VAK
Ahmev vat —v p[ vaMyar.ma,a .uvnain ivëa -
pro idva pr
Ena p*iqVyWtavt¢ mihna s' b.Uv --
Aham
eva vàta iva pra vàmyàrabhamàóà bhuvanàni viúvà,
Paro divà para enà påthivyaitàvatì mahinà saý
babhùva.
(Ågveda: 10.125.8)
Akulah
sang úabda, yang seperti angin (vàta eva) dengan lancar (àrabhamànà) di
semua (vïsvà) loka (bhuvanani) saya tersebar dan masuk di
dalamnya. Saya jauh dari Dyuloka (divà paro) dan jauh juga (parah) dari
bumi (enà påithivya). Dengan keagungan Aku (mahinà), Aku begitu
luas dan besar (etàvati sam babhùva).
’Akulah
Sang Úabda itu yang kecepatannya seperti angin yang melancarkan hubungan
manusia di semua penjuru loka dan aku tersebar masuk ke dalamnya. Aku jauh dari
Dyuloka dan juga jauh dari bumi dengan keagungan yang Kumiliki
sedemikian luasnya’.
Mantra tersebut berasal dari Ågveda, yang membahas
mengenai vak yang berarti ucapan. Mantra tersebut mengandung
filsafat-filsafat yang memberikan pengertian bahwa sebenarnya vak itu
sendiri adalah Tuhan atau Brahma. Vak adalah kekuatan Tuhan.
Ratusan tahun yang lalu konsep vak pernah dibicarakan
oleh filsuf-filsuf India seperti Patañjali, Pàóini dan Bhartåhari yang
memberi-kan penekanan pada Úabda Brahma, di mana úabda itu
sendiri adalah Tuhan. Mengapa demikian, karena apa pun yang ada dan tidak ada,
tanpa diucapkan atau disabdakan, jelas tidak bisa disebutkan. Bahkan tanpa úabda,
nama Tuhan pun tidak bisa disebut.
Untuk itu, apa pun yang ada semuanya adalah úabda atau vak.
Untuk membahas hal tersebut para ahli filsafat memperkenalkan suatu konsep
yaitu 'sfota'. Sesuai dengan konsep filsafat Nyàya, úabda dianggap
sebagai sebuah logika karena úabda itu kekal abadi sama seperti jiwa
manusia itu sendiri. Melalui filsafat úabda yang terkonsepkan dalam filsafat Nyàya, karena úabda itu kekal, mantra-mantra tentang Tuhan yang
terdapat dalam Veda juga kekal. Jadi jelas bahwa úabda itu
sendiri adalah Tuhan.
Begitu penting peranan úabda (ucapan) di sini. Úabda-lah
yang membuat manusia bisa berkomunikasi, sehingga kehidupan dunia berjalan
lancar. Tidak dapat dibayangkan jika di dunia ini tidak ada ucapan atau úabda.
Karena itu, dalam mantra tersebut, lewat ucapan (úabda), Tuhan dengan
kekuatan dan kuasa-Nya menyampaikan bahwa Dia berada jauh dari segala tempat baik
dari bumi, svarga loka, maupun tempat lainnya karena semua ruang dan
waktu itu ada di dalam-Nya.
Dengan demikian, Dia-lah yang agung, yang begitu
besar dan luas, serta memenuhi segala tempat, ruang dan waktu. Intisari dari
mantra tersebut adalah:
'anàdi nidhanaý brahma úabda tattva yadakûaram'yang berarti -"Jauh dari kematian dan kekal adanya yaitu Úabda Brahma yang tidak bisa hancur atau termusnahkan".
Seperti yang dikatakan oleh William Blake "Everything on the
earth is the word of God".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar