Selasa, 29 Mei 2012

Masa Kanak-kanak Krisna - Bhagawata Purana


MASA KANAK-KANAK KÅÛÓA

Uddhawa pertama kali bertemu dengan Kåûóa pada usia lima tahun. Meskipun masih dalam usia yang sekecil itu, ia telah menjadi teman akrab Kåûóa dan merasa tidak sanggup berpisah dengan Kåûóa. Dan selanjutnya kedua teman itu tumbuh menjadi dewasa. Namun ketika Widura menanyakan keadaan Kåûóa sekarang ini, kedua mata Uddhawa meneteskan air mata.


Ia berkata “Aku sangat sedih jika harus mengatakan bahwa keanggunan, ketampanan dan kehebatan Kåûóa kini telah berakhir. Terkutuklah para Yàdawa yang tidak mengenal Kåûóa sebagai awatàra Wiûóu. Karena mereka memperlakukannya sebagai manusia biasa. Hanya ada beberapa orang saja yang seperti dirimu dan aku mengenal Kåûóa sebagai mahluk yang agung. Namun Kåûóa kini tidak ada lagi. Ia telah wafat. Ini membuat dunia tidak seperti biasanya bagiku. Apakah kau masih ingat kisah masa kecilnya ?”

Saat itu ketika kejahatan telah merajalela di bumi ini, Brahmà kemudian memohon petunjuk tentang apa yang harus dilakukan terhadap para pelaku kejahatan itu. Kemudian Wiûóu berkata bahwa beliau akan lahir sebagai putra dari Dewakì dan Wàsudewa. Namun Kaýsa, raja para Yàdawa, mengetahui bahwa putra Wàsudewa dan Dewakì akan membunuhnya sehingga ia memenjarakan suami istri itu. Akhirnya Kåûóa lahir di penjara Kaýsa. Dan untuk menyelamatkan anak itu, Wàsudewa kemudian pergi secara diam-diam dan menitipkan anak itu pada pasangan Nanda dan Yaúodà. Demikianlah sehingga akhirnya Kåûóa dibesarkan oleh Nanda dan Yaúodà. Kåûóa memiliki seorang kakak yang bernama Baladewa, yang juga terlahir sebagai salah satu Inkarnasi Wiûóu.

Selama sebelas tahun, kedua bersaudara ini menunda untuk memperlihatkan ke-ilahian mereka. Mereka bergaul dengan para penggembala di sepanjang sungai Yamunà dan senang beternak. Sedangkan Kåûóa secara khusus senang bermain seruling.

Sementara itu raja Kaýsa telah mengetahui tentang Kåûóa dan ia kemudian mengutus berbagai jenis raksasa untuk membunuhnya. Namun Kåûóa berhasil mengalahkan mereka semua tanpa susah payah. Tersebutlah seekor ular yang sangat besar yang bernama Kàliya yang telah meracuni air sungai Yamunà. Para pengembala dan ternak yang meminum air yang beracun ini tewas seketika. Kåûóa kemudian menaklukkan Kàliya dan menjadikan air sungai Yamunà suci kembali. Ia juga menghidupkan kembali para gembala dan ternak yang telah meninggal.

Saat itu, para gembala sedang gencarnya memuja Indra melalui suatu upacara khusus. Namun Kåûóa kemudian menghentikan upacara itu. Dan hal ini membuat dewa Indra sangat marah hingga beliau menurunkan hujan yang amat deras yang mengancam para gembala dan ternak mereka. Maka untuk melindungi mereka, Kåûóa kemudian mengangkat gunung Gowardhana dengan jari-jari-Nya. Ia mengangkat gunung itu dan para gembala dan ternak-ternak mereka bisa berlindung di bawahnya. Dengan demikian mereka pun bisa terlindungi dari bahaya banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar