YAKÛA
pu<@r¢k' nvÜar' i]i.guR,ei.rav*tm( -
tiSmNyÛ=maTmNvÑaÜW
b–õivdo ivdu" --
Puóðarìkaý
navadvàraý tribhir guóebhir àvåtam,
Tasminyadyakûam àtman vattadvai brahmavido viduá.
(Atharvaveda: 10.8.43)
Badan
(puóðarìkam) yang mempunyai sembilan pintu (navadvàram) dan diliputi
oleh tiga sifat, yaitu sattva, rajas dan tamas
(tribhirguóebhiràvåtam) dalam badan yang demikian (tasmin yad) bersemayam
Yakûa/Tuhan (yakûa màtmanvat) kedudukan Tuhan itu (tadvai) hanya
para yogi yang mengeta-huinya (brahmavido viduá).
’Badan
yang mempunyai sembilan pintu dan diliputi oleh tiga sifat yaitu sattva,
rajas, dan tamas, dalam badan yang demikian bersemayamlah Yakûa yaitu
Tuhan. Kedudukan yang demikian hanya para yogi-lah yang mengetahuinya’.
Mantra tersebut dikutip dari Atharvaveda. Dalam mantra
tersebut dijelaskan tentang keberadaan Tuhan dalam tubuh atau badan manusia
karena seringkali manusia menganggap bahwa Tuhan berada di luar diri kita dan
bukan dalam badannya itu sendiri.
Untuk itu dikatakan bahwa Tuhan sebenarnya
juga tinggal dalam badan manusia yaitu sebagai àtma yang disimbolkan
dengan Yakûa. Tuhan setiap saat dapat melihat kita dengan kedudukannya
di dalam badan kita. Para yogi menemukan bahwa manusia mencari Tuhan di
tempat suci dan sampai mencari ke daerah yang begitu jauh.
Tetapi, manusia itu
tidak menya-darinya, sebenarnya Tuhan itu tidak perlu dicari jauh-jauh. Tuhan
tinggal atau berada dalam badan kita sendiri. Karenanya selalu ditekankan
kepada manusia untuk melihat ke dalam diri sendiri dan mengontrol semua indria.
Namun, tidak semua orang bisa menyadari dan mengetahui hal itu, sehingga dalam
mantra tersebut dikatakan hanya para yogi yang benar-benar mengetahui
tentang Tuhan yang bersemayan di dalam badan kita sendiri.
Karena pengetahuan
tentang keberadaan Tuhan itu datang atas karunia Tuhan, manusia yang ikut
dengan màyà jarang berpikir tentang Tuhan dan kebenaran. Mereka
mengganggap badan dan Tuhan jauh berbeda atau tidak ada hubungannya, terlebih
lagi manusia menganggap badan itu segala-galanya.
Dalam mantra tersebut juga dikatakan bahwa badan manusia
memiliki sembilan pintu yaitu dua telinga, dua mata, dua hidung, satu mulut,
satu dubur dan satu kemaluan. Pada waktu manusia meninggal, àtma keluar
melalui sembilan pintu tersebut. Tetapi bagi seorang yogi hal demikian
tidak terjadi. Àtma yogi keluar dari brahmarandhra (úivadvàra)
yang terletak di puncak kepala (ubun-ubun).
Dengan demikian, hendaknya kita mencari Tuhan yang ada dalam
setiap manusia dan takut melakukan kejahatan dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar