Àkàúa— Ruang; eter; bentuk paling halus dari materi.
Ànanda — kebahagiaan Ilahiah. Sang Diri yang murni, kebahagiaan
abadi. Kesenangan-kesenangan, kecuali bayang-bayangnya yang lemah dan tidak
permanen.
Àràdhanà—pelayanan kepada Tuhan; perdamaian.
Àúrama
Dharma — kehidupan seorang penganut Hindu
berlangsung pada empat tahap. Àúrama Dharma adalah kode disiplin-disiplin yang
mendasari perkembangan kesadaran spiritual selama berlangsungnya empat tahap
dari Brahmacàri (pelajar yang mempraktikkan selibat), Gåhasta (kehidupan
berumah tangga), Vàna Prastha (mengucilkan diri di hutan dan Saònyàsin (manusia
asketik atau pendeta).
Astika — Seseorang yang meyakini Tuhan, kitab-kitab suci dan
Guru.
Àtma — Diri; Jiwa. Diri dengan batasan-batasan, adalah jìva
(jiwa individu). Diri tanpa batasan-batasan, adalah Brahman (Realitas
Tertinggi).
Àtma
Jñàna —Pengetahuan tentang sang Diri yang
mengandung tujuan tertinggi dari upaya terus-menerus dan sangat tekun dari
manusia.
Àtmaswarùpam — Diri yang mengejawantah; tentang sifat Diri. Manusia
yang sebenarnya di dalam diri kita adalah sang Diri yang adalah kesadaran
murni!
Àtma
tatwa — Prinsip tentang sang Diri; sifat
yang benar atau yang esensial dari sang Diri.
Abhayaswarùpam — Perasaan tidak kenal takut yang mengejawantah; tentang
sifat dari rasa tidak takut. Brahman tidak mengenal rasa takut.
Advaita — Non-dualisme. Filsafat tentang kesatuan dengan Tuhan,
jiwa dan Alam semesta.
Aham
Brahmàsmi — “Aku adalah Brahman.” Ini adalah
salah satu prinsip Vedik yang agung (Mahà Vàkyas).
Ahaýkàra —Egoisme yang dihasilkan dari proses identifikasi
seseorang dengan tubuh. Ini menimbulkan pemahaman tentang “aku yang melakukan”
dan “aku yang mengalami”.
Ajñàna — Kebodohan (yang mencegah persepsi tentang Realitas).
Annamaya
koúa — tudung materi atau tudung kasar
dari jiwa; tubuh fisik.
Antaryàmin —Motivator Batin atau Yang Mengontrol. (Demikian, Tuhan
digambarkan, karena Dia bersemayam di dalam diri semua makhluk dan mengontrol
mereka dari dalam).
Arcana —pemujaan ritual kepada dewa, dengan membuat
persembahan-persembahan melalui pembacaan mantra-mantra dan nama-nama suci.
Avatàr — Inkarnasi Tuhan. Kapan saja ada kemerosotan Dharma,
Tuhan turun ke dunia ini dengan mengandaikan suatu bentuk fisik guna melindungi
kebaikan, menghukum orang-orang yang jahat dan untuk mengukuhkan kembali
Dharma. Seorang Avatar lahir dan hidup secara bebas dan selalu sadar akan
misi-Nya. Dengan ajaran dan keteladanan-Nya, Dia membentangkan jalan-jalan baru
secara spiritual, dengan mencurahkan rahmat-Nya kepada semua makhluk.
Bhàgavatam — Sebuah Kitab sakral yang disusun oleh manusia bijak
Vyàsa yang berkisah tentang Wiûóu dan inkarnasi-inkarnasinya, terutama Úrì
Kåûóa.
Bhagavat
tatwam — sifat benar atau sifat esensial
Tuhan.
Bhajan — Senandung bersama, pemujaan secara berkelompok oleh
para bhakta dengan diiringi musik kebhaktian dimana pengulangan nama-nama suci
sangat dominan.
Bhakta — Prinsip Utama tentang Tuhan. Seorang pengabdi (bhakta)
yang mempunyai cinta murni kepada Tuhan.
Bhakti — Pengabdian kepada Tuhan; cinta tanpa pamrih kepada
Tuhan.
Bhavasagaram — Lautan kehidupan duniawi. Kehidupan duniawi dari
makhluk yang dianggap sebagai lautan dimana dia harus mengarungi dan
menyeberanginya hingga mencapai pantai pembebasan di seberang dari siklus
kelahiran dan kematian.
Bhoga — Kesenangan; pengalaman; anti-tesa dari yoga.
Bodha — Persepsi; pengetahuan; kesadaran.
Buddhi — Intelek; inteligensia; fakultas tentang pembedaan.
Brahma — sang Pencipta; yang Pertama dari Trinitas Hindu.
Brahmàóðam — Telur Kosmik; Alam Semesta.
Brahmacàri — Seorang pelajar yang mempraktikkan selibat, yang hidup
dan belajar dari pembimbing spiritualnya.
Brahman — Wujud Tertinggi; realitas yang Absolut; Tuhan tidak
bersifat pribadi, yang tanpa bentuk atau sifat-sifat. Sebab yang tidak
tersebabkan dari alam Semesta; Eksistensi-Kesadaran-Kebahagiaan Absolut (Sat-Cit-Ànanda);
Realitas Abadi Yang Tak Pernah Berubah, tidak terkondisi oleh waktu, ruang dan
sebab akibat.
Dhàma — Kontrol diri; membatasi organ-organ indera yang
mengejar obyek-obyek inderawi dengan mencari kesenangan. Ini adalah sebuah
disiplin yang penting bagi seorang aspiran yang sedang mempraktikkan yoga.
Dharma — Kesalehan; agama; kode tugas-tugas; tugas; sifat
esensial dari makhluk atau sesuatu. Ia menyatukan seluruh Alam Semesta ini.
Manusia dianjurkan untuk mempraktikkan Dharma untuk mencapai kemakmuran materi
dan spiritual. Kitab-kitab Veda mengandung akar-akar Dharma. Tuhan, secara
alami, tertarik pada pengaruh Dharma yang meluas.
Dhyàna — Meditasi; suatu aliran pemikiran yang terus-menerus
terhadap obyek konsentrasi. Meditasi memantapkan dan menenangkan pikiran dan
membuatnya fit untuk realisasi suatu saat nanti.
Dwaita — Dualisme; doktrin yang menyatakan bahwa individu dan
Jiwa Tertinggi adalah dua prinsip yang berbeda.
Gàyatrì
mantra — Doa Vedik yang sangat suci
untuk pencerahan diri yang diulang-ulang secara khusyuk di saat fajar, siang
dan senja.
Guóa — Kualitas; hak milik; sifat; satu dari tiga unsur Alam
(Satwa, Rajas dan Tamas). Mereka mengikat jiwa ke tubuh. Tujuan tertinggi
manusia dalam kehidupan adalah untuk mentransendensikan guóa dan mencapai
pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian.
Guru — pembimbing spiritual; manusia yang mengetahui Brahman,
seorang pribadi yang tenang, penuh kasih dan selalu siap untuk membantu dan
membimbing para aspiran spiritual yang mendekatinya.
Hådhayàkàúa — Ruang di dalam hati (spiritual) dimana sang Diri
dibayangkan dalam meditasi dan doa.
Iûþa
Devatà — Dewa yang terpilih melalui mana
seorang bhakta berkontemplasi pada Tuhan.
Ìúwara — Penguasa Tertinggi; Tuhan yang Personal; Dia adalah Brahman
yang diasosiasikan dengan Màyà, tapi ia berada dibawah kontrol-Nya,
tidak seperti jìva yang adalah budak Màyà. Dia mempunyai bentuk
yang indah, mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan kekuatan tak terbatas
untuk menciptakan, memelihara dan menghancurkan. Dia bersemayam di dalam hati
setiap makhluk, sambil mengontrolnya dari dalam. Dia merespon secara positif
pada kebhaktian sejati dan doa yang tulus.
Japam — Pengulangan nama suci atau mantra sakral secara
khusyuk, yang dipraktikkan sebagai suatu disiplin spiritual.
Jìva/Jìvàtma — Jiwa individual dalam keadaan tidak menyadari
identitasnya dengan Brahman. Ia adalah diri yang mengalami delusi, jiwa
yang terikat yang tidak menyadari sifat sejatinya sendiri. Ia menjadi obyek
dari sensasi-sensasi penderitaan dan kesenangan, kelahiran dan kematian, dan
lain-lain.
Jñàna — Pengetahuan sakral; pengetahuan tentang spirit, dikejar
sebagai sarana untuk realisasi Diri. Ia adalah pengalaman langsung tentang
Tuhan, sebagai Jiwa dari jiwa-jiwa. Jñànam membuat manusia menjadi maha tahu,
bebas, tidak mengenal rasa takut dan abadi.
Jñàni — Manusia bijak yang memiliki Jñànam (pengetahuan
dan pengalaman spiritual yang bersifat menyatukan).
Karaóa
úarìram — Tubuh kausal yang membawa potensi
kesan-kesan dan kecenderungan-kecenderungan. Ia adalah lapisan yang menutupi
kebahagiaan; lapisan paling dalam dari lima lapisan yang menutupi jiwa.
Karma — Tindakan; perbuatan; karya; ritus agama; totalitas dari
kecenderungan-kecenderungan batin yang dibentuk sebagai sebuah konsekuensi dari
tindakan-tindakan yang dilakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya. Setiap karma
menghasilkan kesan yang bertahan lama di dalam pikiran sang pelaku, terpisah
dari apakah ia mempengaruhi orang lain. Pengulangan sebuah karma
tertentu menghasilkan suatu kecenderungan (vàsanà) dalam pikiran. Karma itu ada
tiga jenis: (i) Pràrabdha: yang habis terpakai dalam kehidupan sekarang, (ii)
Àgami: yang diakumulasikan dalam kehidupan sekarang dan (iii) Sañcita: yang
disimpan agar dapat dialami di kehidupan-kehidupan yang mendatang. Akarma
adalah sebuah tindakan yang dilakukan tanpa niat dan maksud apapun untuk
memperoleh akibat-akibat; Vikarma adalah tindakan yang dilakukan dengan
sengaja.
Koúas — Lima lapisan yang membungkus jiwa—lapisan-lapisan
kesenangan, kecerdasan, pikiran, energi vital dan materi fisik.
Kûatriya — seorang anggota dari kasta kûatriya, salah satu dari
keempat kelompok sosial (varóas) tentang komunitas Hindu.
Kûetra — Medan; tubuh di dalam mana jìva menuai panen
dari karma-nya.
Kûetrajña — Yang Mengetahui medan; Spirit; sang individu yang
mengetahui Diri.
Lìlà — Olahraga; permainan; Alam semesta dipandang sebagai
olahraga atau permainan Tuhan.
Liògam — Tanda; simbol.
Liòga
úarìram — Tubuh halus dengan prinsip-prinsip
vital-nya, organ-organ halus, pikiran, intelek dan ego. Ketika tubuh kasar
mati, sang diri berpisah, terbungkus dalam tubuh halus.
Loka — Salah satu dari ke-14 dunia (yang tampak dan yang tak
tampak) yang ditinggali oleh makhluk-makhluk hidup.
Màyà — Kekuatan misterius, kreatif dan delusif dari Brahman
melalui mana Tuhan memproyeksikan penampakan dari Alam Semesta ini. Màyà
adalah penyebab materi dan Brahman adalah penyebab efisien dari Alam
Semesta. Brahman dan Màyà, keduanya saling diasosiasikan satu
sama lain seperti api dan kekuatannya untuk memanaskan. Màyà menipu jìva
dengan sifat egoisme, yang membuat jiwa lupa akan sifat spiritual sejati
mereka.
Mahàbhàrata — Epik Hindu yang disusun oleh manusia bijak Vyàsa yang
berkisah tentang perbuatan-perbuatan dan nasib dari saudara-saudara sepupu
(keluarga Kurawa dan keluarga Pàóðawa) dari ras Bulan, dengan Baginda Kåûóa
yang memainkan peran signifikan dan menentukan dalam membentuk
peristiwa-peristiwa. Bhagawad Gìtà dan Wiûóu Sahasranàma berlangsung dalam epik
besar ini. Ia dianggap sebagai kitab Veda kelima oleh para pengikut
Hindu yang saleh. Tentang epik besar, ia diklaim bahwa “apa yang tidak ada di
dalamnya, berarti ia tidak ada.”
Manas — Pikiran, organ dalam yang mempunyai empat aspek: (i) Manas
(Pikiran) yang melakukan dengan sadar, menghendaki dan merasa; (ii) Buddhi
(intelek) yang memahami, mengemukakan alasan dan mengambil keputusan; (iii) Ahaýkàra
(perasaan “aku”) dan (iv) Cita (memori). Pikiran dengan semua
kehendak-kehendak, pemikiran-pemikiran mendalam, menyembunyikan sifat-sifat
Tuhan di dalam diri manusia. Pemurnian Pikiran adalah sangat penting bagi
realisasi sang Diri.
Mànava — Manusia, keturunan dari Manu, sang Hakim.
Manomaya
koúa — Lapisan mental. Salah satu dari
lima lapisan yang membungkus jiwa. Ia terdiri dari pikiran dan lima organ
sensoris yang halus. Ia dianugerahi dengan kekuatan kehendak.
Mantra — Sebuah formula sakral, kata berirama atau simbol kata
yang diucapkan selama pelaksanaan ritual-ritual atau meditasi. Mereka
menyimbolkan kebenaran-kebenaran spiritual yang diwahyukan secara langsung
kepada para Åûi. Bagian dari kitab Veda yang mengandung himne-himne
(mantra-mantra) ini disebut dengan Saýhità.
Mokûa/Mukti — Pembebasan dari semua jenis perbudakan, terutama yang
berkaitan dengan siklus kelahiran dan kematian. Ia adalah suatu keadaan
kebebasan, kedamaian dan kebahagiaan yang absolut, yang dicapai melalui
realisasi Diri. Ini adalah tujuan tertinggi dari upaya manusia, tiga wujud yang
lain, dharma (kesalehan), artha (kekayaan dan kekuasaan) dan karma (kesenangan
indera).
Nàmasmaraóa — Mengingat Tuhan melalui nàma-Nya; salah satu langkah
penting dari disiplin spiritual (sàdhana) untuk memperoleh rahmat Tuhan
dan untuk meraih kemajuan dalam perjalanan spiritual.
Nididhyàsana — Konsentrasi dari kebenaran tentang sang Diri setelah
mendengarnya (úravaóa) dari sang guru dan merefleksikannya (manana).
Jadi, ia adalah langkah ketiga dari jalan pengetahuan (Jñàna Yoga).
Nivåti
Màrga — Jalan pengekangan diri yang
menuntut penghentian hasrat-hasrat dan berkonsentrasi pada Tuhan. Upaniûad-Upaniûad
yang membentuk Jñàna Kàóða (bagian yang membahas pengetahuan spiritual
yang menyatukan) dari kitab-kitab Veda, menjelaskan tentang jalan ini.
Jalan ini dipertentangkan dengan pravåti màrga (jalan hasrat) yang secara
duniawi dikejar oleh manusia, dengan mengupayakan berbagai hal yang baik disini
dan di kehidupan selanjutnya.
Pràóamaya
koúa — Lapisan energi vital. Ia terdiri
dari lima prinsip vital dan lima organ bertindak yang halus. Ia dianugerahi
dengan kekuatan tindakan.
Prakåti — Alam; Kekuatan Menjadi Tuhan; juga dikenal dengan Màyà,
Avidyà dan Úakti; dunia materi dan pikiran yang dipertentangkan
dengan Spirit. Prakåti mempunyai tiga kecenderungan atau guóa (satwa,
rajas dan tamas) yang bekerja mengatur semua makhluk hidup dan
benda-benda mati di Alam Semesta, dalam proporsi yang beragam yang mengarah
pada penampakan bentuk, sifat dan perilaku yang tak terhingga banyaknya.
Praóava — Om; sumber suara sakral dan simbol dari Brahman;
“kata paling agung dalam kitab-kitab Veda.” Ia digunakan dalam meditasi
kepada Tuhan. Ia diucapkan pertama kali sebelum sebuah mantra Vedik
dilantunkan.
Prema — Cinta ekstatik kepada Tuhan; (cinta kepada Tuhan dari
jenis yang paling intens).
Pùjà — Pemujaan ritual dimana Tuhan yang diwujudkan di dalam
patung atau gambar dan didamaikan sebagai tamu Kerajaan dengan
persembahan-persembahan bunga-bungaan, buah-buahan dan makanan-makanan lain
bersama dengan pembacaan mantra-mantra yang sesuai dan menunjukkan tanda-tanda
yang relevan.
Puràóas — Úàstra-úàstra (kitab-kitab suci) dimana
kebenaran-kebenaran Vedik diilustrasikan melalui cerita-cerita tentang
inkarnasi-inkarnasi Tuhan dan kisah-kisah tentang pahlawan-pahlawan. Manusia
bijak Vyàsa diyakini telah menuliskan kisah-kisah itu. Dari 18 Puràóas,
Úrìmad Bhàgavata adalah yang paling dikenal.
Ràmàyaóa — Epik Hindu yang sakral, yang disusun oleh manusia bijak
Vàlmìki, yang mengisahkan inkarnasi Wiûóu sebagai Úrì Ràma, yang berjuang di
sepanjang hidupnya untuk membangun dan mengukuhkan kembali kedaulatan Dharma di
dunia ini. Ràmàyaóa telah memainkan peran yang sangat penting dalam
mempengaruhi dan membentuk etos Hindu selama berabad-abad lamanya.
Rajas/Rajo
Guóa — Satu dari tiga guóas
(sifat-sifat atau kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti.
Rajas adalah sifat tentang gairah, energi, kegelisahan, kemelekatan dan
sifat mementingkan hal-hal lahiriah. Ia menghasilkan penderitaan.
Tàpam — Penderitaan, kesengsaraan; penderitaan yang ditimbulkan
oleh tiga tipe sarana (tàpathrayam). Sarana-sarana ini adalah àdhyàdmika
(penyakit-penyakit dan gangguan-gangguan tubuh serta gangguan-gangguan
pikiran); àdhibhautika; dan àdhidaivikam (sarana-sarana
supernatural seperti badai, banjir, gempa bumi, planet, dan lain-lain).
Tamas — Salah satu dari guóas (sifat-sifat atau
kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti. Ia adalah
sifat bodoh, inersia (kelembaman), kegelapan dan kecenderungan pada keburukan.
Ia menghasilkan kelalaian.
Sàdhana — Disiplin spiritual atau upaya yang bertujuan pada
realisasi Tuhan. Sàdhaka (aspiran) menggunakan disiplin spiritual ini untuk
mencapai tujuan realisasi.
Samàdhi — Ia adalah keadaan supra sadar yang melampaui tubuh,
pikiran dan intelek, yang dicapai melalui Sàdhana yang ketat dan waktu
yang lama. Dalam keadaan kesadaran ini, dunia obyektif dan ego lenyap dan
Realitas dipahami atau dikomunikasikan secara sangat mendalam, dalam kedamaian
dan kebahagiaan yang absolut. Ketika seorang aspiran sampai pada keadaan ini, ia merealisasikan
kesatuannya dengan Tuhan, ini disebut dengan Nirvikalpa Samàdhi.
Saýsàra — Kehidupan duniawi; kehidupan sang jìva melalui
kelahiran-kelahiran dan kematian-kematian yang berulang-ulang. Pembebasan
berarti terbebaskan dari siklus ini.
Sanàtana
Dharma — Agama abadi. Sebuah istilah
deskriptif pada apa yang sudah muncul yang disebut dengan Hinduisme. Ia tidak
mempunyai pendiri yang tunggal atau mempunyai teksnya sendiri. Ia lebih
merupakan kumpulan otoritas-otoritas dari keyakinan-keyakinan agama dan suatu
cara hidup.
Sàmànya
Dharma — Kode perilaku yang bersifat umum
bagi semua orang di kelompok sosial manapun.
Úàstra-úàstra — Kitab-kitab suci Hindu yang mengandung ajaran-ajaran
para Åûi. Kitab-kitab Veda, Upaniûad-upaniûad dan Itihàsa-itihàsa
(epik-epik), Puràóa-puràóa dan Småti-småti (kode perilaku), dan
lain-lain, membentuk Úàstra-úàstra dari para pemeluk Hindu. Mereka
mengajarkan kita tentang bagaimana menempuh kehidupan dengan bijak dan baik
dengan semua kelembutan dan sikap lembut serta penuh perhatian dari sang Ibu.
Satwa — salah satu dari tiga guóa (sifat-sifat dan
kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti. Ia adalah
sifat tentang kemurnian, kecemerlangan, kedamaian dan harmoni. Ia mengarah pada
pengetahuan. Manusia dianjurkan untuk melenyapkan tamas dengan rajas,
dan rajas dengan satwa dan akhirnya melampaui satwa itu
sendiri guna mencapai pembebasan.
Sthita
prajña — Manusia yang sudah mampu
merealisasi—dengan pikirannya yang mantap, tenang, dan penuh gembira—Tuhan yang selalu bersemayam.
Dia adalah manusia yang memiliki kontrol diri, selalu tenang dalam semua
situasi dan sepenuhnya bebas dari semua hasrat yang mementingkan dirinya
sendiri. Setelah kematian, dia mencapai kebebasan dari Saýsàra.
Swadharma — Dharma atau tugas seseorang yang sesuai dengan sifat
seseorang. Ini adalah sebuah konsep penting yang tercantum dalam Gìtà.
Upàsana — pemujaan atau kontemplasi kepada Tuhan.
Upaniûad — Bagian paling sakral dari kitab-kitab Veda yang
membahas tentang Tuhan, manusia dan alam semesta, sifat mereka dan jalinan
hubungan antara mereka. Pengetahuan spiritual (Jñàna) adalah isi kandungan
mereka. Jadi, mereka membentuk Jñàna Kàóða dari Kitab-kitab Veda.
Vairàgya — Ketidakmelekatan; hasrat dan kemampuan untuk
menghentikan semua kesenangan-kesenangan yang bersifat sementara dan fana.
Varóa Dharma — Komunitas Hindu dibagi menjadi empat varóa (kelompok
sosial), yang didasarkan pada guóas dan pekerjaan-pekerjaan. Bràhmaóa (pembina
spiritual dan penjaga moral), Kûatriya (kelompok kûatriya yang memegang
kekuasaan dan mempertahankan wilayah), Waiúya (kelompok yang mengurusi ekonomi,
perdagangan dan bisnis), Úùdra (kelompok yang mengabdi pada kerja dan pelayanan
komunitas). Masing-masing varóa mempunyai dharma (varóa dharma),
batasan-batasan dan aturan-aturannya sendiri yang berupaya keras untuk
menyalurkan dorongan-dorongan dan insting-insting-nya pada bidang-bidang yang
spesial bagi tempatnya masing-masing di masyarakat, kontrol-kontrol yang
berhubungan dengan tugas-tugas yang diemban.
Kitab-kitab Veda — kitab-kitab suci Hindu yang paling tua dan paling suci,
sumber utama otoritas dalam agama Hindu dan filsafat. Mereka ada empat
jumlahnya—Rig Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharva Veda.
Vedànta— berarti “akhir dari kitab-kitab Veda” ia adalah esensi
dari kitab-kitab suci yang sakral dalam Upaniûad-upaniûad. Filsafat tentang
non-dualisme, atau non-dualisme terbatas, atau dualisme yang didasarkan pada
ajaran-ajaran Upaniûad, ditunjukkan oleh istilah ini.
Viúeûa
Dharma — Kode perilaku yang dilakukan dalam
situasi-situasi khusus; kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan pada
peristiwa-peristiwa khusus, atau ketika menghadapi situasi-situasi khusus.
Vijñànamaya
koúa — Salah satu dari lima koúa
(lapisan) jiwa. Ia terdiri dari intelek dan kelima organ indera halus. Ia
dianugerahi kekuatan untuk mengetahui. Sang “aku” atau subyek pengalaman atau
tindakan terletak disini.
Viveka — Diskriminasi; proses berpikir dimana seseorang
merealisasikan apa yang riil dan permanen dan apa yang tidak riil dan tidak
permanen.
Våtti
Dharma — Kode moral yang mengatur dan memperkaya profesi seseorang.
Yajña — Sebuah ritus atau pengorbanan Vedik. Kegiatan pelayanan
atas nàma Tuhan yang mengabaikan diri.
Yoga — Kesatuan dengan Tuhan, juga jalan dengan mana kesatuan
jiwa dengan Tuhan ini dicapai. Empat bagian penting Yoga adalah pengetahuan,
tindakan, meditasi dan kebhaktian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar