Kamis, 12 April 2012

vocabulary - sansekerta


Àkàúa— Ruang; eter; bentuk paling halus dari materi.

Ànanda — kebahagiaan Ilahiah. Sang Diri yang murni, kebahagiaan abadi. Kesenangan-kesenangan, kecuali bayang-bayangnya yang lemah dan tidak permanen.

Àràdhanà—pelayanan kepada Tuhan; perdamaian.


Àúrama Dharma — kehidupan seorang penganut Hindu berlangsung pada empat tahap. Àúrama Dharma adalah kode disiplin-disiplin yang mendasari perkembangan kesadaran spiritual selama berlangsungnya empat tahap dari Brahmacàri (pelajar yang mempraktikkan selibat), Gåhasta (kehidupan berumah tangga), Vàna Prastha (mengucilkan diri di hutan dan Saònyàsin (manusia asketik atau pendeta).

Astika — Seseorang yang meyakini Tuhan, kitab-kitab suci dan Guru.
Àtma — Diri; Jiwa. Diri dengan batasan-batasan, adalah jìva (jiwa individu). Diri tanpa batasan-batasan, adalah Brahman (Realitas Tertinggi).

Àtma Jñàna —Pengetahuan tentang sang Diri yang mengandung tujuan tertinggi dari upaya terus-menerus dan sangat tekun dari manusia.

Àtmaswarùpam — Diri yang mengejawantah; tentang sifat Diri. Manusia yang sebenarnya di dalam diri kita adalah sang Diri yang adalah kesadaran murni!

Àtma tatwa — Prinsip tentang sang Diri; sifat yang benar atau yang esensial dari sang Diri.

Abhayaswarùpam — Perasaan tidak kenal takut yang mengejawantah; tentang sifat dari rasa tidak takut. Brahman tidak mengenal rasa takut. 

Advaita — Non-dualisme. Filsafat tentang kesatuan dengan Tuhan, jiwa dan Alam semesta.

Aham Brahmàsmi — “Aku adalah Brahman.” Ini adalah salah satu prinsip Vedik yang agung (Mahà Vàkyas).

Ahaýkàra —Egoisme yang dihasilkan dari proses identifikasi seseorang dengan tubuh. Ini menimbulkan pemahaman tentang “aku yang melakukan” dan “aku yang mengalami”.

Ajñàna — Kebodohan (yang mencegah persepsi tentang Realitas).

Annamaya koúa — tudung materi atau tudung kasar dari jiwa; tubuh fisik.

Antaryàmin —Motivator Batin atau Yang Mengontrol. (Demikian, Tuhan digambarkan, karena Dia bersemayam di dalam diri semua makhluk dan mengontrol mereka dari dalam).

Arcana —pemujaan ritual kepada dewa, dengan membuat persembahan-persembahan melalui pembacaan mantra-mantra dan nama-nama suci.

Avatàr — Inkarnasi Tuhan. Kapan saja ada kemerosotan Dharma, Tuhan turun ke dunia ini dengan mengandaikan suatu bentuk fisik guna melindungi kebaikan, menghukum orang-orang yang jahat dan untuk mengukuhkan kembali Dharma. Seorang Avatar lahir dan hidup secara bebas dan selalu sadar akan misi-Nya. Dengan ajaran dan keteladanan-Nya, Dia membentangkan jalan-jalan baru secara spiritual, dengan mencurahkan rahmat-Nya kepada semua makhluk.

Bhàgavatam — Sebuah Kitab sakral yang disusun oleh manusia bijak Vyàsa yang berkisah tentang Wiûóu dan inkarnasi-inkarnasinya, terutama Úrì Kåûóa.

Bhagavat tatwam — sifat benar atau sifat esensial Tuhan.
Bhajan — Senandung bersama, pemujaan secara berkelompok oleh para bhakta dengan diiringi musik kebhaktian dimana pengulangan nama-nama suci sangat dominan.

Bhakta — Prinsip Utama tentang Tuhan. Seorang pengabdi (bhakta) yang mempunyai cinta murni kepada Tuhan.

Bhakti — Pengabdian kepada Tuhan; cinta tanpa pamrih kepada Tuhan.

Bhavasagaram — Lautan kehidupan duniawi. Kehidupan duniawi dari makhluk yang dianggap sebagai lautan dimana dia harus mengarungi dan menyeberanginya hingga mencapai pantai pembebasan di seberang dari siklus kelahiran dan kematian.

Bhoga — Kesenangan; pengalaman; anti-tesa dari yoga.

Bodha — Persepsi; pengetahuan; kesadaran.

Buddhi — Intelek; inteligensia; fakultas tentang pembedaan.

Brahma — sang Pencipta; yang Pertama dari Trinitas Hindu.

Brahmàóðam — Telur Kosmik; Alam Semesta.

Brahmacàri — Seorang pelajar yang mempraktikkan selibat, yang hidup dan belajar dari pembimbing spiritualnya.

Brahman — Wujud Tertinggi; realitas yang Absolut; Tuhan tidak bersifat pribadi, yang tanpa bentuk atau sifat-sifat. Sebab yang tidak tersebabkan dari alam Semesta; Eksistensi-Kesadaran-Kebahagiaan Absolut (Sat-Cit-Ànanda); Realitas Abadi Yang Tak Pernah Berubah, tidak terkondisi oleh waktu, ruang dan sebab akibat.

Dhàma — Kontrol diri; membatasi organ-organ indera yang mengejar obyek-obyek inderawi dengan mencari kesenangan. Ini adalah sebuah disiplin yang penting bagi seorang aspiran yang sedang mempraktikkan yoga.

Dharma — Kesalehan; agama; kode tugas-tugas; tugas; sifat esensial dari makhluk atau sesuatu. Ia menyatukan seluruh Alam Semesta ini. Manusia dianjurkan untuk mempraktikkan Dharma untuk mencapai kemakmuran materi dan spiritual. Kitab-kitab Veda mengandung akar-akar Dharma. Tuhan, secara alami, tertarik pada pengaruh Dharma yang meluas.

Dhyàna — Meditasi; suatu aliran pemikiran yang terus-menerus terhadap obyek konsentrasi. Meditasi memantapkan dan menenangkan pikiran dan membuatnya fit untuk realisasi suatu saat nanti.

Dwaita — Dualisme; doktrin yang menyatakan bahwa individu dan Jiwa Tertinggi adalah dua prinsip yang berbeda.
Gàyatrì mantra — Doa Vedik yang sangat suci untuk pencerahan diri yang diulang-ulang secara khusyuk di saat fajar, siang dan senja.

Guóa — Kualitas; hak milik; sifat; satu dari tiga unsur Alam (Satwa, Rajas dan Tamas). Mereka mengikat jiwa ke tubuh. Tujuan tertinggi manusia dalam kehidupan adalah untuk mentransendensikan guóa dan mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian.

Guru — pembimbing spiritual; manusia yang mengetahui Brahman, seorang pribadi yang tenang, penuh kasih dan selalu siap untuk membantu dan membimbing para aspiran spiritual yang mendekatinya.

Hådhayàkàúa — Ruang di dalam hati (spiritual) dimana sang Diri dibayangkan dalam meditasi dan doa.

Iûþa Devatà — Dewa yang terpilih melalui mana seorang bhakta berkontemplasi pada Tuhan.

Ìúwara — Penguasa Tertinggi; Tuhan yang Personal; Dia adalah Brahman yang diasosiasikan dengan Màyà, tapi ia berada dibawah kontrol-Nya, tidak seperti jìva yang adalah budak Màyà. Dia mempunyai bentuk yang indah, mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan kekuatan tak terbatas untuk menciptakan, memelihara dan menghancurkan. Dia bersemayam di dalam hati setiap makhluk, sambil mengontrolnya dari dalam. Dia merespon secara positif pada kebhaktian sejati dan doa yang tulus.

Japam — Pengulangan nama suci atau mantra sakral secara khusyuk, yang dipraktikkan sebagai suatu disiplin spiritual.

Jìva/Jìvàtma — Jiwa individual dalam keadaan tidak menyadari identitasnya dengan Brahman. Ia adalah diri yang mengalami delusi, jiwa yang terikat yang tidak menyadari sifat sejatinya sendiri. Ia menjadi obyek dari sensasi-sensasi penderitaan dan kesenangan, kelahiran dan kematian, dan lain-lain.

Jñàna — Pengetahuan sakral; pengetahuan tentang spirit, dikejar sebagai sarana untuk realisasi Diri. Ia adalah pengalaman langsung tentang Tuhan, sebagai Jiwa dari jiwa-jiwa. Jñànam membuat manusia menjadi maha tahu, bebas, tidak mengenal rasa takut dan abadi.

Jñàni — Manusia bijak yang memiliki Jñànam (pengetahuan dan pengalaman spiritual yang bersifat menyatukan).

Karaóa úarìram — Tubuh kausal yang membawa potensi kesan-kesan dan kecenderungan-kecenderungan. Ia adalah lapisan yang menutupi kebahagiaan; lapisan paling dalam dari lima lapisan yang menutupi jiwa.

Karma — Tindakan; perbuatan; karya; ritus agama; totalitas dari kecenderungan-kecenderungan batin yang dibentuk sebagai sebuah konsekuensi dari tindakan-tindakan yang dilakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya. Setiap karma menghasilkan kesan yang bertahan lama di dalam pikiran sang pelaku, terpisah dari apakah ia mempengaruhi orang lain. Pengulangan sebuah karma tertentu menghasilkan suatu kecenderungan (vàsanà) dalam pikiran. Karma itu ada tiga jenis: (i) Pràrabdha: yang habis terpakai dalam kehidupan sekarang, (ii) Àgami: yang diakumulasikan dalam kehidupan sekarang dan (iii) Sañcita: yang disimpan agar dapat dialami di kehidupan-kehidupan yang mendatang. Akarma adalah sebuah tindakan yang dilakukan tanpa niat dan maksud apapun untuk memperoleh akibat-akibat; Vikarma adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja.

Koúas — Lima lapisan yang membungkus jiwa—lapisan-lapisan kesenangan, kecerdasan, pikiran, energi vital dan materi fisik.

Kûatriya — seorang anggota dari kasta kûatriya, salah satu dari keempat kelompok sosial (varóas) tentang komunitas Hindu.

Kûetra — Medan; tubuh di dalam mana jìva menuai panen dari karma-nya.

Kûetrajña — Yang Mengetahui medan; Spirit; sang individu yang mengetahui Diri.

Lìlà — Olahraga; permainan; Alam semesta dipandang sebagai olahraga atau permainan Tuhan.

Liògam — Tanda; simbol.

Liòga úarìram — Tubuh halus dengan prinsip-prinsip vital-nya, organ-organ halus, pikiran, intelek dan ego. Ketika tubuh kasar mati, sang diri berpisah, terbungkus dalam tubuh halus.

Loka — Salah satu dari ke-14 dunia (yang tampak dan yang tak tampak) yang ditinggali oleh makhluk-makhluk hidup.

Màyà — Kekuatan misterius, kreatif dan delusif dari Brahman melalui mana Tuhan memproyeksikan penampakan dari Alam Semesta ini. Màyà adalah penyebab materi dan Brahman adalah penyebab efisien dari Alam Semesta. Brahman dan Màyà, keduanya saling diasosiasikan satu sama lain seperti api dan kekuatannya untuk memanaskan. Màyà menipu jìva dengan sifat egoisme, yang membuat jiwa lupa akan sifat spiritual sejati mereka.

Mahàbhàrata — Epik Hindu yang disusun oleh manusia bijak Vyàsa yang berkisah tentang perbuatan-perbuatan dan nasib dari saudara-saudara sepupu (keluarga Kurawa dan keluarga Pàóðawa) dari ras Bulan, dengan Baginda Kåûóa yang memainkan peran signifikan dan menentukan dalam membentuk peristiwa-peristiwa. Bhagawad Gìtà dan Wiûóu Sahasranàma berlangsung dalam epik besar ini. Ia dianggap sebagai kitab Veda kelima oleh para pengikut Hindu yang saleh. Tentang epik besar, ia diklaim bahwa “apa yang tidak ada di dalamnya, berarti ia tidak ada.”
Manas — Pikiran, organ dalam yang mempunyai empat aspek: (i) Manas (Pikiran) yang melakukan dengan sadar, menghendaki dan merasa; (ii) Buddhi (intelek) yang memahami, mengemukakan alasan dan mengambil keputusan; (iii) Ahaýkàra (perasaan “aku”) dan (iv) Cita (memori). Pikiran dengan semua kehendak-kehendak, pemikiran-pemikiran mendalam, menyembunyikan sifat-sifat Tuhan di dalam diri manusia. Pemurnian Pikiran adalah sangat penting bagi realisasi sang Diri.

Mànava — Manusia, keturunan dari Manu, sang Hakim.

Manomaya koúa — Lapisan mental. Salah satu dari lima lapisan yang membungkus jiwa. Ia terdiri dari pikiran dan lima organ sensoris yang halus. Ia dianugerahi dengan kekuatan kehendak.

Mantra — Sebuah formula sakral, kata berirama atau simbol kata yang diucapkan selama pelaksanaan ritual-ritual atau meditasi. Mereka menyimbolkan kebenaran-kebenaran spiritual yang diwahyukan secara langsung kepada para Åûi. Bagian dari kitab Veda yang mengandung himne-himne (mantra-mantra) ini disebut dengan Saýhità.

Mokûa/Mukti — Pembebasan dari semua jenis perbudakan, terutama yang berkaitan dengan siklus kelahiran dan kematian. Ia adalah suatu keadaan kebebasan, kedamaian dan kebahagiaan yang absolut, yang dicapai melalui realisasi Diri. Ini adalah tujuan tertinggi dari upaya manusia, tiga wujud yang lain, dharma (kesalehan), artha (kekayaan dan kekuasaan) dan karma (kesenangan indera).

Nàmasmaraóa — Mengingat Tuhan melalui nàma-Nya; salah satu langkah penting dari disiplin spiritual (sàdhana) untuk memperoleh rahmat Tuhan dan untuk meraih kemajuan dalam perjalanan spiritual.

Nididhyàsana — Konsentrasi dari kebenaran tentang sang Diri setelah mendengarnya (úravaóa) dari sang guru dan merefleksikannya (manana). Jadi, ia adalah langkah ketiga dari jalan pengetahuan (Jñàna Yoga).

Nivåti Màrga — Jalan pengekangan diri yang menuntut penghentian hasrat-hasrat dan berkonsentrasi pada Tuhan. Upaniûad-Upaniûad yang membentuk Jñàna Kàóða (bagian yang membahas pengetahuan spiritual yang menyatukan) dari kitab-kitab Veda, menjelaskan tentang jalan ini. Jalan ini dipertentangkan dengan pravåti màrga (jalan hasrat) yang secara duniawi dikejar oleh manusia, dengan mengupayakan berbagai hal yang baik disini dan di kehidupan selanjutnya.

Pràóamaya koúa — Lapisan energi vital. Ia terdiri dari lima prinsip vital dan lima organ bertindak yang halus. Ia dianugerahi dengan kekuatan tindakan.

Prakåti — Alam; Kekuatan Menjadi Tuhan; juga dikenal dengan Màyà, Avidyà dan Úakti; dunia materi dan pikiran yang dipertentangkan dengan Spirit. Prakåti mempunyai tiga kecenderungan atau guóa (satwa, rajas dan tamas) yang bekerja mengatur semua makhluk hidup dan benda-benda mati di Alam Semesta, dalam proporsi yang beragam yang mengarah pada penampakan bentuk, sifat dan perilaku yang tak terhingga banyaknya.

PraóavaOm; sumber suara sakral dan simbol dari Brahman; “kata paling agung dalam kitab-kitab Veda.” Ia digunakan dalam meditasi kepada Tuhan. Ia diucapkan pertama kali sebelum sebuah mantra Vedik dilantunkan.

Prema — Cinta ekstatik kepada Tuhan; (cinta kepada Tuhan dari jenis yang paling intens).

Pùjà — Pemujaan ritual dimana Tuhan yang diwujudkan di dalam patung atau gambar dan didamaikan sebagai tamu Kerajaan dengan persembahan-persembahan bunga-bungaan, buah-buahan dan makanan-makanan lain bersama dengan pembacaan mantra-mantra yang sesuai dan menunjukkan tanda-tanda yang relevan.

Puràóas — Úàstra-úàstra (kitab-kitab suci) dimana kebenaran-kebenaran Vedik diilustrasikan melalui cerita-cerita tentang inkarnasi-inkarnasi Tuhan dan kisah-kisah tentang pahlawan-pahlawan. Manusia bijak Vyàsa diyakini telah menuliskan kisah-kisah itu. Dari 18 Puràóas, Úrìmad Bhàgavata adalah yang paling dikenal.

Ràmàyaóa — Epik Hindu yang sakral, yang disusun oleh manusia bijak Vàlmìki, yang mengisahkan inkarnasi Wiûóu sebagai Úrì Ràma, yang berjuang di sepanjang hidupnya untuk membangun dan mengukuhkan kembali kedaulatan Dharma di dunia ini. Ràmàyaóa telah memainkan peran yang sangat penting dalam mempengaruhi dan membentuk etos Hindu selama berabad-abad lamanya.

Rajas/Rajo Guóa — Satu dari tiga guóas (sifat-sifat atau kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti. Rajas adalah sifat tentang gairah, energi, kegelisahan, kemelekatan dan sifat mementingkan hal-hal lahiriah. Ia menghasilkan penderitaan.

Tàpam — Penderitaan, kesengsaraan; penderitaan yang ditimbulkan oleh tiga tipe sarana (tàpathrayam). Sarana-sarana ini adalah àdhyàdmika (penyakit-penyakit dan gangguan-gangguan tubuh serta gangguan-gangguan pikiran); àdhibhautika; dan àdhidaivikam (sarana-sarana supernatural seperti badai, banjir, gempa bumi, planet, dan lain-lain).

Tamas — Salah satu dari guóas (sifat-sifat atau kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti. Ia adalah sifat bodoh, inersia (kelembaman), kegelapan dan kecenderungan pada keburukan. Ia menghasilkan kelalaian.

Sàdhana — Disiplin spiritual atau upaya yang bertujuan pada realisasi Tuhan. Sàdhaka (aspiran) menggunakan disiplin spiritual ini untuk mencapai tujuan realisasi.

Samàdhi — Ia adalah keadaan supra sadar yang melampaui tubuh, pikiran dan intelek, yang dicapai melalui Sàdhana yang ketat dan waktu yang lama. Dalam keadaan kesadaran ini, dunia obyektif dan ego lenyap dan Realitas dipahami atau dikomunikasikan secara sangat mendalam, dalam kedamaian dan kebahagiaan yang absolut. Ketika seorang aspiran sampai  pada keadaan ini, ia merealisasikan kesatuannya dengan Tuhan, ini disebut dengan Nirvikalpa Samàdhi.

Saýsàra — Kehidupan duniawi; kehidupan sang jìva melalui kelahiran-kelahiran dan kematian-kematian yang berulang-ulang. Pembebasan berarti terbebaskan dari siklus ini.

Sanàtana Dharma — Agama abadi. Sebuah istilah deskriptif pada apa yang sudah muncul yang disebut dengan Hinduisme. Ia tidak mempunyai pendiri yang tunggal atau mempunyai teksnya sendiri. Ia lebih merupakan kumpulan otoritas-otoritas dari keyakinan-keyakinan agama dan suatu cara hidup.

Sàmànya Dharma — Kode perilaku yang bersifat umum bagi semua orang di kelompok sosial manapun.

Úàstra-úàstra — Kitab-kitab suci Hindu yang mengandung ajaran-ajaran para Åûi. Kitab-kitab Veda, Upaniûad-upaniûad dan Itihàsa-itihàsa (epik-epik), Puràóa-puràóa dan Småti-småti (kode perilaku), dan lain-lain, membentuk Úàstra-úàstra dari para pemeluk Hindu. Mereka mengajarkan kita tentang bagaimana menempuh kehidupan dengan bijak dan baik dengan semua kelembutan dan sikap lembut serta penuh perhatian dari sang Ibu.

Satwa — salah satu dari tiga guóa (sifat-sifat dan kecenderungan-kecenderungan) dari Màyà atau Prakåti. Ia adalah sifat tentang kemurnian, kecemerlangan, kedamaian dan harmoni. Ia mengarah pada pengetahuan. Manusia dianjurkan untuk melenyapkan tamas dengan rajas, dan rajas dengan satwa dan akhirnya melampaui satwa itu sendiri guna mencapai pembebasan.

Sthita prajña — Manusia yang sudah mampu merealisasi—dengan pikirannya yang mantap, tenang, dan  penuh gembira—Tuhan yang selalu bersemayam. Dia adalah manusia yang memiliki kontrol diri, selalu tenang dalam semua situasi dan sepenuhnya bebas dari semua hasrat yang mementingkan dirinya sendiri. Setelah kematian, dia mencapai kebebasan dari Saýsàra.

Swadharma — Dharma atau tugas seseorang yang sesuai dengan sifat seseorang. Ini adalah sebuah konsep penting yang tercantum dalam Gìtà.

Upàsana — pemujaan atau kontemplasi kepada Tuhan.

Upaniûad — Bagian paling sakral dari kitab-kitab Veda yang membahas tentang Tuhan, manusia dan alam semesta, sifat mereka dan jalinan hubungan antara mereka. Pengetahuan spiritual (Jñàna) adalah isi kandungan mereka. Jadi, mereka membentuk Jñàna Kàóða dari Kitab-kitab Veda.

Vairàgya — Ketidakmelekatan; hasrat dan kemampuan untuk menghentikan semua kesenangan-kesenangan yang bersifat sementara dan fana.

Varóa Dharma — Komunitas Hindu dibagi menjadi empat varóa (kelompok sosial), yang didasarkan pada guóas dan pekerjaan-pekerjaan. Bràhmaóa (pembina spiritual dan penjaga moral), Kûatriya (kelompok kûatriya yang memegang kekuasaan dan mempertahankan wilayah), Waiúya (kelompok yang mengurusi ekonomi, perdagangan dan bisnis), Úùdra (kelompok yang mengabdi pada kerja dan pelayanan komunitas). Masing-masing varóa mempunyai dharma (varóa dharma), batasan-batasan dan aturan-aturannya sendiri yang berupaya keras untuk menyalurkan dorongan-dorongan dan insting-insting-nya pada bidang-bidang yang spesial bagi tempatnya masing-masing di masyarakat, kontrol-kontrol yang berhubungan dengan tugas-tugas yang diemban.

Kitab-kitab Veda — kitab-kitab suci Hindu yang paling tua dan paling suci, sumber utama otoritas dalam agama Hindu dan filsafat. Mereka ada empat jumlahnya—Rig Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharva Veda.

Vedànta— berarti “akhir dari kitab-kitab Veda” ia adalah esensi dari kitab-kitab suci yang sakral dalam Upaniûad-upaniûad. Filsafat tentang non-dualisme, atau non-dualisme terbatas, atau dualisme yang didasarkan pada ajaran-ajaran Upaniûad, ditunjukkan oleh istilah ini.

Viúeûa Dharma — Kode perilaku yang dilakukan dalam situasi-situasi khusus; kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan pada peristiwa-peristiwa khusus, atau ketika menghadapi situasi-situasi khusus.

Vijñànamaya koúa — Salah satu dari lima koúa (lapisan) jiwa. Ia terdiri dari intelek dan kelima organ indera halus. Ia dianugerahi kekuatan untuk mengetahui. Sang “aku” atau subyek pengalaman atau tindakan terletak disini.

Viveka — Diskriminasi; proses berpikir dimana seseorang merealisasikan apa yang riil dan permanen dan apa yang tidak riil dan tidak permanen.

Våtti Dharma — Kode moral yang  mengatur dan memperkaya profesi seseorang.

Yajña — Sebuah ritus atau pengorbanan Vedik. Kegiatan pelayanan atas nàma Tuhan yang mengabaikan diri.

Yoga — Kesatuan dengan Tuhan, juga jalan dengan mana kesatuan jiwa dengan Tuhan ini dicapai. Empat bagian penting Yoga adalah pengetahuan, tindakan, meditasi dan kebhaktian.

 ----------------------------
Jangan lupa LIKE yaa.. dan komen.. Makasih


































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar