Sabtu, 04 Agustus 2012

INDOLOGY - Mengenal Hinduisme



Ayah, apakah indologi itu?
Indology adalah sebuah pelajaran tentang sejarah, suúàstra, agama dan bahasa India oleh orang-orang Barat. Ini dimulai dengan penerbitan sebuah puisi orang suci Bhatåhari, oleh seorang misionaris ke India selatan, Roger Abraham, pada tahun 1651. Puisi-puisi itu berisikan berbagai adat dan budaya kaum bràhmaóa. Selanjutnya pada tahun 1790 seorang pendeta Katolik dari Roma, yang bernama Paolino de San Bortolommeo menulis dua buku tatabahasa Sanskreta untuk kepentingan para misionaris Kristen di India.

Antusias bangsa Barat pada kebudayaan India mencapai puncaknya pada saat Voltaire mencantumkan Yajur Veda sebagai bahan kajiannya pada buku Costums and spirit af Nations (1759). Orang yang benar-benar menjadi penyebab dari perkembangan Indology itu tiada lain adalah Gubernur Jenderal pertama Inggris untuk India, yaitu Warren Hasting (1732-1818). Beliau benar-benar larut dalam keindahan Bhagavad Gìtà dan menyusun terjemahan pertama Bhagavad Gìtà ke dalam bahasa Inggris. Pada kata pengantar dari terjemahannya beliau menyatakan bahwa Bhagavad Gìtà akan tetap bertahan setelah dominasi kekuasaan Inggris berakhir di India.
Warren Hasting membuat para pendeta bràhmaóa menyiapkan sebuah naskah padat tentang berbagai kode etik dan hukum-hukum yang berdasarkan ajaran kitab suci. Naskah ini sebenarnya tertulis dalam bahasa Sanskreta dan selanjutnya ditulis dalam bahasa Inggris lalu diterbitkan pada tahun 1776 dengan judul A Code of Gentoo Law (Hukum Hindu) oleh Nathaniel Halhed.
Setelah Warren banyak para sarjana Eropa yang menjadi tertarik pada kitab suci Hindu, mempelajari Sansekerta dan menterjemahkan berbagai kitab suci Hindu dalam bahasa Inggris. Seorang sarjana Jerman, yang bernama, Gundart, datang ke Kerala dan menulis sebuah kamus untuk bahasa Malayalam.
Jerman adalah salah satu negara dimana Indology sampai sekarang masih sangat terkenal. Filsuf seperti Max Muller dan ilmuwan seperti Oppenheimer (penemu bom atom) sangat tertarik pada Hindu setelah mempelajari Indology. Ketika bom atom pertama diledakkan di gurun Meksiko maka Oppenheimer yang sangat girang atas penemuannya seketika mengucapkan sebuah ayat Sanskreta yang terdapat dalam Bhagavad Gìtà.
Mungkin tidak akan salah jika kita menyebutkan bahwa bahkan Adolf Hitler juga terpengaruh oleh ajaran Tantrik Hindu. Karena kalau tidak, dimana lagi ia mendapatkan inspirasi tentang lambang Svastika dan isyarat tangan yang dalam ajaran Hindu disebut sebagai Abhayahasta mudrà? Namun ini hanyalah sebuah dugaan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar