KARMA YANG UTAMA
Aa no .d–a ¹tvo yNtu ivëto AdB/aso Apr¢tas £iÙd"
-
deva no yqa sdimÜ*/e Asn{p[ayuvo ri=taro idveidve --
À
no bhadrà kratavo yantu viúvato adabdhàso aparìtàsa udbhidaá,
Devà no yathà sadamidvådhe asannapràyuvo rakûitàro
divedive.
(Yajurveda: 25.14)
Karma
yang
utama/baik (bhadrà) di mana pun juga tidak akan pernah menerima hujatan
(adabdhàsaá) dan kami mohon hasil dari karma tersebut tidak menjadi
terbalik (aparitàsa), kami mohon karma yang muncul dari budi
(udbhidaá). Karma/budi (kratavaá) yang demikian kita mohon
mendapatkannya (nahayantu) dan kami mohon para sarjana (devàá)
selalu (sada) membantu untuk kemajuan (vådhe) pada kami, demikian
juga agar mereka selalu melindungi (rakûitàraá) setiap hari
(dive-dive) tanpa rasa malas (asannapràyuvaá).
’Oh
Tuhan. Semoga datang karma yang baik, bebas dari hujatan-hujatan dan
hasil karma yang muncul dari budi tidak sebaliknya. Karma yang
timbul dari budi kita selalu akan mendapatkannya. Semoga para sarjana membantu
untuk kemajuan kami, dan setiap hari melindungi kami tanpa rasa malas’.
Mantra tersebut berasal dari Yajurveda yang begitu
penting untuk diterapkan di zaman sekarang. Sekarang manusia sepertinya
kehilangan viveka (pengetahuan), mereka sulit membedakan mana karma yang
baik yang perlu dilakukan dan mana karma yang tidak baik yang tidak
perlu dilakukan.
Untuk itu dalam mantra tersebut dijelaskan dengan kata "adabdhàsa"
yang berarti kita harus melakukan karma yang bebas dari hujatan, karena
setiap tindakan dalam hidup ini akan menjadi perhatian orang lain, dan usahakan
juga kita tidak menjadi sasaran negatif orang lain.
Kata yang kedua "aparìtàsa"
menekankan bahwa tindakan yang dilakukan supaya tidak mengha-silkan yang
terbalik (maksudnya karma kita yang baik tidak akan menghasilkan karma
yang baik). Hal ini berarti semua tindakan kita tidak boleh merugikan orang
lain. Kata yang ketiga yaitu "udbhida". Maksudnya, karma (tindakan)
yang baik tersebut supaya tercetus atau timbul dari budi luhur kita. Apa pun
tindakan kita harus sesuai dengan dharma.
Di sini Veda jelas
mengajarkan kepada manusia, jika ingin bahagia dan damai, perlu memahami mantra
tersebut supaya tindakan dan kelakuan kita tidak menjadi sasaran negatif orang
lain dan tidak ada karma baik kita yang mendapatkan hasil yang terbalik,
serta semua tindakan tersebut langsung datang dari hati (budi) kita.
Pada zaman ini banyak orang yang tidak memahami konsep karma,
karena kurang memahami bagaimana seseorang hidup di dunia ini dengan mengikuti
ajaran Veda. Jika seseorang melakukan karma (tindakan) yang tidak
baik, dia akan dihujat atau diserang oleh orang lain serta hidupnya tidak akan
aman.
Seperti pada zaman sekarang banyak orang melakukan karma (tindakan)
tanpa memperdulikan hati nurani atau budinya, sehingga apa yang terjadi
memunculkan masalah bagi diirinya dan bagi orang lain. Perlu diusahakan supaya vàcika,
kàyika dan mànasika betul-betul muncul dari budi kita sehingga bisa
memberikan ketenangan bagi kita sendiri dan bagi orang lain, dan tujuan
kedamaian yang kita cita-citakan akan terwujud dalam masyarakat.
Untuk itu
dimohon kepada Tuhan supaya kita dikaruniai dengan terlahirnya tokoh-tokoh yang
betul-betul bisa menjadi contoh bagi seluruh dunia yang selalu melakukan karma
sesuai dengan budi dan dihormati di mana-mana. Untuk itu juga dimohon supaya
para sarjana yang pintar atau orang-orang besar agar selalu melindungi dan
mengawasi kita, supaya kita bisa menjadi seperti mereka.
Dalam mantra tersebut dimohon kepada Tuhan Yang
Mahabijak-sana agar memberikan kita lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang
yang tahan uji dan orang-orang yang menjadi contoh bagi seluruh dunia dengan
tindakan mereka yang sangat berguna dan bijaksana dalam masyarakat karena apa
pun yang mereka lakukan selalu datang dari budi yang luhur.
Hal yang demikian
juga kita ingin-kan supaya ke mana pun kita pergi selalu akan mendapatkan
kehormatan, Dengan perilaku dan tindakan, kita mengundang semua orang menjadi
sahabat kita. Sarjana diharapkan selalu memberikan nasihat, agar seandainya
kita melupakan jalan yang baik supaya kembali menuju jalan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar