Resi atau Åûi (bahasa Sanskerta: ¨iz; åûi) adalah seorang suci atau penyair yang mendapat wahyu dalam agama Hindu. Dalam pengertian klasik artinya ialah 'seorang suci dari masa Weda kepada siapa himne-himne Weda pada awalnya diwahyukan'. Himne-himne atau nyanyian ini biasanya juga diberi nama sang Resi yang bersangkutan.
Etimologi
Secara
tradisional kata "resi" diperkirakan diambil dari akar åû atau
rû yang pada hakekatnya adalah dua kata kerja dalam tatabahasa Sanskerta.
Semua ahli bahasa tradisional bahasa Sanskerta menderivasikan arti kata ini
dari akar kedua yang artinya adalah "pergi" atau "bergerak".
Sementara itu V.S. Apte juga memberikan arti ini. Lalu ahli bahasa Sanskerta
ternama Monier-Williams juga
memberikan arti yang sama dengan beberapa catatan.
Beberapa
bentuk lain akar ini artinya adalah 'mengalir, mendekat dengan mengalir', yang
nampaknya mirip dengan arti perama. Arti kedua ialah 'mendorong' dan 'membunuh'
yang tidak ada hubungannya dengan resi. Semua arti dan turunan kata ini yang
dikutip di atas terdapat dalam Kamus Sanskerta-Inggris karangan
Monier-Williams. Monier-Williams mengutip Tārānātha yang menyusun kamus terbesar
Sanskerta-Sanskerta berjudulkan Vàcaspatyam: åûati jñànena saýsàra-pàram (artinya: seseorang yang
sampai di batas dunia fana berkat pengetahuan spiritual).Monier-Williams juga
menduga bahwa akar kata dṛṣ atau drsh
("melihat") kemungkinan membuat munculnya sebuah akar mubazir åû atau rish
yang artinya adalah "melihat", meski tidak ada tatabahasawan
Sanskerta termasuk Pānini yang
mendukung pendapat semacam ini.
Tradisi Weda
Dalam
kitab Weda, kata ini
merujuk kepada penyanyi himne-himne suci, seorang penyair atau seorang bijak
yang mendapat wahyu, atau siapapun yang secara sendiri atau dengan orang lain
bisa memanggil Dewa dengan namasmarana atau penyanyian lagu suci. Terutama nama
ini merujuk kepada para pencipta himne-himne Ågweda.
Generasi
kemudian menganggap para Resi sebagai patriark pandai atau orang suci dan
mereka menduduki posisi yang sama dalam sejarah India seperti pahlawan dan patriark
di negara-negara lain. Mereka termasuk makhluk berkategori khusus dalam sistem
mistik awal, dan berbeda dari kaum Asuta, Dewa dan orang biasa. Struktur
patriarkalnya bisa terlihat dalam nama-nama gotra saga-saga Weda. Namun pada
periode yang lebih kemudian, ada dua jenis Saptarsi (Saptaresi atau Tujuh
Resi).
Resi dalam budaya Indonesia
Kamus Jawa Kuna - Indonesia susunan P.J.
Zoetmulder (1995: pada entri åûi) memberikan arti tambahan dari kata "Resi" ini.
Selain pengertian tradisional seperti ditulis di atas ini, Zoetmulder juga
memberikan artinya dalam konteks Nusantara. Di Jawa dahulu kala, menurutnya
kata "Resi" berarti:
"kelompok orang-orang religi
("pendeta") yg khas, berbeda dengan kependetaan śīwa dan
Buddha, barangkali lebih asli dan kurang terpengaruh India."
Biasanya kaum
resi disebut bersama dengan śaiwa boddha. Namun tidak
jelas apakah kata ini harus dibaca lepas atau tidak.
All about Hindu, Catur Veda, Rigveda, Yajurveda, Samaveda, Atharvaveda, Darsana, Bhagawad Gita, Mahabharata, Ramayana, Teologi, Purana, Itihasa, Resi, Doa-doa, Wayang, Tempat Suci, Tirthayatra, termasuk Lontar
BalasHapusRead more: http://serbaserbihindu.blogspot.com/2012/05/resi-orang-suci-atau-penyair-penerima.html#ixzz2hDQ0BvVr