Senin, 02 Juli 2012

Semua Manusia Sama

SEMUA MANUSIA SAMA


yiSmNsvaRi, .UtaNyaTmWv .UiÜjant" - 

t] ko moh" k" xok_EkTvmnupXyt" --

Yasmin sarvàói bhùtànyàtmaiva bhùdvijànataá,
Tatra ko mohaá kaá úoka 'ekatvamanupaúyataá.
(Yajurveda: 40.7)
Bagi orang yang (yasmin) menganggap (vijànataá) seluruh umat manusia (sarvàói bhùtàni) memiliki àtma yang sama dan melihat sesama sebagai saudara (ekatvam anupaúyataá), di sana (tatra) tidak ada ikatan ( ko mohaá) dan kesedihan.

’Seseorang yang menganggap seluruh umat manusia memiliki àtma yang sama dan dapat melihat semua manusia sebagai saudaranya, orang tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas dari kesedihan’.

Mantra di atas berasal dari Yajurveda dan sangat relevan pada masa prihatin sekarang di mana berbagai perang terjadi di belahan dunia. Peradaban modern dengan teknologinya yang tinggi ternyata belum tentu memberikan kehidupan yang lebih baik serta tidak mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi manusia. Semakin tergantung pada teknologi, manusia semakin tidak tenang.

Saat ini dunia menghadapi persoalan yang menyangkut hak asasi manusia dan etnis yang merupakan masalah paling besar yang mulai merasuki hati manusia. Masalah terakhir ini membuat manusia menjadi lemah karena hanya memikirkan diri sendiri.

Mantra di atas memberi jawaban terhadap masalah tersebut. Menurut Veda sebenarnya seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar, sebab àtma setiap manusia adalah sama. Manusia sebaiknya mengetahui konsep Veda tentang persamaan semua manusia di dunia ini bila menginginkan perdamaian, sehingga tidak ada lagi darah sesama saudara mengalir di muka bumi ini.

Vedànta Filsafat menilai manusia sering menganggap sesamanya berbeda hanya karena perbedaan warna kulit. Padahal, semua manusia sama tanpa perlu memandang perbedaan ras, kasta maupun agama. Seperti seseorang melihat pohon mangga dan leci di tengah hutan, dari jarak dekat, ia akan melihat perbedaan kedua pohon itu dengan jelas. Namun setelah meninggalkan hutan itu, ia hanya melihat sebuah hutan di kejauhan, dan tidak terlihat lagi perbedaan antara pohon mangga dan leci tersebut.

Begitu pula manusia yang berhati dangkal akan selalu menemukan banyak perbedaan pada sesamanya tanpa melihat adanya persamaan, yaitu persamaan àtma dalam tali persaudaraan semua umat manusia. Mantra tersebut mempunyai pengertian bahwa bila seseorang melihat semua manusia sama, maka perbedaan ras, agama, warna kulit tidak lagi akan menjadi masalah baginya.

Mantra tersebut sangat penting bagi manusia yang menganggap dirinya modern. Walaupun pengertian modern di sini sebatas "meniru orang lain", pikirannya tetap sempit sehingga menjadi penyebab utama munculnya banyak masalah di dunia ini. Supaya manusia mampu melupakan perbedaan yang ada, mantra tersebut berpendapat perlunya melihat semua umat manusia sebagai satu saudara. Selama manusia tidak berpikir demikian, sulit mencapai damai di bumi ini. Malah peradaban manusia bisa mundur seperti zaman kerajaan dahulu di mana manusia hidup terkotak-kotak dalam wilayah yang sempit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar