Minggu, 17 Juni 2012

Indra


Tak diragukan lagi bahwa Indra merupakan dewatà utama dalam ÅgWeda. Hampir seperempat dari sloka pujiannya dipersembahkan dalam rangka memujanya. Indra merupakan dewatà yang paling penting di langit. Dipersenjatai dengan halilintar (wajràyudha) dan mengendarai kereta yang kecepatannya menyamai pikiran, dia berkelana kemana-mana. 


Keberaniannya mempesonakan dan kegagah beraniannya itu sangat banyak. Dia membantai raksasa Wåtra dan melepaskan air yang disandera olehnya. Dia menjepit sayap gunung-gunung perkasa dan menjadikannya jinak. Dia menemukan sapi-sapi dari para dewa yang telah diculik oleh para raksasa. Dia menyenangi minuman Soma. Sebagai panglima perang, dia menjadi lambang kekuasaan kerajaan; sehingga para satria memujanya sebelum berangkat ke medan perang.

Indra seringkali disamakan sebagai Tuhan Tertinggi. Kasih sayang dan welas asihnya terhadap para bhakta-Nya telah disanjung. Para sarjana berpendapat bahwa Indra hanya sekedar menyatakan fenomena hujan alami yang terlepas dari awan gelap sebagai akibat dari bombardemen dari kilat dan halilintar.” Prestise Indra secara bertahap merosot dan ia dialihkan pada kedudukan kedua oleh kitab-kitab Puràóa, namun masih tetap pada kedudukannya sebagai raja para dewa.

Dalam beberapa pahatan di kuil-kuil, Indra dilukiskan dalam wujud manusia dengan empat lengan, yang mengendarai gajah surgawi, Airàwata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar