SVASTAYE
ko v" Stom' ra/it y' jujozq ivëe devaso mnuzo yit
în -
ko vo_?vr' tuivjata Ar' krÛo n" pzRdTy'h" SvStye --
Ko
vaá stomaý ràdhati yaý jujoûatha viúve devàso manuûo yatiûþhana,
Ko vo 'dhvaraý tuvijàtà araý karadyo naá
parûadatyaýhaá svastaye.
(Ågveda: 10.63.6)
"Wahai
umat manusia, (viúve devàso manuûo) berapa pun jumlahmu yang ada,
pikirlah (yati ûþhana) kepada siapa kamu memuja/menyembah (yaý
jujoûatha), dan siapa dia (kaá) yang memenuhi, menerima pujian dan
persembahanmu (va stomaý ràdhati). Wahai manusia, yang sering
mendapatkan kelahiran (tuvijàtà) siapakah yang dapat menyempurnakan
(ka araý karad) yajña-mu (vo adhvaram). Jawabannya yaitu Aku
(Tuhan)-lah yang (yaá) dapat menebus pàpa dan menjauhkan dirimu dari
segala pàpa (parûadatyam)
’Wahai
manusia, berapa pun jumlahmu, pikirkanlah siapa yang kamu puja, dan siapakah
yang menerima puja dan persembahanmu. Wahai manusia, yang sering lahir
berulang-ulang siapakah yang dapat menyempurnakan yajña-mu. Yang dapat
menebus dosa papamu dan yang menjauhkan dari semua itu adalah Aku’.
Mantra tersebut berasal dari Ågveda. Di situ pada
bagian pertamanya terdapat beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh Tuhan, dan
akhirnya Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Petanyaan
pertama adalah "Wahai manusia! Berapa pun jumlahmu yang ada, pikirkanlah
siapa yang kamu puja".
Para filosof mengartikan awalnya manusia menerima Tuhan pada
waktu dia dalam ketakutan dan bahaya. Karena dalam banyak hal manusia itu ada
batasnya, dan manusia tidak dapat melakukan hal-hal tertentu. Jika gagal
padahal sudah berusaha semaksimal-mungkin, pada waktu itu juga dia minta tolong
kepada Tuhan, dan baru kemu-dian menerima serta mengakui Tuhan sebagai kekuatan
yang lebih besar.
Untuk itu dalam pertanyaan tersebut Tuhan bertanya "Siapakah
dia yang kamu puja?" Hal ini karena pada waktu manusia putus-asa atau
tidak mampu lagi, barulah dia mulai memuja Tuhan supaya keinginannya didengar.
Untuk itu, dia membaca mantra tersebut atau melakukan persembahyangan dengan
cara-cara yang telah ditetapkan oleh para åûi dan sarjana.
Demikian juga dalam pertanyaan kedua Tuhan bertanya "Siapakah
dia yang kamu persembahi dan siapa yang akan memenuhi
keinginan-keinginanmu?" yang berarti bahwa pada waktu manusia memuja
Tuhan pasti punya tujuan. Tujuan itu bisa berupa permintaan untuk mendapatkan
kebahagiaan duniawi atau mokûa. Tuhan sebagai Yang Mahatahu menanyakan
lagi "Siapa yang bisa memenuhi keinginan-keinginan tersebut?".
Pertanyaan yang ketiga adalah "Jika manusia itu
melakukan yajña, maka siapa yang akan menyempurnakan yajña tersebut?"
Jadi, jelasnya di sini terdapat tiga buah pertanyaan yaitu:
pertama, kepada siapa kita memuja, kedua, siapa yang memenuhi
keinginan-keinginan kita tersebut, dan ketiga, siapakah yang menyempurnakan yajña
tersebut. Untuk itu di bagian akhir mantra tersebut, Tuhan sendiri menjawab
semua pertanyaan tersebut.
Di situ Tuhan memberikan penjelasan bahwa Tuhan-lah
yang menebus segala kepapaan umat manusia. Dia yang perlu dipuja dan Dia juga
yang dapat memenuhi semua keinginan manusia, serta Dia pulalah yang menyempurnakan
yajña yang dilakukan oleh umat manusia.
Melalui mantra tersebut, Tuhan telah membuktikan kepada
seluruh umat manusia bahwa hanya Tuhan yang perlu dipuja supaya manusia tidak
lagi bingung mengenai keberadaan Tuhan. Mengenai hal tersebut pernah muncul
filosofi Càrvàka, di mana filosofi orang Càrvàka yang berkembang
pertama di India lalu menyebar ke mana-mana di dunia, dan orang-orang tersebut
sekarang pun bisa dilihat dengan moto "Eat, drink and marry". Makan, minum, dan kawin adalah tujuan hidup mereka dan tidak
ada tujuan lain.
Supaya manusia tidak berpikir seperti Càrvàka, dengan
mantra tersebut Tuhan menyuruh umat manusia supaya mereka sadar dan kembali
menerima Tuhan, karena Dia yang dapat memberikan karunia atas pemujaan dan yajña.
Dengan demikian, diharapkan nanti manusia tidak lagi
melakukan kepapaan, sehingga manusia bisa menerima Tuhan sebagai segala-galanya
dan dapat menyatukan diri untuk selama-lamanya dengan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar