Ayah, apakah benar Hindu memiliki sebuah filsafat
yang bersifat Materialistik?
Ya, benar anakku. Pendirinya adalah Càrvàka.
Kitab yang paling penting dari ajaran ini adalah Båhaspati Sùtra. Aku
menjawabmu dalam kalimat lampau karena sejauh yang aku tahu, kitab ini tidak
terdapat di India. Kita hanya memiliki catatan dari buku diatas yang ditulis
oleh pengarang lain untuk membuktikan bahwa filsafat Càrvàka itu salah.
Filsafat Càrvàka ini dikenal
sebagai ajaran Nàstika dalam istilah Hindu, karena filsafat ini terpisah
dari konsep dan prinsip Veda. Ia menyangkal keberadaan Tuhan dan menyatakan
bahwa agama adalah sebuah pelarian sementara dari realitas.
Menurut filsafat ini dunia nyata adalah
hal yang nyata dan satu-satunya keberadaan. Pengetahuan kita berasal dari
berbagai organ indera. Zat terbentuk dari udara, tanah, api dan air. Kesadaran
hanyalah fungsi zat, jìva adalah tubuh tidak ada kehidupan setelah
kematian, bumi terbentuk dengan sendirinya; pengejaran kesenangan dan
kenikmatan adalah tujuan hidup manusia. Mereka berpendapat bahwa kitab suci
ditulis oleh badut-badut lucu. Hukum karma tidak memiliki dasar.
Filsafat ini menyatakan bahwa, “nikmati hidup semasih kau dapat karena
setelah dikubur, kau tak akan pernah kembali lagi.”
Aku dapat melanjutkan berbagai
pernyataan yang terdapat dalam aliran filsafat ini yang semuanya hampir mirip
dengan atheis sekarang ini. Sekedar untuk jujur padamu, aku merasa bahwa
pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kitab ini adalah seperti menyatakan
bahwa “bumi ini datar” dan sebagainya, tanpa dasar yang jelas. Namun
pada saat yang sama, keberadaan filsafat ini dalam Hindu juga merupakan sebuah
bukti bahwa Hindu memiliki toleransi yang tinggi. Pada agama lain, jika ada
yang berani mengungkapkan pernyataan seperti itu, maka dipastikan bahwa orang
itu akan disalibkan atau dibakar hidup-hidup.
Sebagaimana
yang telah aku katakan, filsafat ini sudah tidak ada lagi di India dan hampir
semua buku tidak ada yang menyebutkan keberadaan buku ini. Aku rasa filsafat
ini lahir karena banyaknya mereka yang berpikir orthodoks, atau juga karena
pengaruh kebebasan berpikir yang diterapkan oleh Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar