Úrì Ugraseóa Warmmadewa, 915 – 942
Setelah
raja Úrì Keúari Warmmadewa wafat, yang menggantikannya menjadi raja
Bali ialah puteranya yang bergelar Úrì Ugraseóa Warmmadewa.
Tidak berbeda dengan ayahnya, beliau juga taat bhakti memuja Hyang Widhi, melaksanakan upacara yajña di pura-pura.
Tidak berbeda dengan ayahnya, beliau juga taat bhakti memuja Hyang Widhi, melaksanakan upacara yajña di pura-pura.
Úrì
Ugraseóa memerintah dengan bijaksana, sehingga pulau Bali aman dan
tenteram. Para pendeta Úiwa, Buddha, Åûi dan Mpu yang merupakan pemuka
agama yang datang dari Jawa dan India, semuanya sudah menyatu, karena
sama-sama memuja kebesaran Hyang Widhi dan para dewata, namun
disesuaikan dengan desa, kala, patra (tempat, waktu dan keadaan). Maka
itu disebut bhinneka tunggal ika, karena semua mereka menghendaki
terwujudnya masyarakat tata tentram kerta raharja sekala niskala.
Pada tahun 942 Úrì Ugraseóa wafat karena sudah lanjut usia, kemudian dimakamkan di Airmadatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar