SATYA VRATA
Ag{e v–tpte v–t' cirZyaim tC^ kwy' tNme ra?ytam( -
—dmhmn*taTsTymupWim
--
Agne
vratapate vrataý cariûyàmi taccha keyam tanme ràdhyatàm,
idamahamanåtàt satyamupaimi.
(Yajurveda: I.5)
Oh
Tuhan (agne) Rajanya semua brata, (vratapate) saya melaksanakan (cariûyàmi)
satya brata (vrata). Dalam brata ini hanya Engkaulah yang
bisa memberikan karunia (tacchakeyam) dan hanya Engkaulah yang bisa
memberi keberhasilan supaya brata ini penuh kepastian (tanme ràdhyatàm).
Semoga jauh dari ketidakbenaran (anåtàt) dan menuju kebenaran (satyam).
Itulah satya brata yang saya ucapkan (upaimi).
’Oh
Tuhan Engkau adalah Rajanya segala brata, untuk itulah saya melaksanakan satya
brata. Karena dalam satya brata ini hanya Engkaulah yang memberikan
karunia dan keberha-silan, agar brata ini penuh dengan kepastian, dan semoga
dari ketidakbenaran menuju kebenaran, dan demikianlah satya brata yang
saya ucapkan’.
Mantra tersebut berasal dari Yajurveda dan begitu
penting untuk diterapkan pada zaman Kaliyuga. Kalau para sarjana, pemimpin dan
yang lainnya lupa akan arti satya brata yang begitu penting dilakukan di
depan Dewa Agni maka terlebih dahulu perlu mengetahui konsep satya
brata.
Pada saat sekarang ini satya brata cenderung
disalahartikan dan diidentikkan dengan "sumpah" yang dilakukan
dalam setiap kegiatan. Pemahaman satya brata yang kurang
jelas bisa dilihat dalam setiap pertemuan antarteman, keluarga, kantor, dan
lain-lain.
Untuk hal-hal yang kecil, kita sudah langsung melakukan sumpah dan
sepertinya hal itu menjadi sesuatu yang sepele. Karena itu sumpah dan janji
menjadi cepat putus dan cepat berubah. Demikian juga dalam kaitan sosial
politik hal tersebut sering terjadi.
Pada zaman dahulu para pemimpin, sarjana, dan mitra selalu
hati-hati untuk mengambil sumpah, karena hal tersebut harus benar-benar
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijalankan walaupun nyawa menjadi
taruhannya.
Mereka begitu memahami arti sumpah yang begitu besar maknanya,
sebab jika seseorang bersumpah dan tidak menepatinya, suatu saat dia akan
mendapat hukuman dari Tuhan yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Konsep satya
brata begitu tinggi nilainya dan jika seseorang benar-benar
menjalankannya dalam hidup ini, dia akan hidup bahagia.
Seringkali terjadi
seseorang bersumpah tetapi dengan mudah dia mengingkarinya, kemudian akibatnya
adalah semua rencananya menemui kegagalan dan bahkan akan mengundang
masalah-masalah baru yang membuatnya pusing dan bingung. Untuk itu, dalam
mantra tersebut disarankan agar kita mengambil sumpah yang benar dan selalu
ingat akan sumpah tersebut.
Raja Hariúcandra, saat bersumpah akan selalu
mengucapkan perkataan yang benar dan akan menepatinya. Demikian juga Swàmì
Dayànanda bersumpah di depan gurunya bahwa dia akan menghapuskan kegelapan
dan akan memberikan pengetahuan Veda yang benar kepada dunia.
Swàmì
Vivekananda bersumpah di selatan India dengan bermeditasi di laut dengan
air matanya bahwa dia akan menyelamatkan dunia barat dengan ajaran Vedànta,
seperti Gautama Buddha menyelamatkan dunia timur dengan konsep Buddha.
Orang-orang besar tersebut menjalankan satya brata walaupun mereka
mendapatkan kesulitan-kesulitan besar dalam hidup mereka. Mereka percaya brata
yang mereka lakukan adalah benar, dan kebenaran selalu akan menang. Sebagai
pahalanya orang-orang tersebut mendapatkan kehormatan dalam masyarakat dan nama
mereka selalu akan diingat.
Supaya kita memahami arti brata, dalam mantra tersebut
dimohon "Oh Tuhan berikanlah kekuatan supaya satya vrata yang
kami lakukan berhasil, karena sumpah ini kami lakukan di depan Dewa Agni
(Tuhan) sebagai saksi satya vrata". Mantra tersebut perlu
diucapkan dalam setiap persetujuan, perjanjian, dan kesetiaan terhadap agama,
supaya semua itu bisa berhasil dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar