MAHÀ PURUÛA
n*c=so AinimzNto AhR,a b*hÖevaso Am*tTvmanxu" -
Jyot¢rqa
Aihmaya Anagso idvo vZmaR,' vste SvStye --
Nåcakûaso
animiûanto arhaóà båhad devàso amåtatvamànaúuá,
Jyotìrathà ahimàyà anàgaso divo varûmàóaý vasate
svastaye.
(Ågveda: 10.63.4)
Mata
mereka (orang baik) yang selalu ditujukan untuk menolong orang lain (nåcakûaso)
tanpa pernah menutup matanya yang ingin (arhaóà) adalah maha bijaksana (båhad
devàûo); orang tersebut akan mokûa (amåtatvamànasuá).
Orang-orang tersebut, yang berjalan di jalan yang benar (cahaya; jyotirathà),
mengikuti jalan tanpa kekerasan (ahimàyà), tanpa mempunyai keinginan
atau bebas dari pàpà (anàgaso), siap untuk menolong dunia (svastaye),
akan tinggal lebih tinggi dari Dyuloka (divo varûmàóaý) yaitu mokûa.
"Perhatian mereka (orang baik) selalu ditujukan untuk
meno-long orang lain tanpa pernah kehilangan perhatian sedetik-pun. Orang Maha
Bijaksana tersebut akan mencapai mokûa.
Orang-orang tersebut selalu ada pada
jalan yang benar, hidup tanpa kekerasan, tanpa punya keinginan atau bebas dari pàpà,
selalu siap menolong dunia, dan mereka akan tinggal lebih tinggi dari Dyuloka
atau mokûa."
Dalam mantra yang berasal dari Ågveda tersebut,
dibicarakan orang-orang besar yang lahir hanya untuk kebahagiaan orang lain,
yang selalu ingin supaya semua manusia makmur dan tiada satu pun menderita.
Untuk itu mereka memilih jalan yang benar, yaitu ingin menolong setiap orang
yang berada dalam kesulitan.
Contohnya banyak terdapat di setiap negara di
dunia. Banyak orang besar yang meninggalkan kenikmatan duniawi dan kesenangan
diri lalu terjun ke lapangan dharma. Dengan tekad yang baik mereka
lahir, menempuh jalan yang benar dan kemudian meninggal dunia.
Untuk membuktikan kebenaran mantra tersebut dijelaskan
tentang orang yang selalu ingin menolong orang lain tanpa melihat ras, agama,
dan kasta. Kata nåcakûasaá berarti mereka hanya mempunyai satu tujuan
yaitu menolong orang lain. Di sini kata animiûanta berarti tanpa menutup
mata, sehingga mereka terus mencari orang yang kesulitan, lalu siap membantu
orang tersebut.
Dalam mantra tersebut dikatakan, orang baik tersebut perlu
dihormati. Dengan mendapatkan kehormatan dalam masyarakat, mereka menjadi
pembanding bagi orang lain yang hanya hidup untuk diri sendiri dan dunianya
sebatas rumah, keluarga, dan tidak ingin mengulurkan tangan untuk menolong
orang-orang dalam kesulitan.
Dalam mantra tersebut ditekankan supaya kita
berusaha mengikuti orang-orang besar yang seluruh hidupnya dikorbankan demi
kebahagiaan orang lain. Dengan social work (kerja sosial), orang-orang besar sudah memilih jalan yang
benar yang selalu menang: satyameva jàyate.
Kata ahimàyà terdapat dalam mantra tersebut yang
berarti orang tersebut tersebut telah memilih jalan ahiýsà, tanpa
kekerasan. Ahiýsà berarti tidak melakukan hiýsà (kekerasan) dalam
tindakan, ucapan, dan pikiran. Mereka yang telah membersihkan diri dengan tidak
menyakiti orang lain dalam tindakan, ucapan, dan pikiran, menjadi murni.
Dengan
kata anàgasaá, dimaksudkan bahwa orang-orang besar seperti itu telah
lepas dari segala dosa/pàpa, sudah menjadi bersih seperti perbuatan, kelakuan,
dan pikiran mereka yang selalu ingin menolong orang lain dan tidak mementingkan
diri sendiri.
Mereka lebih mementingkan orang lain. Untuk itu, dalam mantra
tersebut dikatakan bahwa orang-orang baik seperti itu akan mendapatkan mokûa.
Dengan demikian mantra tersebut mengajarkan supaya kita mengikuti kehidupan
mereka dan supaya kita belajar dari kehidupan mereka. Sebagai contoh, Swàmì
Vivekànanda mengatakan, "My whole life will inspire mankind". Hidupnya akan memberikan inspirasi kepada seluruh umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar