PERBEDAAN AGAMA-AGAMA
jn' ib.[t¢ bhu/a ivvacs' nana /maR,' p*iqv¢ yqOksm( -
shñ'
/ara d–iv,Sy me duha' /–uvev /enurnpSf¦rNt¢ --
Janaý bibhratì bahudhà vivàcasaý nànà dharmàóaý påthivì
yathaukasam,
Sahasraý dhàrà dravióasya me
duhàý dhruveva dhenur anapasphurantì.
(Atharvaveda: 12.1.45)
Beberapa
pengucapan bahasa (bahudhà vivàcasam) dan penganut agama yang
berbeda-beda (nànà dharmàóam) sesuai dengan keinginan mereka untuk
tinggal bersama (yathaukasam). Seluruh umat manusia (janam) oleh
ibu pertiwi ditampungnya (bibhratì) dengan penuh kestabilan (dhruva)
tanpa banyak bergerak (anapasphurantì). Seperti sapi (dhenu iva) yang
memberikan susunya, demikian juga Ibu Pertiwi memberikan kebahagiaan berlimpah
ruah (sahasram dhàrà).
’Beberapa
pengucapan bahasa yang berbeda-beda dan peme-luk agama yang berbeda-beda pula
dan sesuai dengan kei-nginan, mereka tinggal bersama di bumi pertiwi ini, yang
penuh dengan keseimbangan tanpa banyak bergerak seperti seekor sapi yang selalu
memberikan susunya kepada manusia, demikian juga Ibu Pertiwi yang selalu
memberikan kebahagiaan melimpah kepada semua umat manusia’.
Dalam sejarah manusia pertama-tama ada sebuah mantra yang
membicarakan tentang hak manusia untuk menggunakan banyak bahasa, dan juga hak
menganut agama yang berbeda-beda untuk tinggal di bumi ini. Dengan tegas mantra
tersebut mengatakan bahwa manusia yang hidup dalam lingkungan masyarakat
pluralistik, dapat tinggal dalam suatu keharmonisan. Jadi, di sini perlu
dipahami bagaimana konsep Veda tentang agama-agama yang lainnya.
Di sini bukan hanya satu agama saja yang dijayakan, tetapi
semua agama dipandang sebagai kebenaran. Semuanya berhak hidup di dunia ini.
Mantra tersebut sangat cocok digunakan pada zaman ini. Sekarang banyak negara
mempunyai masalah-masalah dan konflik karena perbedaan agama dan perbedaan
bahasa.
Pandangan Veda sangat jelas, yaitu mengetahui semua agama dan
aneka bahasa sesuai dengan keinginan manusia. Kata demokrasi yang sering
disebut-sebut pada awalnya datang dari pemikiran Timur yaitu dari Veda
sendiri. Di situ hak-hak setiap manusia sangat diperhatikan agar semua bisa
hidup makmur dan damai.
Alangkah baiknya bila kedamaian dan keharmonisan dapat
diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari-hari, dengan kesadaran bahwa semua
manusia adalah sama dan mereka berhak hidup di bumi ini sesuai dengan
kepercayaan masing-masing.
Ide-ide yang sangat universal perlu dimasukkan dalam
pikiran manusia supaya suatu saat manusia menjadi sadar bahwa sebenarnya kita
semua adalah sama, dan karena kegelapanlah kita lupa memahaminya. Dalam
puisinya, Tagore
mengatakan "All countries are my home"
yang berarti seluruh negara adalah rumahku.
Di bagian terakhir mantra tersebut dimohonkan kepada Ibu
Pertiwi agar memberikan karunianya supaya seluruh umat manusia dapat hidup
bahagia dan makmur sentosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar