PRAYAÚCITTA
yÔ–ame ydr<ye yTs.ay' yidiNd–ye -
ydené²ma
vyimdNtdvyjamhe Svaha --
Yad
gràme yad araóye yat sabhàyaý yad indriye,
Yad enaúcakåmà vayamidantadavayajàmahe svàhà.
(Yajurveda: 3.45)
Di
desa (gràme), di hutan (araóye), dalam rapat atau pertemuan (sabhàyam),
dan melalui indera-indera (indriye), apapun dosa/pàpa yang pernah
kami lakukan (yadenaúcakåmà) kami jauhkan dengan yajña (vayamidantadava
yajàmahe).
’Oh
Tuhan! Semoga dengan yajña ini kami dijauhkan dari segala dosa/pàpa yang
pernah dilakukan baik itu di desa, di hutan, dalam rapat dan melalui
indera-indera hamba’.
Mantra di atas yang terdapat dalam Yajurveda membahas
tentang dosa/pàpa yang sering kali kita lakukan dalam kehidupan dan
tentang cara menghindari dosa/pàpa tersebut. Terdapat kata gràme,
araóye, sabhà, indriya dalam mantra tersebut. Gràma berarti
perbuatan pàpa yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal (deúa).
Bila dosa/pàpa dilakukan di dalam hutan seperti merusak hutan dan
memburu binatang, perbuatan itu disebut araóye. Sedangkan sabhà,
berarti perbuatan pàpa yang kita lakukan saat rapat atau pertemuan,
seperti berkata dengan tidak sopan atau saling menghujat satu sama lain. Dalam
pandangan Veda, semua itu merupakan dosa. Bahkan menurut Nìtiúàstra,
seseorang bisa disebut bodoh jika ia menghadiri suatu rapat atau pertemuan
tanpa diundang, menjawab tanpa ditanya, dan memonopoli pembicaraan.
Sementara itu, kata indriya mempunyai makna bahwa kita
melaku-kan dosa melalui sepuluh indera yang kita miliki. Manusia sering kali
melakukan pàpa dengan sengaja atau tidak sengaja yang menjadi penyebab
penderitaan. Tetapi Tuhan yang Maha Penolong memberikan jalan agar manusia
mampu menjauhi perbuatan tersebut. Hanya dengan melaksanakan yajña, kita
bisa menghindari segala dosa/pàpa yang telah kita lakukan. Konsep prayaúcitta
terdapat dalam Veda, yang berarti menyucikan diri dari pàpa. Veda
memuat banyak mantra dengan tujuan agar melalui mantra-mantra tersebut manusia
bisa melakukan prayaúcitta.
Mantra di atas adalah mantra untuk prayaúcitta, di
mana kita memohon kepada Tuhan melalui yajña agar membersihkan pàpa yang
pernah kita lakukan dalam kehidupan. Menurut Veda, melaksanakan yajña
merupakan perbuatan yang paling suci dan utama. Jika seseorang selalu
melaksanakan tugasnya dengan úraddhà, maka ia dapat membersihkan diri
dari segala perbuatannya. Namun, banyak orang yang melakukan perbuatan yang
jelas-jelas mereka ketahui adalah dosa. Hal ini terjadi karena mereka tidak
melaksanakan yajña dengan sungguh-sungguh.
Riwayat hidup Åûi Vàlmìki dapat dijadikan contoh.
Sebelum menjadi seorang åûi, Vàlmìki adalah perampok. Ia membunuh
binatang dan merampok orang-orang yang melintas di sebuah hutan. Suatu hari Vàlmìki
menghadang perjalanan seorang åûi yang melintas di hutan itu. Ia
mengancam akan membunuh åûi itu bila tidak menye-rahkan harta bendanya.
Sang åûi dengan senang hati akan memberikan segala yang dimilikinya
asalkan Vàlmìki bisa menjawab satu perta-nyaan. Åûi itu bertanya
siapa yang akan menanggung akibat dari perbuatan pàpa yang dilakukannya
setiap hari. Vàlmìki menjawab, "Aku merampok dan membunuh demi
anak, istri, dan orang tuaku. Jadi, merekalah yang akan bertanggung jawab".
Sang åûi tidak puas dengan jawaban itu dan menyuruh Vàlmìki pulang
dan menanyakan hal itu kepada anak, istri, dan orang tuanya. Sang åûi berjanji
untuk menunggu Vàlmìki di hutan itu. Vàlmìki segera pulang dan
meminta pendapat keluarganya. Ternyata istri dan orang tuanya mengatakan, bahwa
mereka hanya menerima makanan dari Vàlmìki, tetapi tidak ikut melakukan
dosa. Jadi, Vàlmìki sendiri yang akan menanggung segala perbuatannya.
Vàlmìki merasa menyesal
menjadi perampok demi menghidupi keluarganya, tetapi tidak seorang pun dari
mereka yang mau menanggung dosa/pàpa perbuatan yang dilakukannya. Ia
kembali ke hutan dan berlutut di hadapan sang åûi. Ia mengaku matanya
telah terbuka sekarang. Ia telah melakukan banyak dosa/pàpa di mana ia
sendiri yang akan menanggungnya. Åûi itu kemudian mengajak Vàlmìki tinggal
di àúrama. di sana ia belajar dan menebus dosa-dosanya melalui yajña.
Dunia kemudian mengenal sang perampok sebagai Åûi Vàlmìki yang menulis Ràmàyaóa
yang sangat terkenal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar