JUDI
jaya tPyte iktvSy h¢na mata pu]Sy crt" Kv iSvt( -
¨,ava ib>y×nimC^mano_NyezamStmup nµmeit --
Jàyà
tapyate kitavasya hìnà màtà putrasya carataá kva svit,
Åóàvà bibhyaddhanam icchamàno 'nyeûàmastam upa
naktam eti.
(Ågveda: 10.34.10)
Istri
(jàyà) sang penjudi (kitavasya) mendapatkan kesengsaraan (tapyate),
sang penjudi yang pergi ke sana-sini (kva svit carataá) maka ibunya (màtà)
juga sedih. Untuk mencari uang (dhanam icchamanah) sang penjudi yang
berhutang (åóàvà) memasuki (upa eti) rumah (astam) orang
lain (anyeûàm) dengan mencekam dalam ketakutan (bibhyad) di malam
hari (naktam).
"Wahai
penjudi, ketika kamu pergi kesana kemari untuk berjudi, istri dan ibumu
mendapakan kesengsaraan dan kesedihan. Untuk mencari uang kamu selalu
berhutang, mencuri dan memasuki rumah orang lain, sehingga membuat orang
tercekam dalam ketakutan, terutama di malam hari.
Mantra tersebut berasal dari Ågveda yang menyangkut
masalah judi. Dalam mantra tersebut dibahas bagaimana kondisi seorang penjudi
yang lewat judi kehilangan kekayaannya. Karena selalu keluar dari rumah, sang
istri juga sealu menunggu dan mendapatkan kesusahan, dan ibunya selalu
mengkhawatirkannya. Hal demikian disebabkan karena sang penjudi mempunyai utang
sehingga dia takut kalau misalnya polisi akan menangkapnya.
Penjudi sering tinggal di luar, dan pada malam harinya karena
tidak lagi mempunyai uang, dia bisa memasuki rumah orang lain dan melakukan
pencurian. Itulah seorang yang suka judi yang pada awalnya mungkin mendapatkan
sedikit untung tetapi pelan-pelan kehilangan segala-galanya.
Melalui judi kasino, mungkin pada awalnya masyarakat bisa
dapat sedikit keuntungan tetapi akhirnya akan menuju kehancuran. Seperti dalam
mantra tersebut, akibat judi, rumah tangga menjadi hancur, dan akan muncul
kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan lain-lainnya.
Dengan demikian,
judi adalah sebuah penyakit, yang akan menghancurkan tatanan masyarakat yang
rajin dan suka kerja keras. Lewat judi banyak orang bermimpi menjadi kaya,
padahal mimpi tersebut kosong. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas akan
kosong karena semua beranggapan tidak perlu lagi mencari ilmu karena lebih baik
main judi dibandingkan belajar.
Akibatnya jelas, masyarakat akan menjadi bodoh dan miskin.
Untuk itulah mantra di atas menyadarkan orang-orang yang tertarik pada judi
(termasuk kasino) agar meninggalkannya, karena memang dampak buruknya banyak.
Perlu diketahui kasino yang merupakan jenis permainan judi zaman ini akan
sangat ’mahal’ bagi umat manusia.
Pesan terakhir Veda kepada mereka yang suka judi atau
memperkenalkan judi adalah;
'Wahai manusia, janganlah kalian bermain judi. Lebih baik menjadi petani, karena di sanalah letak kebahagiaan dan di sanalah istri serta keluargamu akan sejahtera'. (Ågveda: 34-10-13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar