MAKANAN YANG SÀTTVIKA
¤j| vhNt¢rm*t' `*t' py" kIla lMpirñutm( -
Sv/a Sq
tpRyt me pit*n( --
Ùrjaý
vahantìramåtaý ghåtaý payaá kìlà lamparisrutam,
Svadhà stha tarpayata me pitån.
(Yajurveda: 2.34)
Para
pitara yang ingin mokûa (svadhà stha pitån) puaslah (tarpayata)
dengan makanan yang manis (amåtam) mentega (ghåtam) susu dari
sapi (payah) buah-buahan matang dari air (kilàlam pariúrutam)
karena semua itu memiliki gizi dan energi.
’Wahai
semua manusia yang berkeinginan mendapatkan mokûa, puaslah engkau dengan
memakan makanan yang manis seperti mentega, susu sapi, buah-buahan yang matang,
dan air, oleh karena semuanya itu mengandung gizi yang baik’.
Selain menyelidiki Tuhan, àtma dan tujuan kehidupan
manusia, para åûi juga menyelidiki tentang makanan, termasuk apa yang
perlu dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan. Para åûi percaya bahwa
melalui makanan yang sàttvika kita menyucikan satva dan penyucian satva
ini akan menyebabkan daya ingat kita menjadi berkembang. Dengan makan makanan
yang mengandung berdosa seseorang akan cepat meninggal dunia (alasyàdanndosacca
mrtyur pipràñji-ghàýsati) (Manu).
Dalam Veda kita disarankan makan makanan yang sàttvika.
Makanan yang sàttvika meliputi nasi, sayur-sayuran, mentega, susu dan
yang tumbuh dari alam. Makanan yang sàttvika akan membantu mengendalikan
pikiran dan mendekatkan diri dengan Tuhan.
Jika seseorang sudah menjadi sàttvika,
dia tidak ingin binatang-binatang dibunuh untuk dimakan karena pada waktu itu
akan muncul pikiran bahwa seluruh mahluk yang ada hidup bersama dengan bahagia.
Jika kita membunuh binatang maka live and let live akan hilang. Oleh kare-na itu terdapat banyak mantra dalam Veda
yang mengatakan mà hiýsin paúùn pàhi
(Yajurveda: 1-1). Jangan membunuh binatang-binatang, tetapi lindungilah
mereka.
Untuk mengetahui pendapat Veda tentang sàttvika
dikatakan anàgohatyà
vai bhìmà kåtye mà no gàmaúvaý puruûam vadhìá,.. - Atharvaveda: 10-1-29. Membunuh mahluk yang tidak
bersalah ada-lah dosa, untuk itu dalam mantra tersebut dikatakan, "wahai
hiýsà, jangan kamu membunuh sapi, kuda dan manusia di mana pun kamu (hiýsà)
bersembunyi kami akan mengeluarkanmu."
Demikian juga dalam Ågveda:
10-46-5, dikatakan bahwa seseorang vànaprastha yang tinggal di hutan
diharapkan tidak dapat gangguan dari binatang-binatang karena dia makan
buah-buahan dan sayur-sayuran. Di sini jelas seorang vànaprastha tidak punya
keinginan untuk membunuh binatang, karena binatang menjadi sahabatnya. Demikian
juga dalam Ågveda dikatakan, wahai petani berikanlah kami air yang
manis, susu, mangga yang matang (kûetrasya pate madhumanta mùrmi....) - Ågveda: 4.57.2).
Dengan demikian tidak ada satupun
contoh dalam seluruh Veda yang mengajarkan pembunuhan terhadap binatang
bagi kebahagiaan manusia, karena dalam mantra-mantra dalam Veda
dikatakan bahwa semua mahluk yang ada di dunia hidup bersama dengan bahagia
tanpa gangguan siapa pun.
Dalam Mànava Dharmaúàstra makanan tamasa,
yaitu daging dan minuman keras bukanlah makanan untuk manusia. Yakûarakûaá
piúàcànnaý madyam màýsam suràsavam
(Manu). Demikian juga dalam Upaniûad dikatakan sebenarnya apa pun yang
tumbuh dari alam adalah makanan bagi manusia, seperti buah-buahan, beras,
gandum dan lain-lain.
Ågveda: 10-146-6, mengatakan bahwa melalui
pertanian manusia mendapatkan makanan (...bahvannàmakåûìvalàm). Dalam Ràmàyaóa, Ayodhyà Kàóða: 30,Ràma mengatakan
bahwa, "Saya tinggal di sini dengan makanan berupa buah-buahan di
tempat Guharja". Dalam Mahàbhàrat disebutkan: "Pada zaman kali
yuga nanti manusia akan tinggal di negara-negara di mana terdapat makanan
dari tumbuh-tumbuhan, yaitu gandum, beras, buah-buahan dan lain-lain: ye
yavànna janapada." (Mahàbhàrata; Vanaparva 190).
Dengan demikian, jelas jika seseorang ingin mencari
kebahagiaan dan ingin mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih baik manjadi sàttvika
karena makanan-makanan seperti daging dan lain-lain bersifat tamasa dan
bagi orang tamasa sulit mendekatkan diri kepada-Nya. Karena itu Veda,
Upaniûad, Ràmàyaóa, Mahàbhàrata dan seluruh buku suci menyatakan
bahwa dibandingkan dengan seorang yang makan makanan tamas, seorang sàttvika
akan lebih cepat mendapatkan mokûa, bebas dari segala penyakit dan
hidupnya juga akan panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar