Navagraha
Selama ribuan tahun orang-orang di
seluruh dunia telah mempercayai akan pengaruh planet-planet pada kehidupan dan
sejarah umat manusia. Secara logika, penciptaan planet-planet mengawali adanya
mahluk hidup.
Karena itu, beberapa jenis penyebab dan akibat yang terkait harus
ada di antara keduanya ini. Inilah yang tampaknya merupakan dasar terhadap
kepercayaan ini.
Navagraha
atau
sembilan planet adalah sebagai berikit:
- Ravi atau Sùrya (matahari),
- Soma atau Candra (bulan),
- Maògala, Kuja atau Aògàraka (Mars),
- Budha (Mercuri),
- Båhaspati atau Guru (Jupiter),
- Úukra (Venus),
- Úani (Saturnus),
- Ràhu dan
- Ketu.
Úani,
Ràhu
dan Ketu dianggap tidak baik bahkan secara
positif jahat dan bertanggung jawab terhadap penyakit anak-anak; sehingga
mereka perlu ditenangkan.
Sembilan planet secara bervariasi
dijumpai pada setiap kuil Úaiva
di
India Selatan. Pada kebanyakan kuil di India Utara mereka digambarkan pada
ambang pintu, untuk melindungi kuil dan semua mereka yang memasukinya.
Mereka juga dapat ditempatkan pada Maóðapa (bangunan kecil) terpisah atau setidak-tidaknya suatu anjungan dimana patung kesembilan Graha ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga tak ada dua patung saling berhadapan muka. Kadang-kadang dinyatakan bahwa patung planet-planet itu disusun dalam kuil dalam aturan dimana mereka berada dalam lingkaran zodiak pada saat pembangunan kuil.
Mereka juga dapat ditempatkan pada Maóðapa (bangunan kecil) terpisah atau setidak-tidaknya suatu anjungan dimana patung kesembilan Graha ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga tak ada dua patung saling berhadapan muka. Kadang-kadang dinyatakan bahwa patung planet-planet itu disusun dalam kuil dalam aturan dimana mereka berada dalam lingkaran zodiak pada saat pembangunan kuil.
Patung Sùrya harus selalu ditempatkan pada pusat
planet-planet menghadap ke timur, dengan Graha
lain
mengelilinginya, masing-masing pada arah tertentu. Dia memiliki dua lengan yang
masing-masing memegang kembang padma. Keretanya memiliki satu roda. ditarik
oleh tujuh ekor kuda dan Aruóa
(dewatà
fajar) sebagai saisnya.
Soma
atau
Candra hanya memiliki satu wajah dan dua
lengan tetapi tanpa badan. Dia tampak memegang teratai putih pada kedua
tangannya. Dia mengendarai kereta yang memiliki dua atau tiga roda, yang
ditarik oleh sepuluh ekor kuda.
Maògala
atau
Kuja memiliki empat lengan, yang membawa
senjata gada dan lembing pada dua tangannya, serta memper-lihatkan Varada dan Abhaya Mudrà
pada
dua tangan lainnya. Dia mengendarai seekor kambing.
Budha
juga
memiliki empat lengan. tiga diantaranya membawa senjata pedang, tameng dan
gada; sedang tangan satunya dalam sikap Varada
Mudrà.
Dia mengendarai seekor singa atau kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda.
Båhaspati, sebagai Guru
ditampilkan memegang sebuah buku dan tasbih pada kedua tangannya. Keretanya
keemasan dan ditarik oleh delapan ekor kuda.
Úukra
juga
duduk pada kereta keemasan yang ditarik oleh delapan ekor kuda atau pada kereta
keperak-perakan yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dia memiliki dua lengan
yang memegang sebuah Nidhi
(harta
benda) dan sebuah buku. Kadang-kadang ia tampak dengan empat buah lengan dengan
memegang tongkat, tasbih dan mangkuk air, sedang tangan keempat memperagakan Varada Mudrà.
Úani
mengendarai
kereta besi yang ditarik delapan ekor kuda. Dia lebih sering tampak mengendarai
seekor burung nazar (hering). Seekor kerbau juga merupakan tunggangannya. Dia
memegang anak-anak panah, busur dan lembing pada ketiga tangannya, sedang
tangan satunya dalam sikap Varada
Mudrà.
Ràhu
biasanya
digambarkan hanya memiliki satu wajah dan Ketu dilukiskan seperti ekor ular. Namun, karya ikonografis
melukiskannya secara berbeda-beda.
Ràhu
mungkin
tampak mengendarai seekor singa hitam atau duduk pada Siýhàsana (tahta) atau pada sebuah kereta perak
yang ditarik oleh delapan ekor kuda. Dia dapat memiliki dua buah lengan, yang
kanan membawa selimut wool dan sebuah buku, yang kiri terlihat kosong. Bila
empat lengan yang terlihat, mereka dapat membawa pedang, tameng dan tom,bak,
sedang yang keempat melakukan Varada
Mudrà.
Ketu
memiliki
wajah buruk dan menunggangi sekor burung hering. Pada kedua tangannya ia
memperlihatkan sebatang gada dan Varadamudrà atau Abhayamudrà.
Semua Graha memiliki mahkota dan anting-anting.
Delapan graha yang
mengelilingi matahari selalu menghadapnya.
Planet-planet kadang-kadang dilukiskan
sebagai memiliki kaitan dengan penjelmaan Wiûóu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar