AVATÀRA
p[japitérit g/eR_ANtrjaymano bhu/a ivjayte -
tSyyoin'
pirpXyiNt /¢raStiSmnh tSqu.uRvnain ivëa --
Prajàpatiúcarati
garbhe 'antarajàyamàno bahudhà vijàyate,
Tasyayoniý paripaúyanti dhìràstasminha tasthur
bhuvanàni viúvà.
(Yajurveda: 31.19)
Tuhan
tidak pernah lahir (ajàyamànam) ayahnya seluruh manusia (prajàpati)
yang tinggal di dalam àtmanya manusia (garbhe antaúcarati) dan
dengan aneka jenis (bahudhà) menciptakan dunia (vijàyate). Para yogi
yang melaksanakan yoga (dhiràá) mengetahui (tasyayonim)
dan melihatnya (paripaúyanti) segala loka-loka (viúvà bhuvanàni)
tinggal di dalam Tuhan (tasthur).
Tuhan
tidak pernah terlahirkan. Ia merupakan Ayah alam semesta. Ia tinggal di dalam àtma-nya
manusia. Ia dengan berbagai macam cara menciptakan dunia ini. Para yogi
mengetahui dan melihatnya di semua loka. Namun semua loka tersebut berada di
dalam-Nya’.
Dalam mantra tersebut dibahas tentang konsep avatàra.
Ada pendapat yang datang terutama dari Puràóa, bahwa Tuhan memiliki avatàra,
yaitu Tuhan lahir ke dunia dengan wujud berbeda-beda untuk menyelamatkan umat
manusia.
Banyak orang salah pengertian dengan konsep avatàra
yang selalu dikaitkan dengan Tuhan. Avatàra berarti yang melindungi dan
membawa dari kegelapan menuju kesempurnaan. Konsep avatàra juga
berkaitan dengan dua jenis cara pandang terhadap Tuhan, yaitu saguóa dan
nirguóa. Para pengikut paham saguóa memperso-nifikasikan Tuhan
dengan suatu wujud atau mempunyai sifat-sifat tertentu. Sedangkan bagi para
pengikut paham nirguóa, Tuhan tidak mempu-nyai wujud dan jauh dari
segala jenis kebahagiaan dan kesedihan duniawi.
Dalam Veda, konsep avatàra tidak ada. Seperti
dalam mantra tersebut terdapat kata-kata "ajàyamano", atau
Tuhan tidak pernah lahir. Jadi, untuk sesuatu yang tidak pernah lahir, jelas
kematiannya pun tidak pernah ada. Hal itu juga dibahas dalam Yajurveda:
40.8, dengan mantra sa paryagàcchukramakayam.
Di sini terdapat kata 'Akayam' yang berarti 'tanpa badan'. Contoh
lain dalam Yajurveda: 22-3 adalah mantra na tasya pratima asti, yang
berarti Tuhan tidak memiliki wujud. Selain itu, ratusan mantra Veda membuktikan
bahwa Tuhan tidak pernah lahir dan tidak pernah mati. Dia itu kekal.
Avatàra sebenarnya
berkaitan dengan manusia yang lahir dan mati. Demikian pula, manusia sesuai
dengan karma-nya lahir sebagai avatàra dengan bentuk lain. Konsep
avatàra, walaupun dalam Puràóa dibenarkan tetapi dalam Veda
tidak. Sekarang tergantung kita, apakah menerima ajaran Veda atau Puràóa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar