SUDÀMA
Semasa kecilnya, Kåûóa memiliki seorang teman bràhmaóa yang
bernama Sudàma. Keduanya belajar pada guru yang sama dan menjadi teman yang
akrab. Sekarang Kåûóa berada di Dwàraka dan Sudàma adalah seorang bràhmaóa yang
miskin. Ia dan istrinya tidak memiliki sandang pangan dan papan yang layak.
Bahkan untuk mencari makan pun mereka kesusahan.
Suatu hari Sudàma berbincang-bincang dengan istrinya yang kemudian
berkata “Kåûóa adalah temanmu. Ia sangat kaya. Mengapa kau tidak pergi
kepadanya dan minta bantuan? Aku yakin ia tidak akan menolak permintaanmu.”
“Mengapa tidak ?” pikir Sudàma. “Setidaknya aku akan mendapat
kesempatan untuk bertemu dengannya setelah sekian lama tidak berjumpa. Tapi apa
yang harus aku gunakan sebagai hadiah ?”
Pasangan Bràhmaóa ini begitu miskin hingga tidak memiliki uang
untuk membeli hadiah yang bisa mereka usahakan hanyalah dua genggam beras yang
telah digoreng tanpa minyak. Hadiah ini dibungkusnya dengan sepotong kain lalu
pergi ke Dwàraka.
Sudàma kemudian bertemu dengan Kåûóa yang menyambutnya dengan
hangat seperti ia lakukan sewaktu masih bersahabat. Mereka lalu mengulang
nostalgia masa lalu mereka.
Kåûóa kemudian berkata, “Sudàma, hadiah apa yang akan kau berikan
padaku ?”
Sudàma menjadi sangat malu pada dua genggam nasi kering yang
disimpan di balik kainnya. Namun Kåûóa merogoh lipatan kainnya dan memakan nasi
kering itu dengan lahapnya.
Malam itu, Sudàma tinggal di istana Kåûóa dan ia merasa seperti berada
di surga, karena mendapat makan dan busana yang mewah. Namun ia merasa ragu dan
berat hati untuk meminta sesuatu pada Kåûóa. Keesokan harinya ia, kemudian
kembali ke rumahnya.
Akan tetapi, Kåûóa adalah Wiûóu yang Mahatahu yang mengetahui
apapun yang diinginkan oleh Sudàma, meskipun ia tidak mengatakannya. Ketika
Sudàma sampai rumahnya, ia melihat sebuah kuil yang indah yang di sekelilingnya
adalah telaga yang indah. Disana juga ada banyak pelayan laki dan perempuan.
Sudàma menggosok-gosokkan mata seolah tidak percaya pada apa yang dilihatnya.
“Benarkah semua ini ?” pikirnya. Kemudian keluarlah istrinya yang memakai
pakaian yang mewah.
Istrinya kemudian menceritakan bagaimana Kåûóa menciptakan semua
itu. Dan mereka pun hidup dengan bahagia dan memuja Kåûóa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar