NAMA BAIK
Aayuto Ahamyuto me AaTmayut' me c=uryut' me è[o]myuto
me p[,o Ayuto me Apano me Vyano Ayuto Ah' svR" --
Ayuto
aham ayuto me àtmàyutaý me cakûur ayutaý me úrotramayuto me pràóo ayuto me
apàno ayuto me vyàno ayuto ahaý sarvaá.
(Ath: 19. 51.1)
Oh
Tuhan, saya menjadi bebas dari kritikan (ayuto aham), àtma-ku
menjadi bahagia (ayuto àtmà), demikian juga mata (cakûu), telinga
(úrotram), prana (pràóo), apàna, dan vyàna, serta
semua anggota badan menjadi sehat dan saya menjadi bebas dari segala jenis
kritikan di dunia (ayuto sarvaá).
Oh
Tuhan, saya menjadi bebas dari kritikan, àtmà-ku menjadi bahagia,
demikian juga mata, telinga, pràóa, apàna dan vyàna serta semua
anggota badan menjadi sehat.
Dalam mantra diatas dijelaskan agar mata, telinga tidak
menjadi sasaran kritikan orang lain dan pràóa, apàna, vyàna, udàna dan samàna
(jenis angin dalam badan) menjadi sehat. Hal itu berarti semua manusia
menyukai kita dan dalam kehidupan tidak ada satupun karma yang membuat
nama kita jelek dalam masyarakat.
Terdapat tiga jenis manusia di dunia yaitu adhama,
madhyama dan uttama. Manusia adhama yaitu manusia yang
mempunyai tujuan hidup hanya untuk menjadi kaya raya. Manusia madhyama bertujuan
memperoleh kekayaan dan kehormatan di dunia ini.
Menurut kesusastraan Sanskrit, kehormatan atau nama baik
dalam masyarakat adalah kekayaan itu sendiri. Dapat pula dikatakan bahwa
bilamana kekayaan hilang, tidak hilang apa-apa; bilamana kesehatan hilang,
berarti ada hilang sesuatu; tetapi bila nama baik hilang atau rusak, berarti
segala-galanya hilang di dunia ini.
Hal ini pula dibahas dalam mantra di atas
agar kita tidak mendapatkan hujatan atau kritikan dari orang lain karena kita
telah berbuat baik. Seluruh anggota badan selalu sehat demi mendapatkan segala
yang baik dalam kehidupan. Setiap manusia ingin agar dia hidup bahagia dan
mendapatkan kehormatan dalam masyarakat.
Dan setelah meninggal, namanya selalu
ada atau orang akan selalu mengingatnya. Hal ini bisa kita lihat bahwa di dunia
ada yang membuat Pura untuk mendapatkan nama; atau menyumbangkan kekayaan untuk
mencari nama di masyarakat. Demikian juga ada yang menulis buku agar namanya
selalu ada di dunia ini.
Filsafat Vedànta mengatakan "brahma
satyam jagan mithyà"; bahwa hanya Tuhan lah yang abadi, yang lain
semuanya akan musnah. Jelas di sini bahwa walaupun kita melaksanakan karma yang
baik supaya mendapatkan nama yang baik, tetapi suatu hari nama baik pun akan
hilang dalam Tuhan.
Tetapi, bukan berarti bahwa tidak perlu mencari nama baik
dalam masyarakat. Hal itu perlu agar dengan karma yang baik, seseorang
akan mendapatkan kemasyhuran nama dalam masyarakat. Secara badan kasar,
orang-orang besar telah tiada, tetapi nama-nama mereka masih bergema seperti Swàmì
Vivekànanda, Swàmì Dayànanda, Gandhi dan lain-lain. Oleh karena itu, agar
kita menjadi baik dan masyarakat menyukai, maka lakukanlah perbuatan yang dalam
Gìtà disebut "niûkàma karma" atau karma tanpa
pamrih.
Mantra ini penting agar kita tidak mendapatkan hujatan atau
musuh dalam hidup ini. Untuk itu, mantra tersebut perlu diucapkan dan
diaplikasikan agar kita bebas dari segala jenis duákha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar