PARLEMEN
s>y" s.a' me paih ye c s>ya"
s.asd" --
sabhyaá
sabhàý me pàhi ye ca sabhyàá sabhàsadah.
(Atharvaveda: 19.55.5)
Tuhan
Yang Maha Bijaksana dalam pemerintahan (sabhya), karena itu lindungilah
(pàhi) parlemen (sabhà) kami (me) dan juga (ca)
para anggota parlemen (sabhàsadaá) yang baik dan jujur untuk selalu
menjaga kebenaran dan juga keadilan dalam berkat-Mu. Oh Tuhan yang selalu
dipuja oleh para hamba-Mu
’Tuhan
Mahabijaksana dalam pemerintahan, oleh karena itu, lindungilah dewan dan para
anggota dewan yang baik dan jujur dan dengan perlindungan-Mu menjaga kebenaran
dan keadilan. Oh Tuhan, Engkau dipuja para pemuja-Mu.
Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang
menjelaskan tentang konsep pemerintahan sebuah negara. Pertama-tama dalam Atharvaveda
dan kemudian juga dalam Yajurveda disebutkan kedudukan raja/pemimpin
dalam pemerintahan.
Dijelaskan, satu orang saja tidak bisa disebut
raja/pemimpin dalam sebuah negara, karena menurut Veda, tiga parlemen (sabhà)
baru bisa dikatakan raja/pemimpin yang sebenarnya.
Pertama yaitu àryaràjyasabhà,
atau peraturan-peraturan internal maupun eksternal tentang negara dan tugas
pemerintahan yang perlu dilaksanakan melalui àryaràjyasabhà.
Yang kedua
adalah àryavidyàsabhà. Melalui parlemen ini diupayakan bagaimana
pengetahuan dan pendidikan bisa berkembang, agar semua berusaha menjadi manusia
sejati.
Setelah itu yang ketiga adalah àryadharma-sabhà, agar para
anggota selalu melindungi dharma, sehingga adharma tidak bisa
muncul dalam kerajaan, "trìnì ràjànà vidathe" (Ågveda-3-2-1), berarti bahwa dalam konsep Veda
seorang pemimpin bukan hanya satu orang tetapi yang benar adalah tiga sabha
yang memimpin negara.
Itu dimaksudkan untuk menghindari supaya sese-orang tidak
menjadi pemimpin selama-lamanya sehingga tidak bisa melakukan tindakan yang
tidak sesuai dengan dharma. Jadi jelas dalam konsep Veda tiga sabha
itulah yang akan memutuskan rencana untuk negara.
Raja sebagai pemimpin
hanyalah sebagai pelaksana apakah rencana tersebut terwujud atau tidak. Untuk
itu raja atau pemimpin selalu memohon kepada Tuhan dirinya diberikan kekuatan
oleh Tuhan untuk bisa melindungi hak-hak rakyat dan selalu siap melaksanakan
tugas kenegaraan.
Raja sebagai seorang pemimpin bukan saja minta agar dia
diberi kekuatan, tetapi juga harus selalu mohon kepada Tuhan supaya para
anggota parlemen yang mempercayai beliau selalu dalam perlindungan Tuhan.
Satu
hal perlu dijelaskan di sini, bahwa dalam mantra tersebut terdapat kata-kata
siapa saja yang boleh menjadi anggota parlemen. Ada dua persyaratan, yaitu
pertama, seorang yang berkelakuan baik dalam masyarakat, dan kedua adalah
orang yang mampu menjaga kebenaran dan keadilan.
Seorang anggota parlemen yang selalu berpegang pada kebenaran
barulah dia bisa menjadi anggota parlemen yang baik. Dalam akhir mantra
tersebut, dikatakan bagaimana hal yang demikian akan terwujud.
Untuk itu,
seorang raja atau pemimpin mohon supaya Tuhan sebagai pelindung dunia selalu
memberikan budi yang baik kepada dirinya agar selalu mengikuti perintah-Nya,
dan selalu menjaga kebenaran dan keadilan dalam negara sehingga raja dapat
memerintah dalam kedamaian.
Mantra tersebut diturunkan oleh Tuhan supaya para
raja atau pemimpin bisa memahami artinya dan selalu mengucapkan mantra
tersebut mulai memutuskan rencana apa pun bersama perlemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar