah sebuah usaha untuk mencegah munculnya ego yang tidak
perlu atau barangkali itu adalah pernyataan secara tidak langsung bahwa apa
yang ditulis itu adalah kebenaran yang abadi sehingga tak perlu ada pertanyaan
siapa penyusunnya.
Apakah Hindu itu membingungkan?
Sama sekali tidak. Bagi orang yang
membaca kitab suci Hindu secara tidak lengkap maka ajaran Hindu akan tampak
membingungkan dan bertentangan. Akan tetapi bagi seseorang yang telah meneliti
berbagai kitab suci, maka ajaran suci Hindu akan menjadi sebuah kebenaran.
Karena Hindu adalah sebuah perkembangan proses berpikir, maka didalamnya kau
akan melihat adanya agama yang masih primitif dan yang sudah berkembang. Tentu
saja Hinduisme juga mengijinkan ratusan pemikiran sungguh-sungguh yang saling
berlawanan. Agama Hindu itu seperti pengetahuan modern. Seperti halnya ratusan
ilmuwan yang mengadakan riset tentang berbagai masalah dan terkadang terjadi
konflik pemikiran, dalam Hinduisme, para åûi, biasa bekerja dengan
hal-hal yang bertentangan tentang teka-teki alam semesta.
Hindu tidak pernah memiliki istilah “pembersihan
rumah” terhadap ajarannya selama lima ribu tahun sejarahnya. Itulah alasan
mengapa Hindu tampak seperti sup yang maaha melimpah. Pada satu sisi kau
melihat moralitas yang ditekankan secara ketat dan disisi lain terlihat
erotisme ajaran Tantra. Di satu sisi ada kepribadian Tuhan dan disisi
lain Hindu berbicara tentang Tuhan yang tanpa kepribadian (Brahman). Kristen,
pada perkembangannya telah melakukan “pembersihan rumah” ini secara
teratur setiap tahun semenjak kelahirannya.
Semenjak sidang Nicaea pertama
pada tahun 325 sesudah Masehi, Kristen telah mengeluarkan mereka yang tidak
mengikuti ajaran Gereja. Itulah alasan mengapa saksi-saksi Jehovah dan Mormon
berada diluar aliran utama Kristen.
Disamping itu, pertentangan senantiasa
terlihat pada agama lain didunia. Perjanjian Lama secara tidak langsung
bertentangan dengan Perjanjian Baru dalam segala hal. Jika Perjanjian Baru
berbicara tentang “memberikan pipi yang lain jika pipi yang satu dipukul”,
maka Perjanjian Lama menyatakan tentang idiologi, “satu mata untuk satu
mata”. Jika Perjanjian Lama berbicara tentang kegiatan seksual secara
mendetail termasuk inkes, maka Perjanjian Baru menjelaskan ajaran moralitas
yang tinggi. Tuhan dalam Perjanjian Lama meminta dan mengijinkan kurban manusia
maka dalam Perjanjian Baru terlihat Tuhan yang penuh kasih sayang dan
bijaksana. Disamping itu, ajaran Saint Thomas agak berbeda dengan ajaran
Matius, Markus, Lukas dan John. Tentu saja ajaran Saint Thomas
tidak termasuk dalam Perjanjian Baru mungkin karena perbedaannya dengan
ajaran lain.
Sekali lagi yang perlu diperhatikan,
adalah tidak benar menghakimi kitab suci, dengan menggaris bawahi satu kalimat
atau sloka tertentu. Kita harus melihat ide secara keseluruhan dan bukan arti
per kalimat yang ditekankan.
Apakah Hindu merupakan agama yang sama seperti
agama Kristen?
Tidak, Hindu lebih cenderung sebagai
suatu jalan hidup ketimbang sebuah agama spesifik. Seperti yang telah aku
beritahukan sebelumnya, dalam Hindu kau dapat melihat ajaran semua agama dunia.
Jainisme, Buddhisme dan Sikhisme muncul dari Hinduisme. Agama Sikh yang
didirikan oleh Guru Nanak, yang mengkombinasikan aspek ajaran
yang baik dan utama dalam Hindu dan Islam.
Demikian juga dengan intisari ajaran
Kristen dan Islam yang menghasilkan Judaisme. Dari Judaisme-lah Islam
dan Kristen mewarisi banyak prinsip-prinsip agama, moral dan
praktek. Tanpa mempelajari Judaisme maka sangat sulit untuk dapat
memiliki gambaran yang jelas tentang Islam dan Kristen. Jadi
dengan kalimat singkat, aku mengatakan bahwa Hindu dan Judaisme adalah dua Ibu
dari semua agama.
Ayah, apakah aspek terpenting dalam ajaran
Hindu?
Karena ada banyak aspek dalam Hindu,
maka sulit untuk menentukan aspek mana yang lebih baik dari aspek yang lainnya,
akan tetapi aku rasa aspek yang terpenting adalah jujur pada diri sendiri.
Yang manakah termudah, menjadi orang percaya atau
tidak percaya?
Untuk menjadi orang yang tidak percaya,
tentu lebih gampang. Tinggal mengatakan, “Aku tidak ingin mendengar hal itu;
aku tidak percaya apapun yang kau katakan” tutup pikiranmu terhadap
kebenaran seperti burung unta yang menutupi kepalanya dengan pasir. Untuk
menjadi orang yang benar-benar percaya maka seseorang harus berpikir dan
menjelajahi segala lapisan pemikiran. Úrì Kåûóa bersabda, “bagi
mereka yang bimbang dan ragu, tak akan ada kebahagiaan dibumi dan diakhirat
untuknya. Keraguan timbul karena ketidaktahuan dan harus dibasmi dengan pedang
ilmu pengetahuan.” (Bhagavad Gìtà 4: 40, 42)
Untuk mempelajari Hindu haruskah kita meyakini
ajarannya?
Tak perlu. Kau dapat mempelajari Hindu
seperti mempelajari matematika, fisika atau kimia. Kau bahkan tak perlu
mem-percayai adanya kepribadian atau Tuhan tanpa kepribadian. Milikilah pikiran
yang terbuka dan siap untuk menjelajahi wilayah pemikiran yang baru. Hanya itu
yang diperlukan oleh seseorang yang ingin mempelajari Hindu.
Menurutku, mempelajari Hindu adalah
seperti melihat sesuatu dengan sebuah kalaidoskop yang besar. Setiap kali kau
menggoyangkannya, maka kau akan melihat gambar yang baru tentang obyek yang kau
lihat. Demikianlah dengan ajaran Hindu, setiap kali kau mempelajarinya, maka
kau akan berhadapan dengan pemikiran yang baru.
Ayah, apakah yang membuat ayah tertarik dengan
Hindu?
Alasan utama adalah karena adanya
kebebasan untuk berpikir. Itulah yang membuatku tertarik. Dimana lagi kau dapat
mendapatkan Kåûóa, Buddha (yang mempertanyakan kebenaran
Veda), Adi Úaòkara (pembaharu Hinduisme) dan Càrvàka (penganjur
Materialisme), semuanya diperlakukan dengan cara yang sama. Jika Úaòkara dan
Buddha lahir pada agama lain, maka kemungkinan ia akan dibakar
hidup-hidup. Lihatlah apa yang terjadi pada Socrates dan William Tyndale.
Lihat juga apa yang terjadi pada kelompok Sufi ketika menyatakan, “aku
adalah Tuhan” yang sebenarnya seirama dengan mahàvàkya mantra Hindu,
“Aham brahmàsmin” (aku adalah Brahman/Tuhan) dalam kalimat lain.
Namun mereka semua dihukum mati karena kebebasan berpikir mereka.
Jadi dalam Hindu kau dapat membantah
setiap hal dan kau tidak harus menerima sesuatu sebelum kau sendiri mengetahui
kebenaran yang berada dibaliknya. Disamping itu Hindu tidak pernah memonopoli
ide dan pemikiran. Semua pemikiran dan konsep Hindu adalah hukum alam yang
tidak tertulis; ide-ide itu terbuka untuk siapa saja yang tiada henti mengejar
kebenaran.
Apakah yang membuat Hindu benar-benar besar?
Hindu adalah sebuah pohon besar. Dalam
batang tubuhnya (úakha) orang dapat melihat prinsip-prinsip dari semua
agama di dunia. Konsep penyerahan diri total yang diajarkan oleh Kristus adalah
Yoga yang diajarkan oleh Úrì Kåûóa dalam Bhagavad
Gìtà. Pernyataan para Sufi, “Aku adalah Tuhan” dapat dilihat dalam Upaniûad
sebagai, “Aham brahmàsmin”. Pernyataan Lao-tse bahwa
segalanya adalah Tao dapat dilihat sebagai, “Segalanya adalah
brahman”dalam Upaniûad. Hanya dalam Hindu orang dapat melihat
persatuan para atheis, agnostik dan theis. Ketika Socrates dan para Sufi
dihukum mati atas penyataannya, maka di India kita memuja Buddha yang
tidak mengakui kebenaran Veda dan menentang keberadaan dewa-dewa. Jadi
dalam Hindu seseorang dapat menemukan agamanya masing-masing, bagaimanapun cara
berpikirnya.
Hindu menyadari bahwa umat manusia
terdiri dari berbagai level yang berbeda. Suatu hal belum tentu cocok untuk
semua. Ibuku dapat langsung trance jika melihat gambar Kåûóa. Namun
bagiku dan kau itu mungkin tidak akan terbayangkan. Aku dapat menghargai
lirik-lirik Sansekerta yang terdapat dalam Mahàbhàrata namun itu adalah
hal yang sulit bagimu. Itulah alasan mengapa Hindu menyediakan berbagai ide dan
konsep pemikiran untuk memenuhi kebutuhan semua.
Ayah, bagaimanakah konsep Hindu yang sebenarnya
tentang Tuhan?
Hindu meyakini adanya satu Tuhan yang
diekspresikan dalam berbagai wujud. Dalam sebuah konsep, Tuhan mengatasi
segalanya yang diketahui oleh umat manusia. Hindu tidak mempercayai bahwa Tuhan
memiliki wujud manusia atau wujud yang terdapat dalam mitos atau Genesis. Namun
akan tidak benar jika mengatakan bahwa Tuhan tidak mengambil wujud manusia
sebagai wujud-Nya karena dalam Perjanjian Lama dinyatakan, sebaliknya, manusia
telah berusaha menciptakan Tuhan dalam dirinya. Sesungguhnya Tuhan itu tidak
terbatas waktu dan tanpa wujud. Seperti Allah dalam Islam, Tao
dalam Taoisme dan Ayin dalam Kabbalah atau dewa/Tuhan
dalam Hindu tidak memiliki definisi. Pada Kabbalah, ajaran mistik Jahudi
kata “Ayin” sebenarnya berarti “bukan apa-apa”, Ayin mengatasi
keberadaan dan tidak memiliki atribut. Ketika Musa bertanya pada Tuhan, “Siapakah
anda?” maka dari semak yang terbakar terdengarlah jawaban, “Aku adalah
diriku sendiri.” Ini secara jelas membuktikan bahwa Jehovah bukanlah
mahluk dengan atribut kemanusiaan. Injil yang suci juga menyatakan bahwa “Tuhan
adalah roh” (Johanes 4: 23, 24) dan memuja-Nya, memuja dalam bentuk roh. (Kidung
Suci) Psalms 139: 7-10 menyatakan bahwa Tuhan adalah roh yang berbeda-beda
dimana-mana. Lukas 24: 39 bahwa Roh tidak memiliki tulang dan daging.
Tidak ada kata-kata atau wujud yang dapat menggambarkan keagungan Tuhan.
Kembali kepada konsep Hindu tentang Tuhan, ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Segala
sesuatu berasal dari sesuatu yang tak terdefinisikan yang disebut sebagai Brahman,
Buddhisme tidak mempercayai Brahman. Mereka merasa bahwa hal itu seperti
tidak dapat ditentukan secara pasti.
2. Segalanya
berasal dari-Nya, jadi semuanya baik dan Illahi adanya.
3. Hanya
ada satu Tuhan (monotheisme).
4. Kita
semua adalah Tuhan. Tentu saja hal ini berarti bahwa jika kau dapat meneliti
setetes air laut, maka kau akan dapat mengetahui keseluruhan air laut itu atau
jika kau tahu alat yang membuat lampu menyala maka kau mengetahui seluruh
jaringan listrik.
5. Mencari
Tuhan sama saja dengan mencari sejumput garam dalam lautan luas. Saat garam itu
sampai dipermukaan samudra, maka ia akan menjadi bagian dari seluruh samudra
itu. Demikian juga mereka yang mengejar Tuhan akan bersatu dan larut dalam
Tuhan.
Apakah yang sebenarnya membedakan kita dengan
Tuhan?
Ini adalah pertanyaan yang hampir tidak
terjawab karena kita tidak dapat mendefenisikan Tuhan. Akan tetapi pada batas
tertentu aku dapat menyatakan bahwa perbedaanya adalah seperti listrik yang
terdapat dalam lampu dan keseluruhan jaringan listrik. Energi yang terdapat
dalam lampu menyala adalah sebuah replika dari keseluruhan energi listrik, akan
tetapi energi yang terdapat dalam lampu itu akan tetap kecil jika tidak
berhubungan dengan energi pusatnya. Jadi meskipun kita adalah Tuhan namun jika
kita tidak berhubungan dengan jaringan pusat yang disebut sebagai Tuhan maka
kita tidak akan memiliki kekuatan Tuhan. Ini hanya dapat dilakukan dengan
menyerahkan keinginan pribadi kepada kehendak Tuhan. Ini lebih mudah dikatakan
dari pada dilakukan.
Apakah setiap orang merupakan titik pusat dari seluruh
alam semesta?
Sejauh Hindu yang dimaksudkan, maka
konsep itu adalah benar adanya. Namun ‘Aku’ itu adalah satu. Tidak ada
lagi ‘kamu’ dan ‘aku’. Tidak ada subjek dan obyek. Hanya ada satu
‘Aku’ di seluruh semesta ini.
Perkembangan teori alam semesta
menyatakan bahwa setiap titik di alam semesta ini adalah pusat dari semesta
secara keseluruhan. Dan Hindu berpendapat bahwa setiap mahluk di alam semesta
ini adalah titik pusat munculnya alam semesta.
Hindu juga menyatakan bahwa setiap
individu adalah ‘sùkûma jagat’atau ‘dunia kecil’. Ini berawal
dari kepercayaan bahwa apapun yang terdapat diseluruh alam semesta, juga
terdapat dalam diri manusia. Manusia adalah bagian dari keseluruhan alam
semesta. Alam semesta dan tubuh manusia dibentuk dari materi yang sama.
Sebagaimana yang dikatakan oleh para suci Hindu bahwa segala jawaban terdapat
dalam diri manusia. Jika seseorang dapat memahami kekuatan yang terdapat dalam
dirinya, maka ia akan mampu memahami seluruh kekuatan yang terdapat di alam
semesta ini. Pada Kabbalah Yahudi, manusia dianggap sebagai mikrokosmos,
sebagai gambaran kecil dari seluruh alam semesta. Kabbalah memiliki
kepercayaan yang sama dengan Hindu bahwa tindakan manusia memiliki pengaruh
terhadap semesta dan sebaliknya, semesta memiliki pengaruh terhadap manusia.
Apakah Hinduisme menyatakan bahwa Kebenaran itu
abadi?
Ijinkan aku menjelaskannya dengan cara
lain. Hindu percaya dengan adanya banyak kebenaran yang kekal dan semuanya
terbuka bagi siapa saja yang mencarinya, meskipun mereka tidak mengetahui
ajaran dan konsep-konsep Hindu. Jadi dengan kata lain, seorang Kristen sejati,
Muslim sejati, atau Yahudi sejati dengan sendirinya adalah seorang Hindu.
Kebenaran akan selalu ada selamanya. Setiap Nabi menemu-kannya secara terpisah
dan menyampaikannya dengan bahasa mereka. Jadi yang oleh dunia disebut sebagai “penemuan”
sebenarnya tidak ada. Kita tidak akan pernah dapat menemukan sesuatu yang tidak
ada di alam semesta. Kata yang lebih pantas mungkin adalah “pengungkapan”.
Seorang filsuf Jerman, Earnest Kapp menyatakan bahwa segala penemuan,
hingga penemuan komputer adalah pengembangan dari sifat-sifat manusia.
Apakah ini merupakan suatu kenyataan yang
membuktikan bahwa kebanyakan orang menyebut Hindu sebagai agama pribadi?
Begitulah adanya. Jika Hindu hendak
digolongkan dalam suatu agama dengan batas-batas tertentu maka yang dimaksud
adalah agama pribadi orang itu. Setiap penganut Hindu senantiasa berdoa dan
bermeditasi, Bhajan (nyanyian kelompok bhakti) adalah bagian dari trend
modern Hindu. Tak ada kata “Pùjà” dalam kitab Veda. Pùjà adalah
bagian dari kisah-kisah mitologi Hindu. Para åûi agung biasanya duduk
dan berdoa untuk hal-hal tertentu lalu pergi. Doa seperti ini disebut sebagai Yatna.
Menurut Hindu, agama dari setiap orang berbeda-beda dan unik. Ia senantiasa
mencari jawaban dalam diri, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Hindu adalah
agama pribadi setiap orang. Seorang guru sipiritual mungkin adalah seorang ràja
yogì dan muridnya dapat saja seorang bhakti yoga. Setiap orang
mengikuti agamanya masing-masing yang unik. Itulah keindahan Hindu.
Apakah tujuan hidup menurut agama Hindu?
Tujuan hidup dalam agama Hindu dikenal
sebagai Puruûa-artha (tujuan hidup manusia). Puruûàrtha ini ada
empat (catur puruûàrtha) yaitu Dharma (kebajikan), Artha (kekayaan),
Kàma (pemenuhan keinginan) dan Mokûa (pembebasan). Setiap orang
berusaha untuk mencapai empat tujuan ini dalam kehidupannya.
Bagaimanakah konsep Hindu tentang penciptaan?
Menurut Hindu, penciptaan tidak ada
awal atau akhirnya. Penciptaan adalah proses yang berkelanjutan. Kelahiran dan
kematian adalah bagian dari penciptaan. Jutaan Galaksi tercipta setiap harinya.
Dewa Naþaràja, dewa penari Hindu, adalah simbol dari adanya penciptaan
dan penghancuran alam semesta.
Sehubungan dengan prinsip ini, maka ada
hukum bahwa “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihancurkan”.
Jika berbicara tentang penciptaan, Hindu menganjurkan untuk menggunakan kata
“manifestasi”. Segala ciptaan dimani-festasikan oleh prakåti atau
alam dan selanjutnya kembali lagi ke asalnya. Sekarang aku harap kau dapat
mengerti sudut pandang Hindu tentang penciptaan.
Apakah yang sebenarnya menjadi masalah kita?
Sejauh yang aku tahu, ada sebuah irama
kehidupan dan ketidaktahuan manusia tentang fakta yang penting ini men-ciptakan
sebuah masalah bagi dirinya. Bahkan dalam Åg Veda, kitab suci Hindu yang
pertama, membicarakan sebuah perintah kosmik yang disebut sebagai åta. Dari
pergantian baru antara yang satu dengan yang lainnya yang terdapat dalam hidup,
maka hidup itu adalah sebuah irama dan siklus.
Semua yang ada didunia ini berdenyut.
Lihatlah cahaya. Ia hanya sebuah bentuk elektromagnetik yang bergerak pada
gelombang panjang yang bervariasi. Lao-tse, seorang mistikus Cina,
mengajarkan bahwa dunia bergerak menurut pola Illahi yang direfleksikan dalam
irama dan siklus pergerakan alam dan bahwa kebahagiaan manusia bergantung pada
kemam-puannya untuk memahami irama dan perintah alam semesta. Dewa Naþaràja,
melalui tarian kosmiknya, menunjukkan pada kita bahwa dunia ini ada dalam irama,
meliputi penciptaan dan penghancuran yang konstan.
Segala hal, termasuk kau dan aku,
memiliki pergerakan ritmik didalamnya. Dan yang perlu kita lakukan hanyalah
menciptakan keharmonisan yang seirama dalam diri kita. Mantra yoga,
Pràóàyàma dan berbagai latihan yang lainnya membantu manusia untuk
menciptakan vibrasi iramanya masing-masing. Menurut mantra yoga, semua
mahluk hidup dalam segala keberadaan memiliki wujud yang sepenuhnya berhubungan
dengan frekuensi tertentu. Mantra yang merupakan gabungan kata secara
khusus dibuat dengan frekuensi tertentu, digunakan untuk mengubah frekuensi
seseorang menjadi lebih baik.
Mungkin kau pernah merasa bahagia jika
duduk di dekat sebuah samudra, itu karena vibrasimu berusaha menciptakan
harmonisasi dengan frekuensi vibrasi gelombang samudra itu. Bahkan dalam aspek bhakti
dalam semua agama dimana para pemuja menangisi Kåûóa, Ràma,
Jesus atau Jehovah, maka penyelesaian akhirnya adalah
sebuah pemahamannya terhadap irama alam semesta. Menurut pengembangan teori
alam semesta, dinyatakan bahwa alam semesta ini adalah sebuah irama kosmik
(kurang lebih seperti denyut jatung manusia). Hindu menyebut proses ini sebagai
Spandanam. Bumi dan alam semesta, berada dalam suatu irama tarian abadi,
menurut Fritjof Capra dalam bukunya yang berjudul “The Tao of
Physics”
Menurut ayah, apakah paradoksal terbesar di dunia
ini?
Aku rasa “aku” atau ego yang
misterius itu adalah paradoks yang terbesar dalam hidup. Kita selalu berkata “aku”,
“Milikku”, “rumahku”, “Mobilku” dan sebagainya. Namun kita tak pernah
mnemukan jawaban atas pertanyaan “Siapakah aku?”. Ketika jìva
meninggalkan tubuh phisik pada saat kematian, mayat tidak pernah berkata, “Aku
berada diluar mayat ini”. Namun jika roh dan badan telah bersatu maka kita
akan senantiasa mendengar kata “Aku” setiap saat. Tidakkah kau rasa hal
ini sebagai paradoks yang terbesar? “Aku atau Ego” inilah yang membuat
hidup kita menderita. Jika aku memberitahumu ada ribuan rumah runtuh oleh
sebuah bom mobil pada sebuah pemukiman, maka kau akan menggeleng-geleng kepala
dengan sedikit rasa sedih dihatimu, seolah tidak terlalu berarti bagimu. Namun
jika aku beritahu bahwa ada sedikit kebakaran pada rumahmu, maka sekarang juga
kau akan berlari dengan panik. Namun jika kau berusaha untuk meningkatkan rasa
kemilikanmu, dari yang terbatas menjadi yang tidak terbatas, maka kau akan
menjadi bebas. Ketika kau berpikir tentang putramu, maka kau akan memikirkan
keadaannya, namun jika berpikir tentang anak-anak seluruh dunia, maka kau akan
menjadi sangat bahagia. Dikatakan bahwa orang bijak melihat bagaimana “Aku”
sebagai alam semesta dan alam semesta dalam “Aku”.
Jadi jika Ego yang terbatas menjadi ego
universal maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan abadi. Tentu saja untuk
mengubah ego yang terbatas menjadi ego yang universal, bukanlah tugas yang
mudah, namun merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dari berbagai metoda
kesadaran Tuhan maka kita akan berhasil untuk menyelesaikan tugas yang besar
itu. Menurut maharûi Ràmaóa, “menemukan Aku yang
sejati” adalah tugas utama manusia dan ajaran beliau didasarkan pada
penghapusan ego ini.
Apakah yang harus dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan hidup yang bahagia?
Jika kau mencari jawaban hanya dariku,
maka jawaban itu hendaknya berjalan harmonis dengan alam semesta. Kebanyakan
masalah manusia dimulai dengan pertikaiannya dengan alam. Manusia tahu dengan
baik bahwa ia tidak dapat menemukan sesuatu yang sudah ada dialam semesta ini.
Kembali pada yang alami bukan berarti kembali pada jaman Batu.
Ini
berarti membawa kebenaran dan kedamaian serta cinta dari hari ke hari.
Sebagaimana yang telah aku katakan, Lao-tse berkata bahwa alam
ini bergerak dalam sebuah pola siklus irama dan kebahagiaan manusia bergantung
pada kemampuannya untuk membuat harmonisasi, memahami irama dan perintah alam.
Alam adalah dasar utama ajaran Taoisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar