LARANGAN BERJUDI
A=WmaR d¢Vy" ²izimT²zSv ivÑae rmSv bhu
mNyman" -
t] gav" iktv t] jaya tNme iv cìe sivtaymyR" --
Akûair
mà dìvyaá kåûimitkåûasva vitte ramasva bahu manyamànaá.
Tatra gàvaá kitava tatra jàyà tanme vi caûþe
savitàyamaryaá.
(Ågveda:10.34.13)
Wahai
manusia! Kartu judi (akûair), jangan (mà), bermain (dìvyaá),
jadilah petani (kåûimitkåûasva), di sana banyak (bahu), beruntung
(manyamànaá), di sana (tatra), sapi binatang peliharaanmu (gàvaá),
penjudi (kitava), di sana (tatra), istri (jàyà), demikian (tan),
kepada saya (me), katakan (ve caûþe), oleh Dewa Savità (savitàyamaryaá).
’Wahai
penjudi jangan bermain judi, lebih baik menjadi petani, di sanalah kekayaan
berlimpah ruah, di sanalah sapi peliharaanmu, di sanalah kebahagiaan istrimu,
demikian dikatakan oleh Dewa Savità’.
Dalam mantra tersebut pertama-tama dijelaskan bahwa bermain
judi tidak baik bagi siapa pun, karena seorang penjudi bisa menjual habis
segala miliknya dan hanya akan membuatnya hutang. Dalam masyarakat, keluarga si
penjudi tidak akan mempunyai kehormatan, dan kurang disukai.
Judi membuat
manusia malas bekerja, pada waktu main judi manusia lupa segalanya, hilang
kesadaran, dan akan mempergunakan segala cara untuk mendapatkan uang untuk
berjudi. Bahkan, kejahatan pun mereka lakukan, seperti mencuri, merampok, dan
sebagainya. Padahal jika tertangkap mereka bisa masuk penjara.
Para penjudi disarankan agar kembali mengolah tanah dan
menjadi petani yang rajin karena hasil pertanian bisa mencukupi kebutuhan hidup
sepanjang hal itu merupakan hasil kerja keras. Dijelaskan dalam Veda
bahwa pekerjaan petani adalah sangat utama. Hasil pertanian bisa memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat.
Melalui kata gàva dijelaskan bahwa seorang
petani boleh juga memelihara sapi untuk mendapatkan susu sapi. Sapi dianggap binatang
paling suci dalam agama Hindu, bahkan diumpamakan sebagai ibu. Kata Jàyà
artinya istri. Istri seorang penjudi selalu merasa sedih melihat keadaan rumah
tangganya dan merasa malu kepada para tetangganya.
Dalam mantra itu disebutkan
jika seorang penjudi bisa kembali menjadi seorang petani yang rajin, maka
istrinya akan merasa sangat senang dan ikut bekerja keras membantu suaminya.
Rumah tang-ganya akan kembali menjadi "hidup" setelah sekian
lama "mati" tenggelam dalam dunia perjudian.
Pada akhir mantra itu dijelaskan bahwa hal tersebut dikatakan
oleh Dewa Savità. Dewa Savità (Sùrya) adalah dewa pemberi
rezeki karena Beliau memberikan pesan bagi setiap orang agar bangun pagi-pagi
dan melaksanakan kewajiban. Kegelapan bagi si penjudi akan hilang pada waktu
matahari terbit dan cahaya muncul. Jika perintah tersebut dituruti oleh si
penjudi dia akan mendapatkan kebahagiaan. Bermain judi tidak hanya dilarang
oleh Veda tetapi juga perbuatan dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar