Jumat, 03 Agustus 2012

KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA HINDU - Mengenal Hinduisme



Siapakah pendiri agama Hindu ?
  Secara khusus tidak ada. Hindu adalah hasil riset dari banyak orang suci terpelajar yang dikenal sebagai para åûi, mereka adalah master-master spiritual seperti para master Kristen.


Kapan agama Hindu lahir?
Tanggal yang tepat sebagai kelahiran Hindu tidak dijelaskan disini. Ada banyak teori yang berhubungan dengan kelahiran Hindu. Jika kau meneliti sejarah Mitologi Hindu, maka Hindu sudah berusia trilyunan tahun. Beberapa sumber menyatakan bahwa Hindu mulai ada sejak jaman es berakhir. Sumber lain menyatakan bahwa Hindu mulai ada pada 6000-7000 tahun sebelum Kristus. Beberapa Theologian seperti Max Muller dari Jerman menyatakan bahwa Hindu dimulai pada milenium ketiga sebelum Masehi. Menurut teori ini, suku Eropa yang nomaden datang ke India dan menetap di pingir sungai Indus, Gaògà dan Brahmaputra. Suku ini dinamakan para Àrya (yang mulia). Setelah bermukim mereka memulai ‘proses berpikir’ yang selanjutnya dikenal sebagai Hinduisme.
Siapa sebenarnya yang memulai proses berpikir ini di India? Apakah bangsa Àrya yang tinggal di India, atau ini memang benar-benar telah dimulai oleh suku India yang berkulit hitam yang dikenal sebagai para Dravida yang merupakan penduduk asli? Ini adalah pertanyaan sejuta dolar. Menurut para theologian Hindu, pengetahuan ini sebe-narnya telah ada selamanya di India sejak dahulu. Menurut mereka penduduk baru di India utara menggabungkan penge-tahuan mereka dengan peradaban bangsa kulit gelap yang ada di India selatan, bangsa Dravidia dan dari itu terbentuklah Hinduisme.
Penemuan yang mengagumkan tentang peradaban lembah sungai Indus yang terdapat di Mahenjodaro dan Harappa menunjukkan peradaban itu dimulai 6000-7000 tahun sebelum masa Kristus. Prasasti Mahenjodaro dan Harappa menyatakan bahwa peradaban lembah sungai Indus tidak hanya milik bangsa non Àryan namun juga bangsa Àrya atas dasar: (a)adanya kota-kota indah, (b) tidak adanya besi dalam kota ini, (c) tidak adanya kuda. Dari benda-benda peninggalan yang terdapat di Harappa, sekarang kita tahu bahwa di lembah sungai Indus, orang-orang memuja Úiva sebagai Rudra, memuja para dewi sebagai Ibu, membangun tempat permandian upacara suci, melaksanakan yoga dan memilik perapian disetiap rumah. Kota-kota telah memiliki jalanan yang rapi dan terowongan air bawah tanah. 
Menurut beberapa orang theologian, penduduk pada peradaban Mayan, adalah pelaut perkasa dan pernah menak-lukkan India yang menyebabkan bergabungnya peradaban Mayan dan Àryan. Åûi Vàlmìki dalam kisah Ràmàyaóa-nya nan indah itu, meramalkan hal ini sebagai invasi dari para Dànava ke India. Dan beberapa sumber juga meyakini ini sebagai para Dànava. Dalam kisah lain, ini digambarkan sebagai pertarungan antara Arjuna melawan para Dànava di Hiraóyapura. Beberapa orang meyakini bahwa bangsa Mayan menulis Sourya-Siddhànta, yang merupakan kitab ajaran Astronomi kuno di India.
Bangsa Dravida mungkin adalah yang memulai “proses berpikir” yang merupakan asal mulanya terbentuknya Hindu, akan tetapi selanjutnya mendapat pengaruh dari bangsa Àrya, Mayan, Mesir kuno dan peradaban Yunani. Beberapa poin menunjukkan bahwa:
1.  “Hanya ada satu Tuhan, namun beliau diekspresikan dalam banyak nama dan wujud yang berbeda” mungkin merupakan hasil dari peradaban Mesir kuno.
2.  Teori tentang kehidupan setelah mati mungkin adalah ide dari peradaban Mesir kuno yang dilanjutkan oleh Yunani dan pada akhirnya menjadi bagian dari peradaban bangsa Àrya.
3.  Rudra yang dipuja oleh bangsa Àrya sebenarnya adalah dewa dari bangsa Dravida. Rudra selanjutnya kemudian dipuja sebagai Úiva dalam kitab Hindu.
4.  Dewa-dewa seperti Vàruóa dan Vàyu memiliki hubungan mitologis dengan dewa-dewa yang terdapat dalam mithologi Yunani.
Sekarang ini, semua agama didunia, adalah gabungan dari ide dan pemikiran yang berlawanan. Bahkan Kristen adalah gabungan dari Judaisme, Platonisme (filsafat Plato), Gnostik dan Paganisme Romawi. Sebenarnya menurut Ensiklopedia Inggris, seorang theologis Kristen, Augustine dari Hippo (354-430 AD) “Gabungan, pencampuran berbagai kepercayaan dalam Perjanjian baru dengan tradisi Platonik dari Filsafat Yunani.” Kebanyakan Paganisme mempengaruhi Kristen setelah Kaisar Constantine dari Roma menjadi penganut Kristen pada 312 setelah Masehi.

Siapakah bangsa Dravida itu?
Seperti yang telah aku katakan, semua orang di India selatan dapat disebut sebagai bangsa Dravida. Akan tetapi jika yang dijadikan patokan adalah kuil-kuil Úiva dan perkembangan ajaran Úiva maka aku akan mengatakan bahwa Madras dan sekitarnya adalah peradaban bangsa Dravida.
Kitab suci yang terbaik dari bangsa Dravida adalah Thirukural, yang ditulis dalam bahasa Tamil oleh åûi Thiruvalluar pada abad pertama sebelum Masehi. Thirukural dianggap sebagai kitab suci para pemuja Úiva (Úaivite).

Apakah bangsa Àrya dan Dravida hidup rukun? 
Aku ingin jawabannya adalah Ya, karena bahkan sampai sekarang India selatan dan Utara masih terjadi kesalah-pahaman dalam hal agama. Banyak penganut Hindu menganggap dewa Úiva sebagai dewa dari bangsa Dravida dan dewa Viûóu sebagai dewa bangsa Àrya. Oleh karena itulah beberapa penganut Hindu di Madras merasa bahwa kebanyakan kitab suci Hindu mengejek dan merendahkan dewa Úiva, karena hampir pada semua mithologinya Hindu senantiasa mengg-ambarkan dewa Úiva pada kedudukan kalah perang terutama dalam kisah Ràvaóa dan Narakàsura. Sedangkan dewa Viûóu selalu digambarkan sebagai pemenang dan dicintai. Mungkin semua kisah itu hanya sebuah kebetulan dan orang-orang sekarang membaca sebuah kisah yang dikemudian dihubungkan dengan kitab suci dan mendapatkan sesuatu yang baru dari kisah mitologi itu. Kelihatannya para Úaivite sekarang ini tidak terlalu memperhatikan Bhagavad Gìtà, mungkin karena kitab ini terlalu didominasi oleh keagungan Viûóu.

Ayah, bagaimanakah Hindu dimulai?
Menurut kitab suci Hindu sendiri, Hindu dimulai dengan adanya kitab Úruti. Úruti secara úàstra berarti “sesuatu yang didengar”. Ilmuwan dan praktisi spiritual pada masa itu yang disebut sebagai Åûi, yang menyempurnakan diri dengan melakukan meditasi, dikatakan telah mendengarkan, dalam batinnya, tentang kebenaran, dan kebenaran ini kemudian diajarkan pada murid-muridnya dengan media transmisi pikiran atau telepati. Selama waktu yang cukup lama tidak pernah ada pengajaran secara tertulis. Veda dan Upaniûad hanya ada dalam bentuk Úruti. Kata Upaniûad sendiri berarti Upa = dekat, Ni = bawah, Sad = duduk. Jadi kata Upaniûad berarti ajaran yang disampaikan oleh seorang guru spiritual kepada muridnya, ketika sang murid duduk didekat gurunya.
Menurut thelogis Kristen, kitab Injil adalah sebuah kitab suci yang diinspirasikan oleh roh kudus. Dalam II Peter 1:2, terbaca, “karena pewahyuan ajaran suci bukan merupakan kehendak manusia, namun orang suci, Tuhan berbicara tentang ajaran itu karena mereka digerakkan oleh roh kudus”. II Timothy 3:16 menyatakan bahwa “semua kitab suci diberikan atas dasar inspirasi Tuhan”.
Demikian juga semua kitab suci dianggap sebagai kebenaran Tuhan yang diwahyukan. Menurut salah satu aliran filsafat (Nyaiyayika) disusun sendiri oleh Tuhan yang maha kuasa. Menurut filsafat Mìmàýsà, semua ajaran Úruti itu ada dibumi dalam wujud suara. Oleh karena itulah suara dan irama yang terdapat dalam Veda sangat penting.

Apakah nama asli Hindu?
Sanàtana Dharma, yang berarti “kebajikan yang kekal dari sesuatu yang tanpa awal dan akhir” adalah nama asli Hindu. Yang memberikan nama Hindusime adalah bangsa Persia yang menyerbu India pada abad ke enam sebelum Masehi. Kata Hindu berasal dari akar kata ‘Indu’. Beberapa orang menyatakan bahwa nama ini berasal dari bahasa Persia yang artinya “manusia sungai”.
Dengan nama Sanàtana Dharma, Hindu menyatakan kepada dunia bahwa kebenaran akan abadi selamanya dan para åûi adalah orang yang berhasil mencapai kebenaran itu. Saint Augustine menyatakan, “Agama yang sejati akan selalu ada dan menjadi orang Kristen setelah penampakan Jesus Kristus”. Jadi kebenaran yang sama akan dicapai oleh orang yang tanpa kenal lelah mengejarnya, meskipun ia tidak mengetahui ajaran Hindu. Seperti para ilmuwan diseluruh dunia secara kebetulan kadang-kadang menemukan kebenaran seperti yang dicapai oleh Buddha, Sufi, Socrates, Kristus, Nanak dan yang lainnya meskipun ia tidak tahu satu katapun tentang Hindu. Secara pribadi aku merasa bahwa Sanàtana Dharma adalah nama yang tepat untuk Hindu.

Dalam bahasa apakah Kitab Suci Hindu ditulis?
Ya, dalam bahasa Sanskreta. Sanskreta adalah bahasa yang sudah cukup tua. Seperti Ibrani dan Latin, Sanskreta terdiri dari limapuluh dua alphabet dan percaya atau tidak, kata pertama dalam bahasa Inggris. “Father” dan “Mother” berasal dari bahasa Sanskreta “pità” dan “màtà” seperti yang dinyatakan dalam buku “The Story of English” Hampir ke-enambelas bahasa lokal India berasal dari bahasa Sanskreta.

Apakah semua Kitab Suci Hindu ditulis oleh penyusun tertentu?
Kita hanya dapat menebak dan berspekulasi tentang penyusun kitab suci Hindu. Hampir semua kitab suci Hindu disusun oleh penyusun yang tidak mencantumkan nama aslinya. Dalam semua kitab suci, kita akan dapat melihat bagaimana seorang penulis berusaha untuk menyembunyikan nama aslinya.
Disamping itu, termasuk Bhagavad Gìtà, semua kitab suci Hindu ditulis dengan subjek ketiga yang menceritakannya. Dalam Bhagavad Gìtà, Kåûóa (subjek pertama) yang sedang menasehati kûatriya Arjuna (subjek kedua) dan nasehat itu didengar dan dilihat secara telepati oleh Sañjaya (subjek ketiga) dan menceritakannya kepada raja Dhåtaràûþra (subjek keempat).
Epos besar lainnya yaitu Ràmàyaóa, ditulis sebagai cerita kisah Ràma yang diceritakan oleh seekor burung kecil yang telah kehilangan kekasihnya oleh panah seorang pemburu yang jahat. Kitab Yoga Vasiûþha yang dipetik dari Ràmàyaóa adalah sebuah diskusi antara åûi Vasiûþha dengan Úrì Ràma. Kisah yang paling dramatis dapat ditemukan dalam Úrìmad Bhàgavatam, dimana åûi Suta menceritakan kisah sepuluh avatàra Viûóu pada raja Parìkûit yang telah ditakdirkan meninggal tujuh hari mulai hari itu, pada hari yang ketujuh raja Parìkûit wafat oleh nàga Takûaka.
Secara tidak langsung, Úrìmad Bhàgavatam menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah seperti raja Parìkûit dengan waktu terbatas untuk dapat hidup didunia ini. Jadi kesadaran Tuhan adalah sebuah keharusan bagi kita.
Tak seorangpun dengan jelas dapat mengatakan alasan mengapa para suci Hindu cenderung tidak mencantumkan namanya. Barangkali ini adalah sebuah usaha untuk mencegah munculnya ego yang tidak perlu atau barangkali itu adalah pernyataan secara tidak langsung bahwa apa yang ditulis itu adalah kebenaran yang abadi sehingga tak perlu ada pertanyaan siapa penyusunnya.

Apakah Hindu itu membingungkan?
Sama sekali tidak. Bagi orang yang membaca kitab suci Hindu secara tidak lengkap maka ajaran Hindu akan tampak membingungkan dan bertentangan. Akan tetapi bagi seseorang yang telah meneliti berbagai kitab suci, maka ajaran suci Hindu akan menjadi sebuah kebenaran. Karena Hindu adalah sebuah perkembangan proses berpikir, maka didalamnya kau akan melihat adanya agama yang masih primitif dan yang sudah berkembang. Tentu saja Hinduisme juga mengijinkan ratusan pemikiran sungguh-sungguh yang saling berlawanan. Agama Hindu itu seperti pengetahuan modern. Seperti halnya ratusan ilmuwan yang mengadakan riset tentang berbagai masalah dan terkadang terjadi konflik pemikiran, dalam Hinduisme, para åûi, biasa bekerja dengan hal-hal yang bertentangan tentang teka-teki alam semesta.
Hindu tidak pernah memiliki istilah “pembersihan rumah” terhadap ajarannya selama lima ribu tahun sejarahnya. Itulah alasan mengapa Hindu tampak seperti sup yang maaha melimpah. Pada satu sisi kau melihat moralitas yang ditekankan secara ketat dan disisi lain terlihat erotisme ajaran Tantra. Di satu sisi ada kepribadian Tuhan dan disisi lain Hindu berbicara tentang Tuhan yang tanpa kepribadian (Brahman). Kristen, pada perkembangannya telah melakukan “pembersihan rumah” ini secara teratur setiap tahun semenjak kelahirannya.
Semenjak sidang Nicaea pertama pada tahun 325 sesudah Masehi, Kristen telah mengeluarkan mereka yang tidak mengikuti ajaran Gereja. Itulah alasan mengapa saksi-saksi Jehovah dan Mormon berada diluar aliran utama Kristen.
Disamping itu, pertentangan senantiasa terlihat pada agama lain didunia. Perjanjian Lama secara tidak langsung bertentangan dengan Perjanjian Baru dalam segala hal. Jika Perjanjian Baru berbicara tentang “memberikan pipi yang lain jika pipi yang satu dipukul”, maka Perjanjian Lama menyatakan tentang idiologi, “satu mata untuk satu mata”. Jika Perjanjian Lama berbicara tentang kegiatan seksual secara mendetail termasuk inkes, maka Perjanjian Baru menjelaskan ajaran moralitas yang tinggi. Tuhan dalam Perjanjian Lama meminta dan mengijinkan kurban manusia maka dalam Perjanjian Baru terlihat Tuhan yang penuh kasih sayang dan bijaksana. Disamping itu, ajaran Saint Thomas agak berbeda dengan ajaran Matius, Markus, Lukas dan John. Tentu saja ajaran Saint Thomas tidak termasuk dalam Perjanjian Baru mungkin karena perbedaannya dengan ajaran lain.
Sekali lagi yang perlu diperhatikan, adalah tidak benar menghakimi kitab suci, dengan menggaris bawahi satu kalimat atau sloka tertentu. Kita harus melihat ide secara keseluruhan dan bukan arti per kalimat yang ditekankan.

Apakah Hindu merupakan agama yang sama seperti agama Kristen?
Tidak, Hindu lebih cenderung sebagai suatu jalan hidup ketimbang sebuah agama spesifik. Seperti yang telah aku beritahukan sebelumnya, dalam Hindu kau dapat melihat ajaran semua agama dunia. Jainisme, Buddhisme dan Sikhisme muncul dari Hinduisme. Agama Sikh yang didirikan oleh Guru Nanak, yang mengkombinasikan aspek ajaran yang baik dan utama dalam Hindu dan Islam.
Demikian juga dengan intisari ajaran Kristen dan Islam yang menghasilkan Judaisme. Dari Judaisme-lah Islam dan Kristen mewarisi banyak prinsip-prinsip agama, moral dan praktek. Tanpa mempelajari Judaisme maka sangat sulit untuk dapat memiliki gambaran yang jelas tentang Islam dan Kristen. Jadi dengan kalimat singkat, aku mengatakan bahwa Hindu dan Judaisme adalah dua Ibu dari semua agama.

Ayah, apakah aspek terpenting dalam ajaran Hindu? 
Karena ada banyak aspek dalam Hindu, maka sulit untuk menentukan aspek mana yang lebih baik dari aspek yang lainnya, akan tetapi aku rasa aspek yang terpenting adalah jujur pada diri sendiri.

Yang manakah termudah, menjadi orang percaya atau tidak percaya?
Untuk menjadi orang yang tidak percaya, tentu lebih gampang. Tinggal mengatakan, “Aku tidak ingin mendengar hal itu; aku tidak percaya apapun yang kau katakan” tutup pikiranmu terhadap kebenaran seperti burung unta yang menutupi kepalanya dengan pasir. Untuk menjadi orang yang benar-benar percaya maka seseorang harus berpikir dan menjelajahi segala lapisan pemikiran. Úrì Kåûóa bersabda, “bagi mereka yang bimbang dan ragu, tak akan ada kebahagiaan dibumi dan diakhirat untuknya. Keraguan timbul karena ketidaktahuan dan harus dibasmi dengan pedang ilmu pengetahuan.” (Bhagavad Gìtà 4: 40, 42)

Untuk mempelajari Hindu haruskah kita meyakini ajarannya?
Tak perlu. Kau dapat mempelajari Hindu seperti mempelajari matematika, fisika atau kimia. Kau bahkan tak perlu mem-percayai adanya kepribadian atau Tuhan tanpa kepribadian. Milikilah pikiran yang terbuka dan siap untuk menjelajahi wilayah pemikiran yang baru. Hanya itu yang diperlukan oleh seseorang yang ingin mempelajari Hindu.
Menurutku, mempelajari Hindu adalah seperti melihat sesuatu dengan sebuah kalaidoskop yang besar. Setiap kali kau menggoyangkannya, maka kau akan melihat gambar yang baru tentang obyek yang kau lihat. Demikianlah dengan ajaran Hindu, setiap kali kau mempelajarinya, maka kau akan berhadapan dengan pemikiran yang baru.

Ayah, apakah yang membuat ayah tertarik dengan Hindu?
Alasan utama adalah karena adanya kebebasan untuk berpikir. Itulah yang membuatku tertarik. Dimana lagi kau dapat mendapatkan Kåûóa, Buddha (yang mempertanyakan kebenaran Veda), Adi Úaòkara (pembaharu Hinduisme) dan Càrvàka (penganjur Materialisme), semuanya diperlakukan dengan cara yang sama. Jika Úaòkara dan Buddha lahir pada agama lain, maka kemungkinan ia akan dibakar hidup-hidup. Lihatlah apa yang terjadi pada Socrates dan William Tyndale. Lihat juga apa yang terjadi pada kelompok Sufi ketika menyatakan, “aku adalah Tuhan” yang sebenarnya seirama dengan mahàvàkya mantra Hindu, “Aham brahmàsmin” (aku adalah Brahman/Tuhan) dalam kalimat lain. Namun mereka semua dihukum mati karena kebebasan berpikir mereka.
Jadi dalam Hindu kau dapat membantah setiap hal dan kau tidak harus menerima sesuatu sebelum kau sendiri mengetahui kebenaran yang berada dibaliknya. Disamping itu Hindu tidak pernah memonopoli ide dan pemikiran. Semua pemikiran dan konsep Hindu adalah hukum alam yang tidak tertulis; ide-ide itu terbuka untuk siapa saja yang tiada henti mengejar kebenaran.

Apakah yang membuat Hindu benar-benar besar?
Hindu adalah sebuah pohon besar. Dalam batang tubuhnya (úakha) orang dapat melihat prinsip-prinsip dari semua agama di dunia. Konsep penyerahan diri total yang diajarkan oleh Kristus adalah Yoga yang diajarkan oleh Úrì Kåûóa dalam Bhagavad Gìtà. Pernyataan para Sufi, “Aku adalah Tuhan” dapat dilihat dalam Upaniûad sebagai, “Aham brahmàsmin”. Pernyataan Lao-tse bahwa segalanya adalah Tao dapat dilihat sebagai, “Segalanya adalah brahman”dalam Upaniûad. Hanya dalam Hindu orang dapat melihat persatuan para atheis, agnostik dan theis. Ketika Socrates dan para Sufi dihukum mati atas penyataannya, maka di India kita memuja Buddha yang tidak mengakui kebenaran Veda dan menentang keberadaan dewa-dewa. Jadi dalam Hindu seseorang dapat menemukan agamanya masing-masing, bagaimanapun cara berpikirnya.
Hindu menyadari bahwa umat manusia terdiri dari berbagai level yang berbeda. Suatu hal belum tentu cocok untuk semua. Ibuku dapat langsung trance jika melihat gambar Kåûóa. Namun bagiku dan kau itu mungkin tidak akan terbayangkan. Aku dapat menghargai lirik-lirik Sansekerta yang terdapat dalam Mahàbhàrata namun itu adalah hal yang sulit bagimu. Itulah alasan mengapa Hindu menyediakan berbagai ide dan konsep pemikiran untuk memenuhi kebutuhan semua.

Ayah, bagaimanakah konsep Hindu yang sebenarnya tentang Tuhan?
Hindu meyakini adanya satu Tuhan yang diekspresikan dalam berbagai wujud. Dalam sebuah konsep, Tuhan mengatasi segalanya yang diketahui oleh umat manusia. Hindu tidak mempercayai bahwa Tuhan memiliki wujud manusia atau wujud yang terdapat dalam mitos atau Genesis. Namun akan tidak benar jika mengatakan bahwa Tuhan tidak mengambil wujud manusia sebagai wujud-Nya karena dalam Perjanjian Lama dinyatakan, sebaliknya, manusia telah berusaha menciptakan Tuhan dalam dirinya. Sesungguhnya Tuhan itu tidak terbatas waktu dan tanpa wujud. Seperti Allah dalam Islam, Tao dalam Taoisme dan Ayin dalam Kabbalah atau dewa/Tuhan dalam Hindu tidak memiliki definisi. Pada Kabbalah, ajaran mistik Jahudi kata “Ayin” sebenarnya berarti “bukan apa-apa”, Ayin mengatasi keberadaan dan tidak memiliki atribut. Ketika Musa bertanya pada Tuhan, “Siapakah anda?” maka dari semak yang terbakar terdengarlah jawaban, “Aku adalah diriku sendiri.” Ini secara jelas membuktikan bahwa Jehovah bukanlah mahluk dengan atribut kemanusiaan. Injil yang suci juga menyatakan bahwa “Tuhan adalah roh” (Johanes 4: 23, 24) dan memuja-Nya, memuja dalam bentuk roh. (Kidung Suci) Psalms 139: 7-10 menyatakan bahwa Tuhan adalah roh yang berbeda-beda dimana-mana. Lukas 24: 39 bahwa Roh tidak memiliki tulang dan daging. Tidak ada kata-kata atau wujud yang dapat menggambarkan keagungan Tuhan. Kembali kepada konsep Hindu tentang Tuhan, ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tak terdefinisikan yang disebut sebagai Brahman, Buddhisme tidak mempercayai Brahman. Mereka merasa bahwa hal itu seperti tidak dapat ditentukan secara pasti.
2. Segalanya berasal dari-Nya, jadi semuanya baik dan Illahi adanya.
3. Hanya ada satu Tuhan (monotheisme).
4. Kita semua adalah Tuhan. Tentu saja hal ini berarti bahwa jika kau dapat meneliti setetes air laut, maka kau akan dapat mengetahui keseluruhan air laut itu atau jika kau tahu alat yang membuat lampu menyala maka kau mengetahui seluruh jaringan listrik.
5. Mencari Tuhan sama saja dengan mencari sejumput garam dalam lautan luas. Saat garam itu sampai dipermukaan samudra, maka ia akan menjadi bagian dari seluruh samudra itu. Demikian juga mereka yang mengejar Tuhan akan bersatu dan larut dalam Tuhan.

Apakah yang sebenarnya membedakan kita dengan Tuhan?
Ini adalah pertanyaan yang hampir tidak terjawab karena kita tidak dapat mendefenisikan Tuhan. Akan tetapi pada batas tertentu aku dapat menyatakan bahwa perbedaanya adalah seperti listrik yang terdapat dalam lampu dan keseluruhan jaringan listrik. Energi yang terdapat dalam lampu menyala adalah sebuah replika dari keseluruhan energi listrik, akan tetapi energi yang terdapat dalam lampu itu akan tetap kecil jika tidak berhubungan dengan energi pusatnya. Jadi meskipun kita adalah Tuhan namun jika kita tidak berhubungan dengan jaringan pusat yang disebut sebagai Tuhan maka kita tidak akan memiliki kekuatan Tuhan. Ini hanya dapat dilakukan dengan menyerahkan keinginan pribadi kepada kehendak Tuhan. Ini lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan.

Apakah setiap orang merupakan titik pusat dari seluruh alam semesta?
Sejauh Hindu yang dimaksudkan, maka konsep itu adalah benar adanya. Namun ‘Aku’ itu adalah satu. Tidak ada lagi ‘kamu’ dan ‘aku’. Tidak ada subjek dan obyek. Hanya ada satu ‘Aku’ di seluruh semesta ini.
Perkembangan teori alam semesta menyatakan bahwa setiap titik di alam semesta ini adalah pusat dari semesta secara keseluruhan. Dan Hindu berpendapat bahwa setiap mahluk di alam semesta ini adalah titik pusat munculnya alam semesta.
Hindu juga menyatakan bahwa setiap individu adalah ‘sùkûma jagat’atau ‘dunia kecil’. Ini berawal dari kepercayaan bahwa apapun yang terdapat diseluruh alam semesta, juga terdapat dalam diri manusia. Manusia adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Alam semesta dan tubuh manusia dibentuk dari materi yang sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh para suci Hindu bahwa segala jawaban terdapat dalam diri manusia. Jika seseorang dapat memahami kekuatan yang terdapat dalam dirinya, maka ia akan mampu memahami seluruh kekuatan yang terdapat di alam semesta ini. Pada Kabbalah Yahudi, manusia dianggap sebagai mikrokosmos, sebagai gambaran kecil dari seluruh alam semesta. Kabbalah memiliki kepercayaan yang sama dengan Hindu bahwa tindakan manusia memiliki pengaruh terhadap semesta dan sebaliknya, semesta memiliki pengaruh terhadap manusia.

Apakah Hinduisme menyatakan bahwa Kebenaran itu abadi?
Ijinkan aku menjelaskannya dengan cara lain. Hindu percaya dengan adanya banyak kebenaran yang kekal dan semuanya terbuka bagi siapa saja yang mencarinya, meskipun mereka tidak mengetahui ajaran dan konsep-konsep Hindu. Jadi dengan kata lain, seorang Kristen sejati, Muslim sejati, atau Yahudi sejati dengan sendirinya adalah seorang Hindu. Kebenaran akan selalu ada selamanya. Setiap Nabi menemu-kannya secara terpisah dan menyampaikannya dengan bahasa mereka. Jadi yang oleh dunia disebut sebagai “penemuan” sebenarnya tidak ada. Kita tidak akan pernah dapat menemukan sesuatu yang tidak ada di alam semesta. Kata yang lebih pantas mungkin adalah “pengungkapan”. Seorang filsuf Jerman, Earnest Kapp menyatakan bahwa segala penemuan, hingga penemuan komputer adalah pengembangan dari sifat-sifat manusia.

Apakah ini merupakan suatu kenyataan yang membuktikan bahwa kebanyakan orang menyebut Hindu sebagai agama pribadi?
Begitulah adanya. Jika Hindu hendak digolongkan dalam suatu agama dengan batas-batas tertentu maka yang dimaksud adalah agama pribadi orang itu. Setiap penganut Hindu senantiasa berdoa dan bermeditasi, Bhajan (nyanyian kelompok bhakti) adalah bagian dari trend modern Hindu. Tak ada kata “Pùjà” dalam kitab Veda. Pùjà adalah bagian dari kisah-kisah mitologi Hindu. Para åûi agung biasanya duduk dan berdoa untuk hal-hal tertentu lalu pergi. Doa seperti ini disebut sebagai Yatna. Menurut Hindu, agama dari setiap orang berbeda-beda dan unik. Ia senantiasa mencari jawaban dalam diri, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Hindu adalah agama pribadi setiap orang. Seorang guru sipiritual mungkin adalah seorang ràja yogì dan muridnya dapat saja seorang bhakti yoga. Setiap orang mengikuti agamanya masing-masing yang unik. Itulah keindahan Hindu.

Apakah tujuan hidup menurut agama Hindu?
Tujuan hidup dalam agama Hindu dikenal sebagai Puruûa-artha (tujuan hidup manusia). Puruûàrtha ini ada empat (catur puruûàrtha) yaitu Dharma (kebajikan), Artha (kekayaan), Kàma (pemenuhan keinginan) dan Mokûa (pembebasan). Setiap orang berusaha untuk mencapai empat tujuan ini dalam kehidupannya.

Bagaimanakah konsep Hindu tentang penciptaan?
Menurut Hindu, penciptaan tidak ada awal atau akhirnya. Penciptaan adalah proses yang berkelanjutan. Kelahiran dan kematian adalah bagian dari penciptaan. Jutaan Galaksi tercipta setiap harinya. Dewa Naþaràja, dewa penari Hindu, adalah simbol dari adanya penciptaan dan penghancuran alam semesta.
Sehubungan dengan prinsip ini, maka ada hukum bahwa “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihancurkan”. Jika berbicara tentang penciptaan, Hindu menganjurkan untuk menggunakan kata “manifestasi”. Segala ciptaan dimani-festasikan oleh prakåti atau alam dan selanjutnya kembali lagi ke asalnya. Sekarang aku harap kau dapat mengerti sudut pandang Hindu tentang penciptaan.

Apakah yang sebenarnya menjadi masalah kita?
Sejauh yang aku tahu, ada sebuah irama kehidupan dan ketidaktahuan manusia tentang fakta yang penting ini men-ciptakan sebuah masalah bagi dirinya. Bahkan dalam Åg Veda, kitab suci Hindu yang pertama, membicarakan sebuah perintah kosmik yang disebut sebagai åta. Dari pergantian baru antara yang satu dengan yang lainnya yang terdapat dalam hidup, maka hidup itu adalah sebuah irama dan siklus.
Semua yang ada didunia ini berdenyut. Lihatlah cahaya. Ia hanya sebuah bentuk elektromagnetik yang bergerak pada gelombang panjang yang bervariasi. Lao-tse, seorang mistikus Cina, mengajarkan bahwa dunia bergerak menurut pola Illahi yang direfleksikan dalam irama dan siklus pergerakan alam dan bahwa kebahagiaan manusia bergantung pada kemam-puannya untuk memahami irama dan perintah alam semesta. Dewa Naþaràja, melalui tarian kosmiknya, menunjukkan pada kita bahwa dunia ini ada dalam irama, meliputi penciptaan dan penghancuran yang konstan.
Segala hal, termasuk kau dan aku, memiliki pergerakan ritmik didalamnya. Dan yang perlu kita lakukan hanyalah menciptakan keharmonisan yang seirama dalam diri kita. Mantra yoga, Pràóàyàma dan berbagai latihan yang lainnya membantu manusia untuk menciptakan vibrasi iramanya masing-masing. Menurut mantra yoga, semua mahluk hidup dalam segala keberadaan memiliki wujud yang sepenuhnya berhubungan dengan frekuensi tertentu. Mantra yang merupakan gabungan kata secara khusus dibuat dengan frekuensi tertentu, digunakan untuk mengubah frekuensi seseorang menjadi lebih baik.
Mungkin kau pernah merasa bahagia jika duduk di dekat sebuah samudra, itu karena vibrasimu berusaha menciptakan harmonisasi dengan frekuensi vibrasi gelombang samudra itu. Bahkan dalam aspek bhakti dalam semua agama dimana para pemuja menangisi Kåûóa, Ràma, Jesus atau Jehovah, maka penyelesaian akhirnya adalah sebuah pemahamannya terhadap irama alam semesta. Menurut pengembangan teori alam semesta, dinyatakan bahwa alam semesta ini adalah sebuah irama kosmik (kurang lebih seperti denyut jatung manusia). Hindu menyebut proses ini sebagai Spandanam. Bumi dan alam semesta, berada dalam suatu irama tarian abadi, menurut Fritjof Capra dalam bukunya yang berjudul “The Tao of Physics”

Menurut ayah, apakah paradoksal terbesar di dunia ini?
Aku rasa “aku” atau ego yang misterius itu adalah paradoks yang terbesar dalam hidup. Kita selalu berkata “aku”, “Milikku”, “rumahku”, “Mobilku” dan sebagainya. Namun kita tak pernah mnemukan jawaban atas pertanyaan “Siapakah aku?”. Ketika jìva meninggalkan tubuh phisik pada saat kematian, mayat tidak pernah berkata, “Aku berada diluar mayat ini”. Namun jika roh dan badan telah bersatu maka kita akan senantiasa mendengar kata “Aku” setiap saat. Tidakkah kau rasa hal ini sebagai paradoks yang terbesar? “Aku atau Ego” inilah yang membuat hidup kita menderita. Jika aku memberitahumu ada ribuan rumah runtuh oleh sebuah bom mobil pada sebuah pemukiman, maka kau akan menggeleng-geleng kepala dengan sedikit rasa sedih dihatimu, seolah tidak terlalu berarti bagimu. Namun jika aku beritahu bahwa ada sedikit kebakaran pada rumahmu, maka sekarang juga kau akan berlari dengan panik. Namun jika kau berusaha untuk meningkatkan rasa kemilikanmu, dari yang terbatas menjadi yang tidak terbatas, maka kau akan menjadi bebas. Ketika kau berpikir tentang putramu, maka kau akan memikirkan keadaannya, namun jika berpikir tentang anak-anak seluruh dunia, maka kau akan menjadi sangat bahagia. Dikatakan bahwa orang bijak melihat bagaimana “Aku” sebagai alam semesta dan alam semesta dalam “Aku”.
Jadi jika Ego yang terbatas menjadi ego universal maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan abadi. Tentu saja untuk mengubah ego yang terbatas menjadi ego yang universal, bukanlah tugas yang mudah, namun merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dari berbagai metoda kesadaran Tuhan maka kita akan berhasil untuk menyelesaikan tugas yang besar itu. Menurut maharûi Ràmaóa, “menemukan Aku yang sejati” adalah tugas utama manusia dan ajaran beliau didasarkan pada penghapusan ego ini.

Apakah yang harus dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan hidup yang bahagia?
Jika kau mencari jawaban hanya dariku, maka jawaban itu hendaknya berjalan harmonis dengan alam semesta. Kebanyakan masalah manusia dimulai dengan pertikaiannya dengan alam. Manusia tahu dengan baik bahwa ia tidak dapat menemukan sesuatu yang sudah ada dialam semesta ini. Kembali pada yang alami bukan berarti kembali pada jaman Batu.
Ini berarti membawa kebenaran dan kedamaian serta cinta dari hari ke hari. Sebagaimana yang telah aku katakan, Lao-tse berkata bahwa alam ini bergerak dalam sebuah pola siklus irama dan kebahagiaan manusia bergantung pada kemampuannya untuk membuat harmonisasi, memahami irama dan perintah alam. Alam adalah dasar utama ajaran Taoisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar