ÅÓA
An*,a AiSmn{*," priSmNt*t¢ye lokw An*,a"
Syam -
devyana" ipt*ya,aé loka" svaRNpqo An*,a Aa i=yem --
Anåóà
asminnåóaá parasmin tåtìye loke anåóàá syàma,
Ye devayànàá pitåyàóàúca lokàá sarvàn patho anåóà
à kûiyema.
(Atharvaveda: 6.117.3)
Semoga
kita bebas dari segala utang di dunia ini (anåóà asmin). Demikian juga
bebas dari loka-loka yang lain (anåóàá parasmin) pun uga di loka
yang ke tiga (tåtìye loke anåóàá syàma). Juga kami bebas dari segala
utang dari loka yaitu devayànà dan pitåyàóà (devayànàá
pitåyàóàúca lokaá).
’Oh
Tuhan, semoga kami terbebas dari hutang-hutang di dunia ini dan juga kami
terbebaskan dari hutang-hutang yang berkaitan dengan loka-loka lain dan juga
dari loka ketiga. Di samping itu, kami juga terbebaskan dari hutang-hutang dari
Devayànà dan Pitåyàóà’.
Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang membahas
mengenai utang. Manusia selalu ingin melakukan sesuatu dengan meminjam uang
dari bank atau dari teman. Kadang-kadang ia berhasil dan kadang-kadang gagal
dalam mewujudkan cita-cita. Hal demikian bukanlah hal baru bagi manusia. Sejak
manusia ada, masalah tersebut sudah ada.
Dalam mantra tersebut dikatakan kita boleh mencari utang dari
seseorang tetapi perlu melunasi secepatnya. Untuk itu secara khusus terdapat
lima mantra dalam Atharvaveda di mana dimohonkan kita dengan kerja keras
dapat melunasi utang-utang yang telah kita buat.
Dalam mantra Atharvaveda:
6-117-2,
ihaiva santaá prati dadma enajjìvà jìvebho ni haràma enat,yang berarti: Supaya kita lunasi semua utang dalam dunia pada waktu kita masih hidup.
Apa pun yang kita ambil sebagai hutang dan telah
dinikmati supaya dikembalikan hingga kita bebas dari utang tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa seseorang boleh mengambil utang
dalam masa hidupnya tetapi tidak boleh dilunasi oleh anak atau istrinya. Siapa
yang berutang, dia yang harus melunasi.
Mantra yang lain juga menjelaskan seseorang yang telah
meminjam uang kemudian menghabiskannya untuk hal-hal yang bukan-bukan, sehingga
sulit mengembalikan utang tersebut. Untuk itu dalam mantra tersebut dimohon
supaya orang tersebut tidak dihina. Orang yang berhutang sebaiknya mengucapkan
mantra tersebut dengan permohonan kepada Tuhan supaya utang tersebut mampu dia
kembalikan dan supaya tidak dibawa ke pengadilan.
Dalam mantra di atas, Veda berpendapat bahwa seseorang
harus mengembalikan seluruh utangnya yang telah dipinjam. Sebelum meninggal
dunia, manusia harus bebas dari utang duniawi dan juga loka-loka yang lain
seperti devayànà dan pitåyàóà. Devayàna dan pitåyàóà
adalah loka yang dibahas dalam Upaniûad yang menyatakan bahwa, setelah
meninggal dunia, àtma akan menuju Tuhan. Dengan tri loka-nya, àtma
tersebut pergi melalui devayànà dan pitåyàóà, yaitu jalan sùrya
dan bulan menuju Tuhan. Jika mampu melewati loka tersebut, dia akan
mendapat mokûa, atau tidak akan kembali ke bumi.
Dalam mantra tersebut dimohon supaya kita mampu melunasi
segala utang di bumi ini. Melalui mantra tersebut kita akan mampu mengembalikan
segala utang di dunia ini dan bebas dari segala utang di loka-loka yang lain,
sehingga kita mendapat mokûa.
Intisari mantra tersebut adalah, keinginan seseorang melunasi
utang-utang agar mendapat mokûa. Dengan melunasi segala utang dan
melintasi loka-loka yang lain, kita siap menuju Tuhan melalui jalan devayànà
dan pitåyàóà agar selalu tinggal dalam kedamaian sempurna, yaitu mokûa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar