Perkawinan Gaóeúa
Dewa Úiva dan Pàrvatì sangat bahagia atas pelayanan yang
diberikan putra mereka Gaóeúa. Untuk mengalahkan rakûasa Taraka Àsura, putra
kedua merekapun lahir. Namanya adalah Skanda.
Karena ia memiliki enam wajah, ia dikenal dengan nàma
“Úaómukha.” Dan ia terlahir ketika bintang “kåtloka” bersinar dengan sucinya.
Ia juga dikenal dengan nàma “Kàrttikeya.” Seluruh dunia memujanya dengan nàma
“Subrahmanya,” karena ia memberkahi pemujanya dengan pengetahuan Brahman.
Dewa Úiva and Pàrvatì, memikirkan pernikahan kedua
anaknya, Gaóeúa dan Subrahmanya, karena mereka sudah menjadi pemuda. Ini adalah
saat yang tepat. Ketika mereka membicarakan hal ini pada mereka, mereka berdua
bertengkar.
Salah satu diantara mereka berkata, “Nikahkan aku lebih
dahulu!”
“Jangan,” yang lain berkata, “nikahkan aku lebih dahulu!”
Untuk melerai mereka, Dewa Úiva dan Pàrvatì membuat
rencana, mereka memanggilnya dan berkata,
“Wahai kedua putraku sayang, kami sama-sama menyayangimu. Agar kalian tidak bertengkar, kami telah memutuskan. Diantara kalian berdua siapapun yang bisa lebih dahulu mengelilingi bumi ini, maka akan kami nikahkan terlebih dahulu.”
Mendengar hal ini, Subrahmanya segera menaiki meraknya dan
secepat kilat berangkat mengelilingi bumi dan kembali terlebih dahulu daripada
Gaóeúa. Gaóeúa hanya duduk berdiri di dekat orang-tuanya, Dewa Úiva dan Úakti
Pàrvatì tanpa meminta ijin untuk pergi. Tetapi, Ia meminta kedua orang-tuanya
untuk duduk. Ia berdoa dihadapan mereka.
Gaóeúa memuja mereka berdua dengan penuh ketulusan dan
kemudian mengelilingi mereka tujuh kali dan juga memberikan penghormatan tujuh
kali. Setelah ia selesai, Subrahmanya datang, setelah menyelesaikan tugasnya
mengelilingi dunia. Subrahmanya memohon agar ialah yang dinikahkan terlebih
dahulu karena ia telah kembali lebih dahulu. Gaóeúa tidak pernah mengelilingi
bumi.
Saat itu, Gaóeúa berkata, “Wahai Ibu Mulia, dan Ayah Weda
mengatakan siapapun yang mengelilingi orang-tuanya tujuh kali maka ia akan
mendapatkan bhu-pradakûióa atau sama dengan mengelilingi seluruh
jagat-raya.
Jika berkah didapatkan bahkan hanya dengan mengelilingi sama dengan
mengelilingi jagat-raya, karena kalian berdualah jagat-raya itu! Oleh karena
itu, nikahkanlah aku tanpa menunda lagi.” Mendengar kata-kata Gaóeúa yang
teramat bijaksana, Dewa Úiva dan Pàrvatì amat berkenan dan memutuskan bahwa
mereka akan merayakan pernikahan Gaóeúa terlebih dahulu.
Dua putri Prajàpati
Viúvarùpa yang telah terpilih, bernama Buddhi dan Siddhi,
terpilih untuk menikahi Gaóeúa. Viúvakarma, pengukir surgawi, membangun sebuah
gedung pernikahan yang amat indah. Dewa Úiva dan Pàrvatì merayakan pernikahan
Gaóeúa dengan Buddhi dan Siddhi, yang memberinya dua putra yang tampan
Labha dan Kûema.
Gaóeúa adalah brahmacàrin yang abadi. Semua dewa adalah
brahmacàrin, namun diceritakan bahwa merekapun menikah seperti kita agar
mempermudah pemahaman kita. Jadi, Gaóeúa menikah dengan dua putri Brahma, Sang
pencipta yang bernama “Buddhi” dan “Siddhi.”
Pikiran yang
tercerahi dan pencapaian. Kekuatan dewa adalah istrinya. Dari pernikahan dengan
dua istri ini, Gaóeúa memiliki dua anak. Satu bernama Kûema. Yang lain bernama
Labha. Labha berarti keuntungan, mendapatkan kekayaan yang tertinggi. Dan Kûema
berarti perlindungan akan kekayaan yang tertinggi itu.
Subrahmanya, yang memandang semua ini dengan diam, meminta
ijin pergi pada orang-tuanya dan ia pergi ke gunung Krauñca di dekat danau
Manasà di Gunung Kailàsa. (Dalam Skanda Puràóa, cerita ini dikisahkan, setelah
pernikahan Gaóeúa, Subrahmanya juga menikah dengan dua istri yang cantik Valli
and Devasena.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar