YAJÑA II
n ta nxiNt n d.ait tSkro nasa maim]o Vyiqra d/zRit -
deva'é
yai.yRjte ddait c JyoigÑaai." scte gopit" sh --
Na
tà naúanti na dabhàti taskaro nàsà màmitro vyathir à dadharûati,
Devàýú ca yàbhir yajate dadàti ca jyogittàbhiá
sacate gopatiá saha.
(Ågveda: 6.28.3)
Persembahan
(yabhiryajate) yang ditujukan kepada para dewa (devàýúca) dalam yajña,
tersebut tidak hancur/hilang (na tà naúanti), pencuri tidak mampu
mencuri (na dabhàti taskaro), dia tidak mempunyai musuh (nàsà màmitro)
dan dia tidak mendapatkan kesulitan (vyatir à dadharûati) dan dia
selalu tetap kaya dalam hidupnya (sacate gopatiá)
’Persembahan
yang ditujukan kepada para dewa tidak akan pernah musnah. Pencuri tidak akan
mampu mengambilnya dan dia tidak mempunyai musuh, tidak mendapatkan kesu-litan
dan selalu tetap kaya dalam kehidupannya’.
Mantra tersebut berasal dari Ågveda yang membahas
tentang yajña. Sering ada pertanyaan, apakah persembahan yang kita
persembahkan dalam yajña itu berguna, atau hanya menghambur-hamburkan
uang saja. Karena mungkin ada yang menganggap bahwa biaya yang dihabiskan untuk
yajña itu tidak berarti, sekarang ini banyak upacara dalam masyarakat
menghabiskan banyak uang atas nama ritual.
Hal inilah yang dijawab oleh mantra
di atas. Di sana dijelaskan bahwa persembahan-persembahan yang dihaturkan
kepada para dewa tidak akan hancur (tidak akan hilang). Para pencuri pun tidak
bisa mengambilnya. Orang yang mempersembahkan yajña tersebut, tidak akan
mempunyai musuh, dan tidak akan tertimpa permasalahan-permasalahan yang berat
dalam hidupnya. Sebagai hasil dari yajña tersebut dia akan selalu hidup makmur
dan bahagia.
Pentingnya melaksanakan yajña dalam hidup ini dapat
kita lihat dalam Veda. Hampir seperempat mantra dalam Veda
membahas tentang yajña. Belakangan ini muncul pertanyaan dalam masyaraka
mengapa sekarang mereka cenderung melaksanakan ritual-ritual yang begitu mewah
dan menghabiskan uang begitu banyak. Hal itu sudah dibahas dalam banyak mantra
dalam Veda. Yang penting diingat adalah bahwa apa pun yang kita
persembahkan dalam yajña selalu akan memberikan hasil yang baik.
Dalam Veda tidak dijelaskan bahwa Tuhan baru akan puas
jika dipersembahkan sesajen yang mewah atau berharga. Kita harus menyadari dan
mengerti bahwa bagi Tuhan, sesajen atau apa pun dipersembahkan baik yang
sederhana maupun yang mewah, semua sama.
Dia hanya melihat úraddhà-nya
orang yang mempersembahkan yajña tersebut. Jika dengan úraddhà kita
beryajña, walaupun sederhana, Tuhan selalu menerima dan Dia kemudian
akan memberikan balasannya. Sebaliknya, yajña atau ritual yang besar
dan mewah jika tidak ada úraddhà di dalamnya, jelas tidak akan diterima
oleh Tuhan.
Kesimpulannya adalah persembahan yang kita persembahkan
pertama-tama dan utama harus berdasarkan úraddhà dan selanjutnya
disesuaikan dengan kemampuan atau situasi kondisi yang ada (jangan ada
pemaksaan). Untuk itu dalam mantra di atas diklarifikasikan bahwa persembahan
apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan selalu berguna dan uang yang kita
habiskan untuk upacara tidak akan sia-sia. Justru orang yang selalu
mengeluarkan dana untuk yajña akan menjadi lebih makmur dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar